Karena menghina dan menuduh adik ulama terkenal Jawa Tengah (Jateng) sebagai teroris, seorang bule warga negara Australia yang bernama Erik Dewanto yang ngontrak di Jalan Bromo Nomor 39, Kota Semarang, Jawa Tengah ini akhirnya diamankan pihak Polrestabes Semarang.
Pasalnya, Erik mengolok-olok dan menuduh Habib Thohir Husin Bin Ali Yahya dan istrinya yang bercadar sebagai seorang teroris. Thohir sendiri adalah adik kandung ulama kondang asal Pekalongan Habib Lutfi Bin Ali Yahya.
Menurut keterangan saksi, Adzanta Bilhaq (47) warga Pleburan Tengah Semarang, Kejadian itu terjadi sekitar Pukul 18.00 WIB usai sholat maghrib, Ketika itu ia bersama istri, serta Habib Thohir dan juga istrinya ingin berbelanja rokok filter di salah satu stand di Gelael, namun tiba-tiba mereka dihampiri Bule WNA bercelana pendek dengan membawa kresek putih.
"Tiba-tiba kami didatengi bule, dia bilang pakai bahasa Inggris dengan nada teriak, jangan belanja di sini, ini bukan tempat Muslim, banyak babi," kata Adzanta di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (19/12/2015).
Tingkah aneh bule tersebut sempat membuat gaduh pengunjung Mall, Adu mulut pun terjadi, Bahkan Erik membentak ke mereka berempat bahwa di Gelael Mall itu banyak makanan yang mengandung babi. Sehingga tidak pantas, Orang muslim seperti mereka belanja di Mall tersebut.
"Banyak babi teriak dia. Kita nggak beli babi, wong kita kesini mau beli rokok kata saya. Eh dia malah ngusir kita dari Mall tersebut sambil ngomong dengan kasar, keluar! get out, get out. Lalu tangan dia menuding ke arah muka habib, sama istrinya Rifah yang kebetulan menggunakan hijab (cadar). Dia bilang Teroris. Padahal kalau muslimah memakai jilbab bercadar itu kan sudah biasa dimana-mana ada," jelasnya.
Karena jengkel mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Erik, Adzanta akhirnya langsung membentak bule tersebut dalam bahasa Inggris jika dia telah melakukan penghinaan dan penistaan terhadap agama.
"Saya ngomong, jika dia sudah hina agama. Eh.. Malah dia mengaku beragama Islam. Pertama ngaku namanya Muhammad. Saya tidak percaya karena waktu itu dia sambil nenteng bir di tangannya," terangnya.
Mendengar jawaban dan tingkah Erik, Adzanta semakin jengkel dan langsung berinisiatif untuk memanggil manajer Gelael untuk melaporkan kejadian pelecehan tersebut ke pihak kepolisian. Tahu akan dilaporkan polisi Erik sempat mau kabur namun dicegah oleh Adzanta.
"Saya pegangin bajunya. Dia sempat jalan dan bilang, 'Terserah mau belanja apa ngebom'," tegasnya.
Tanpa menunggu lama, petugas piket Reskrim dan SPKT Polrestabes Semarang yang datang langsung mencokok Erik untuk diamankan di Mapolrestabes Semarang.
Anggota Polrestabes Semarang yang mendapatkan laporan tersebut langsung tiba di temoat kejadian perkara dan membawa mereka ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang. Saat dimintai keterangan, WNA tersebut mengaku tidak membawa identitas dan sulit dimintai keterangan.
Setelah beberapa lama, ada temannya datang dan memberitahukan kalau WNA tersebut atas nama Erik Dewanto (60) dan tinggal di daerah Bromo, Semarang. Erik hanya menjawab sepenggal-sepenggal pertanyaan petugas SPKT, ia juga sempat keluar sebentar dari ruangan dan mengucapkan selamat Natal.
"Merry Christmas, Merry Christmas," katanya kemudian kembali ke ruangan.
Laporan tersebut sudah tercatat di SPKT Mapolrestabes Semarang dengan nomor STTP/83/XII/2015/SPKT/RES TBS SMG. Hingga saat ini Erik masih diperiksa di Mapolrestabes Semarang.
