KabarMakkah.Com – Dua orang pemuda yaitu Nathim Caircross (28 tahun) dan Ahmad Haron (25 tahun) rela mengayuh sepeda untuk bisa sampai ke Arab Saudi. Awal perjalanan dari Afrika Selatan membuat mereka harus melewati berbagai daerah seperti Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi , Turki , Yordania dan masih banyak lagi.
Setiap harinya mereka harus mengayuh pedal sejauh 80-100 km. Sebuah usaha yang cukup melelahkan. Namun dengan cara ini mereka bisa merasakan bagaimana kerasnya ibadah haji.
Caircross merupakan seorang perencana kota dan keduanya berkuliah di hukum Islam di sebuah universitas. Selain bersepeda, Caircross juga hobi berselancar angin. Sementara Haron memiliki hobi kickboxing dan mendaki gunung.
Ketika perjalanan mereka telah sampai di perbatasan Arab, sebuah kebahagiaan menyeruak. Pasalnya ini adalah ibadah haji mereka yang pertama. Menurut Caircross, ia dan Haron bisa saja menggunakan pesawat untuk menuju Mekkah, namun mereka lebih memilih menggunakan sepeda karena bersepeda merupakan kegiatan yang mereka sukai.
Ketika senja tiba, mereka akan mencari masjid ataupun memasang tenda untuk beristirahat. Dan selepas subuh mereka kembali melakukan perjalanan lagi. Dalam perjalanan, mereka menemui banyak orang-orang yang ramah dan menyambut mereka dengan suka cita. Bahkan beberapa orang yang mereka temui mengaku kagum atas perjuangan yang dilakukan Caircross dan Haron.
Dalam hal makanan, mereka mendapatkan tawaran makanan dari berbagai masyarakat. Bahkan saat perbekalan mulai minim, banyak bantuan yang berdatangan kepada mereka berdua. Saat sampai di perbatasan Arab, keduanya disambut baik oleh petugas keamanan karena melihat perjuangan mereka yang naik turun gunung.
Untuk bisa sampai ke Arab Saudi, mereka harus melewati sembilan negara selama sembilan bulan. Mereka pun telah banyak mengganti ban dan memperbaiki rantai. Meski bahasa menjadi kendala yang utama, namun bukan menjadi halangan mereka untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Setelah selesai berhaji, rencananya mereka pun akan pulang melalui Afrika Barat.
Subhaanallah, bagaimana perjuangan untuk bisa berhaji telah mereka rasakan dan tentunya menjadi motivasi bagi kita semua bahwa apa yang tidak mungkin menurut kita, sebenarnya sangat mungkin bagi Allah.
Setiap harinya mereka harus mengayuh pedal sejauh 80-100 km. Sebuah usaha yang cukup melelahkan. Namun dengan cara ini mereka bisa merasakan bagaimana kerasnya ibadah haji.
Caircross merupakan seorang perencana kota dan keduanya berkuliah di hukum Islam di sebuah universitas. Selain bersepeda, Caircross juga hobi berselancar angin. Sementara Haron memiliki hobi kickboxing dan mendaki gunung.
Ketika perjalanan mereka telah sampai di perbatasan Arab, sebuah kebahagiaan menyeruak. Pasalnya ini adalah ibadah haji mereka yang pertama. Menurut Caircross, ia dan Haron bisa saja menggunakan pesawat untuk menuju Mekkah, namun mereka lebih memilih menggunakan sepeda karena bersepeda merupakan kegiatan yang mereka sukai.
Ketika senja tiba, mereka akan mencari masjid ataupun memasang tenda untuk beristirahat. Dan selepas subuh mereka kembali melakukan perjalanan lagi. Dalam perjalanan, mereka menemui banyak orang-orang yang ramah dan menyambut mereka dengan suka cita. Bahkan beberapa orang yang mereka temui mengaku kagum atas perjuangan yang dilakukan Caircross dan Haron.
Dalam hal makanan, mereka mendapatkan tawaran makanan dari berbagai masyarakat. Bahkan saat perbekalan mulai minim, banyak bantuan yang berdatangan kepada mereka berdua. Saat sampai di perbatasan Arab, keduanya disambut baik oleh petugas keamanan karena melihat perjuangan mereka yang naik turun gunung.
Untuk bisa sampai ke Arab Saudi, mereka harus melewati sembilan negara selama sembilan bulan. Mereka pun telah banyak mengganti ban dan memperbaiki rantai. Meski bahasa menjadi kendala yang utama, namun bukan menjadi halangan mereka untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Setelah selesai berhaji, rencananya mereka pun akan pulang melalui Afrika Barat.
Subhaanallah, bagaimana perjuangan untuk bisa berhaji telah mereka rasakan dan tentunya menjadi motivasi bagi kita semua bahwa apa yang tidak mungkin menurut kita, sebenarnya sangat mungkin bagi Allah.