KabarMakkah.Com – Tidak semua amal baik bisa menjadi baik di hadapan Allah. Kebanyakan amal tersebut hanya terlihat baik di luarnya saja, sedangkan bagian hati terdalamnya bisa saja buruk.
Dalam berbuat baik, seseorang haruslah memiliki dua pondasi dasar sehingga apa yang dilakukan bisa berakhir dengan baik pula. Dua hal tersebut adalah niat dan keikhlasan.
Contoh nyata yang bisa dilihat adalah ketika seseorang yang memberikan bersedekah kepada orang lain, kita tidak tahu niat apakah yang ada dalam dirinya atau motif apa yang mendasarinya?
Inilah yang menjadi pemberat suatu amal dimana tak semua orang bisa benar-benar memiliki niat tulus yang disertai dengan keikhlasan karena Allah Ta’ala dalam berbuat baik.
Di dalam Al Quran, Allah telah mengecam perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia karena bertolak belakang dengan hatinya. Ada pula yang dikecam karena amal baiknya tidak berpengaruh kepada kehidupannya di dunia.
1. Berbuat Baik Karena Ingin Dipuji
Contoh orang yang ingin dipuji dalam kebaikannya ada dalam Al Quran surat Al Maun.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya.” (QS Al Maun 4-7)
2. Berbuat Baik Namun Diakhiri Dengan Keburukan
Contoh nyatanya adalah seperti sedekah yang diakhiri dengan menyebut-nyebut sedekahnya tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS Al Baqarah 264)
3. Berbuat Baik Yang Dilakukan Dengan Cara Salah
Perbuatan baik ini adalah seperti melakukan jihad berperang karena Allah namun dilakukan pada bulan haram yaitu beberapa bulan yang diharamkan oleh Allah untuk saling berperang di dalamnya. Perbuatan lainnya seperti merubah-rubah aturan Allah dengan seenaknya meski terlihat baik di hadapan manusia.
“Sesungguhnya mengundur-ngundur bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-ngundur itu. Mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kepada orang-orang yang kafir.” (QS At Taubah 37)
4. Berbuat Salah Namun Merasa Benar Dan Baik
Orang yang semacam ini telah Allah kecam bahwa perbuatan yang dilakukannya hanya berujung sia-sia.
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al Kahf 104)
Jadi meski amalan tersebut baik ataupun dianggap baik, namun sesungguhnya Allah mengecamnya karena tidak sesuai dengan aturan yang telah Allah buat.
Wallahu A’lam
Dalam berbuat baik, seseorang haruslah memiliki dua pondasi dasar sehingga apa yang dilakukan bisa berakhir dengan baik pula. Dua hal tersebut adalah niat dan keikhlasan.
Contoh nyata yang bisa dilihat adalah ketika seseorang yang memberikan bersedekah kepada orang lain, kita tidak tahu niat apakah yang ada dalam dirinya atau motif apa yang mendasarinya?
Inilah yang menjadi pemberat suatu amal dimana tak semua orang bisa benar-benar memiliki niat tulus yang disertai dengan keikhlasan karena Allah Ta’ala dalam berbuat baik.
Di dalam Al Quran, Allah telah mengecam perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia karena bertolak belakang dengan hatinya. Ada pula yang dikecam karena amal baiknya tidak berpengaruh kepada kehidupannya di dunia.
1. Berbuat Baik Karena Ingin Dipuji
Contoh orang yang ingin dipuji dalam kebaikannya ada dalam Al Quran surat Al Maun.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya.” (QS Al Maun 4-7)
2. Berbuat Baik Namun Diakhiri Dengan Keburukan
Contoh nyatanya adalah seperti sedekah yang diakhiri dengan menyebut-nyebut sedekahnya tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS Al Baqarah 264)
3. Berbuat Baik Yang Dilakukan Dengan Cara Salah
Perbuatan baik ini adalah seperti melakukan jihad berperang karena Allah namun dilakukan pada bulan haram yaitu beberapa bulan yang diharamkan oleh Allah untuk saling berperang di dalamnya. Perbuatan lainnya seperti merubah-rubah aturan Allah dengan seenaknya meski terlihat baik di hadapan manusia.
“Sesungguhnya mengundur-ngundur bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-ngundur itu. Mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kepada orang-orang yang kafir.” (QS At Taubah 37)
4. Berbuat Salah Namun Merasa Benar Dan Baik
Orang yang semacam ini telah Allah kecam bahwa perbuatan yang dilakukannya hanya berujung sia-sia.
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al Kahf 104)
Jadi meski amalan tersebut baik ataupun dianggap baik, namun sesungguhnya Allah mengecamnya karena tidak sesuai dengan aturan yang telah Allah buat.
Wallahu A’lam