Bule australia yang tuduh wanita bercadar teroris diinterogasi polisi / Merdeka.com |
Pasalnya, Erik mengolok-olok dan menuduh Habib Thohir Husin Bin Ali Yahya dan istrinya yang bercadar sebagai seorang teroris. Thohir sendiri adalah adik kandung ulama kondang asal Pekalongan Habib Lutfi Bin Ali Yahya.
Menurut keterangan saksi, Adzanta Bilhaq (47) warga Pleburan Tengah Semarang, Kejadian itu terjadi sekitar Pukul 18.00 WIB usai sholat maghrib, Ketika itu ia bersama istri, serta Habib Thohir dan juga istrinya ingin berbelanja rokok filter di salah satu stand di Gelael, namun tiba-tiba mereka dihampiri Bule WNA bercelana pendek dengan membawa kresek putih.
"Tiba-tiba kami didatengi bule, dia bilang pakai bahasa Inggris dengan nada teriak, jangan belanja di sini, ini bukan tempat Muslim, banyak babi," kata Adzanta di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (19/12/2015).
Tingkah aneh bule tersebut sempat membuat gaduh pengunjung Mall, Adu mulut pun terjadi, Bahkan Erik membentak ke mereka berempat bahwa di Gelael Mall itu banyak makanan yang mengandung babi. Sehingga tidak pantas, Orang muslim seperti mereka belanja di Mall tersebut.
"Banyak babi teriak dia. Kita nggak beli babi, wong kita kesini mau beli rokok kata saya. Eh dia malah ngusir kita dari Mall tersebut sambil ngomong dengan kasar, keluar! get out, get out. Lalu tangan dia menuding ke arah muka habib, sama istrinya Rifah yang kebetulan menggunakan hijab (cadar). Dia bilang Teroris. Padahal kalau muslimah memakai jilbab bercadar itu kan sudah biasa dimana-mana ada," jelasnya.
Karena jengkel mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Erik, Adzanta akhirnya langsung membentak bule tersebut dalam bahasa Inggris jika dia telah melakukan penghinaan dan penistaan terhadap agama.
"Saya ngomong, jika dia sudah hina agama. Eh.. Malah dia mengaku beragama Islam. Pertama ngaku namanya Muhammad. Saya tidak percaya karena waktu itu dia sambil nenteng bir di tangannya," terangnya.
Mendengar jawaban dan tingkah Erik, Adzanta semakin jengkel dan langsung berinisiatif untuk memanggil manajer Gelael untuk melaporkan kejadian pelecehan tersebut ke pihak kepolisian. Tahu akan dilaporkan polisi Erik sempat mau kabur namun dicegah oleh Adzanta.
"Saya pegangin bajunya. Dia sempat jalan dan bilang, 'Terserah mau belanja apa ngebom'," tegasnya.
Tanpa menunggu lama, petugas piket Reskrim dan SPKT Polrestabes Semarang yang datang langsung mencokok Erik untuk diamankan di Mapolrestabes Semarang.
Anggota Polrestabes Semarang yang mendapatkan laporan tersebut langsung tiba di temoat kejadian perkara dan membawa mereka ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang. Saat dimintai keterangan, WNA tersebut mengaku tidak membawa identitas dan sulit dimintai keterangan.
Setelah beberapa lama, ada temannya datang dan memberitahukan kalau WNA tersebut atas nama Erik Dewanto (60) dan tinggal di daerah Bromo, Semarang. Erik hanya menjawab sepenggal-sepenggal pertanyaan petugas SPKT, ia juga sempat keluar sebentar dari ruangan dan mengucapkan selamat Natal.
"Merry Christmas, Merry Christmas," katanya kemudian kembali ke ruangan.
Laporan tersebut sudah tercatat di SPKT Mapolrestabes Semarang dengan nomor STTP/83/XII/2015/SPKT/RES TBS SMG. Hingga saat ini Erik masih diperiksa di Mapolrestabes Semarang.