KabarMakkah.Com – “Jadilah wanita yang lembut pada suami” satu kalimat yang kiranya telah banyak dilupakan oleh mayoritas saudariku muslimah yang kini menyandang status sebagai seorang istri. Ia justru berlaku sebaliknya. Ia tidak sadar bahwa perilakunya akan membuahkan dosa dan akan menggiring rumah tangganya pada gerbang kehancuran.
Istri di zaman sekarang justru memiliki sifat berlaku lembut di luar rumah. Bicaranya sopan dan suaranya mendayu-dayu saat berbicara dengan lelaki lain yang bukan mahramnya. Walau pun ia tidak bermaksud apa-apa, namun kelembutannya bisa menggoda hasrat kelelaki-lakian orang yang diajaknya bicara.
Ingatlah bahwa kebanyakan lelaki -terutama yang di dalam hatinya tidak terselip keimanan- jika ia telah tertarik dengan satu daya tarik perempuan, maka ia akan berusaha mengejarnya. Ia tidak akan peduli dengan status kita yang nyatanya merupakan istri orang.
Di sinilah benih perselingkuhan akan timbul. Perselingkuhan yang awalnya mungkin tidak pernah terbesit di benak kita, namun karena lelaki bukan mahram tadi mengerahkan segala pesona dan siasatnya maka perselingkuhan itu akhirnya tidak bisa Anda tolak.
Maka tidak salah jika Al Qur’an melarang seorang wanita berbicara lembut dengan lelaki yang bukan mahram. Tunjukanlah segala kelembutan dan sikap manis hanya kepada suami semata. Pelankanlah nada bicara, pilihlah kata-kata yang hangat dengan sedikit merajuk dan sikap manja. Hal ini dijamin akan menambah keharmonisan dalam rumah tangga.
Sedangkan kata-kata dengan nada tinggi ditambah perlakuan kasar, akan berbuah petaka bagi kita sendiri. Simpati dan kasih sayang suami akan hilang dalam hitungan detik. Bahkan hasrat untuk bercinta pun akan pupus sama sekali. Selanjutnya pertengkaran demi pertengkaran akan mewarnai rumah tangga yang dibangun.
Sungguh Allah SWT telah berfirman:
“Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS Al Isra: 53)
Ini mencakup bahwa janganlah mengatakan kata-kata kasar, kata-kata hujatan, gunjingan dan khurafat yang jauh dari kebenaran. Ingatlah bahwa komunikasi yang baik adalah kunci keharmonisan keluarga. Dan bagi seorang istri, berkata dan berperilaku lembutlah pada suami, niscaya suami pun akan memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan pula.
Ilustrasi - Dwibcc.org |
Istri di zaman sekarang justru memiliki sifat berlaku lembut di luar rumah. Bicaranya sopan dan suaranya mendayu-dayu saat berbicara dengan lelaki lain yang bukan mahramnya. Walau pun ia tidak bermaksud apa-apa, namun kelembutannya bisa menggoda hasrat kelelaki-lakian orang yang diajaknya bicara.
Ingatlah bahwa kebanyakan lelaki -terutama yang di dalam hatinya tidak terselip keimanan- jika ia telah tertarik dengan satu daya tarik perempuan, maka ia akan berusaha mengejarnya. Ia tidak akan peduli dengan status kita yang nyatanya merupakan istri orang.
Di sinilah benih perselingkuhan akan timbul. Perselingkuhan yang awalnya mungkin tidak pernah terbesit di benak kita, namun karena lelaki bukan mahram tadi mengerahkan segala pesona dan siasatnya maka perselingkuhan itu akhirnya tidak bisa Anda tolak.
Maka tidak salah jika Al Qur’an melarang seorang wanita berbicara lembut dengan lelaki yang bukan mahram. Tunjukanlah segala kelembutan dan sikap manis hanya kepada suami semata. Pelankanlah nada bicara, pilihlah kata-kata yang hangat dengan sedikit merajuk dan sikap manja. Hal ini dijamin akan menambah keharmonisan dalam rumah tangga.
Sedangkan kata-kata dengan nada tinggi ditambah perlakuan kasar, akan berbuah petaka bagi kita sendiri. Simpati dan kasih sayang suami akan hilang dalam hitungan detik. Bahkan hasrat untuk bercinta pun akan pupus sama sekali. Selanjutnya pertengkaran demi pertengkaran akan mewarnai rumah tangga yang dibangun.
Sungguh Allah SWT telah berfirman:
“Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS Al Isra: 53)
Ini mencakup bahwa janganlah mengatakan kata-kata kasar, kata-kata hujatan, gunjingan dan khurafat yang jauh dari kebenaran. Ingatlah bahwa komunikasi yang baik adalah kunci keharmonisan keluarga. Dan bagi seorang istri, berkata dan berperilaku lembutlah pada suami, niscaya suami pun akan memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan pula.