Ledakan Bom di Sarinah telah menyisakan luka yang mendalam dan menimbulkan trauma bagi publik. Namun betapa menyesatkannya media pertelevisian yang ada di Indonesia.
Setengah jam sebelum ledakan, saya lewat Sarinah, lalu terdengarlah selentingan berita bahwa ada aksi terorisme disitu. Breaking News Media TV mendapatkan panggungnya untuk unjuk gigi, unjuk hebat dan reportase langsung.
Melihat TV untuk mencari berita akurat malah hasilnya jelas. Namun malah tambah puyeng dan bingung. TV One dengan lantang menyebut pelaku bom Sarinah adalah ISIS. Sedangkan Metro TV, Kompas TV dan Berita Satu (yang juga saya tonton) lain fokusnya, mereka mereportase suasana pengepungan dan jumlah korban jiwa dari polisi, sipil dan dugaan pelaku.
Saya berikan apresiasi pada TV yang mengambarkan keadaan ataupun situasi di lapangan. Namun saya heran dengan reportase yang segera menyimpulkan sebuah kelompok yang melakukan teror.
Padahal Polisi dan kepala BNPT masih mendalami siapa kelompok pembuat teror ini. Saya kira memang TV-TV ini nggak kunjung pinter, reportase bodoh dan membodohi penonton. Sampai-sampai berusaha menampilkan lelaki berbaju putih, yang dikira teroris, padahal polisi. Bahkan beberapa media mainstream juga ikut memberitakan tentang lelaki baju putih yang diduga teroris tersebut.
Ampuunnn… Jaman gini masih ada reportase yang sok pinter dan hanya berdasarkan dugaan. Anda akan geleng-geleng kepala kalau mengikuti wawancara di studio yang menghadirkan beberapa sumber, pertanyaanya nggak mutu, sampai-sampai sumbernya bingung menjawabnya.
Dan Herannya lagi, Breaking news kok jam 11 siang sampai jam 5 sore. Mending kalau insert-insert, tapi ini teruuus…tanpa putus.*
M Ghani/Hidayatullah.com
Setengah jam sebelum ledakan, saya lewat Sarinah, lalu terdengarlah selentingan berita bahwa ada aksi terorisme disitu. Breaking News Media TV mendapatkan panggungnya untuk unjuk gigi, unjuk hebat dan reportase langsung.
Melihat TV untuk mencari berita akurat malah hasilnya jelas. Namun malah tambah puyeng dan bingung. TV One dengan lantang menyebut pelaku bom Sarinah adalah ISIS. Sedangkan Metro TV, Kompas TV dan Berita Satu (yang juga saya tonton) lain fokusnya, mereka mereportase suasana pengepungan dan jumlah korban jiwa dari polisi, sipil dan dugaan pelaku.
Saya berikan apresiasi pada TV yang mengambarkan keadaan ataupun situasi di lapangan. Namun saya heran dengan reportase yang segera menyimpulkan sebuah kelompok yang melakukan teror.
Padahal Polisi dan kepala BNPT masih mendalami siapa kelompok pembuat teror ini. Saya kira memang TV-TV ini nggak kunjung pinter, reportase bodoh dan membodohi penonton. Sampai-sampai berusaha menampilkan lelaki berbaju putih, yang dikira teroris, padahal polisi. Bahkan beberapa media mainstream juga ikut memberitakan tentang lelaki baju putih yang diduga teroris tersebut.
Ampuunnn… Jaman gini masih ada reportase yang sok pinter dan hanya berdasarkan dugaan. Anda akan geleng-geleng kepala kalau mengikuti wawancara di studio yang menghadirkan beberapa sumber, pertanyaanya nggak mutu, sampai-sampai sumbernya bingung menjawabnya.
Dan Herannya lagi, Breaking news kok jam 11 siang sampai jam 5 sore. Mending kalau insert-insert, tapi ini teruuus…tanpa putus.*
M Ghani/Hidayatullah.com