KabarMakkah.Com – Mantan Polisi militer bernama Terry Colin Holdbrooks Jr menemukan sebuah keajaiban di penjara daerah Teluk Guantanamo Kuba. Dalam kisahnya, Holdbrooks menyebutkan bahwa setelah resmi bergabung dengan kemiliteran Amerika, dirinya kemudian ditugaskan ke penjara khusus teroris sebagai penjaga tahanan.
Ternyata mayoritas tahanan yang ada di sana adalah muslim dan sebelum berangkat ke penjara tersebut, Holdbrooks berkali-kali mendapatkan pesan dan pelatihan dari para instrukturnya. Pesan tersebut antara lain perkataan bahwa penghuni penjara itu adalah teroris, pembunuh orang Amerika, pembenci demokrasi dan termasuk dalam jaringan Taliban.
Tak hanya pesan itu saja yang didapat Holdbrooks, namun juga pesan tentang peringatan akan kejadian Wall Trade Centre bulan september silam. Mereka mengatakan bahwa orang Islam-lah pelakunya.
Seperti yang dilansir Saudi Gazette, setelah Holdbrooks melihat keadaan disana, ia pun mulai bertanya-tanya. Pasalnya kondisi para napi jauh dari kata brutal. Mereka terlihat tetap beribadah meskipun selalu disiksa.
Terlebih lagi mereka masih tetap menebarkan senyum dan tutur kata yang lembut. Sementara para tentara Amerika terus melakukan kekejaman kepada para tahanan, sehingga makin besarlah pertanyaan dalam benak Holdbrooks.
“Mengapa mereka begitu rajin beribadah? Bagaimana bisa mereka memiliki kedamaian dalam beribadah di kondisi tersebut? Mengapa saya tidak memiliki kebahagiaan tersebut?”
Akhirnya ia pun berani bertanya kepada para tahanan dan jawaban mereka sama bahwa semua yang terjadi adalah ujian dari Allah atas keimanan mereka. Mereka pun percaya bahwa semua itu dapat dilalui atas kehendakNya.
Semenjak itu, Holdbrooks semakin memperdalam ajaran Islam dari para tahanan dan salah satu yang menjadi guru spiritualnya adalah Ahmed Errachidi. Pengetahuan yang dimiliki Ahmed mengantarkan Holdbrooks bisa membaca Al Quran dan menghentikan kebiasaan merokok maupun minum alkohol.
Tepat tanggal 29 Desember 2003, keajaiban itu datang. Ia akhirnya melafalkan syahadat di luar kamar tahanan Errachidi. Namun di tahun 2004 entah sebab apa, Holdbrooks mendapat pemberhentian secara terhormat dari kepolisian militer.
Tanpa pekerjaan membuat Holdbrooks mengalami depresi. Akan tetapi dengan cahaya Islam, ia pun bangkit dan bisa melanjutkan kehidupannya. Dan hingga saat ini, ia aktif sebagai penasehat HAM serta berdakwah ke setiap masjid yang ada di Amerika.
Ternyata mayoritas tahanan yang ada di sana adalah muslim dan sebelum berangkat ke penjara tersebut, Holdbrooks berkali-kali mendapatkan pesan dan pelatihan dari para instrukturnya. Pesan tersebut antara lain perkataan bahwa penghuni penjara itu adalah teroris, pembunuh orang Amerika, pembenci demokrasi dan termasuk dalam jaringan Taliban.
Tak hanya pesan itu saja yang didapat Holdbrooks, namun juga pesan tentang peringatan akan kejadian Wall Trade Centre bulan september silam. Mereka mengatakan bahwa orang Islam-lah pelakunya.
Seperti yang dilansir Saudi Gazette, setelah Holdbrooks melihat keadaan disana, ia pun mulai bertanya-tanya. Pasalnya kondisi para napi jauh dari kata brutal. Mereka terlihat tetap beribadah meskipun selalu disiksa.
Terlebih lagi mereka masih tetap menebarkan senyum dan tutur kata yang lembut. Sementara para tentara Amerika terus melakukan kekejaman kepada para tahanan, sehingga makin besarlah pertanyaan dalam benak Holdbrooks.
“Mengapa mereka begitu rajin beribadah? Bagaimana bisa mereka memiliki kedamaian dalam beribadah di kondisi tersebut? Mengapa saya tidak memiliki kebahagiaan tersebut?”
Akhirnya ia pun berani bertanya kepada para tahanan dan jawaban mereka sama bahwa semua yang terjadi adalah ujian dari Allah atas keimanan mereka. Mereka pun percaya bahwa semua itu dapat dilalui atas kehendakNya.
Semenjak itu, Holdbrooks semakin memperdalam ajaran Islam dari para tahanan dan salah satu yang menjadi guru spiritualnya adalah Ahmed Errachidi. Pengetahuan yang dimiliki Ahmed mengantarkan Holdbrooks bisa membaca Al Quran dan menghentikan kebiasaan merokok maupun minum alkohol.
Tepat tanggal 29 Desember 2003, keajaiban itu datang. Ia akhirnya melafalkan syahadat di luar kamar tahanan Errachidi. Namun di tahun 2004 entah sebab apa, Holdbrooks mendapat pemberhentian secara terhormat dari kepolisian militer.
Tanpa pekerjaan membuat Holdbrooks mengalami depresi. Akan tetapi dengan cahaya Islam, ia pun bangkit dan bisa melanjutkan kehidupannya. Dan hingga saat ini, ia aktif sebagai penasehat HAM serta berdakwah ke setiap masjid yang ada di Amerika.