Setelah dikonfirmasi, 14 mahasiswa dari UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta membentah telah ikut merayakan Natal. Kunjungan mereka ke GKJ Margoyudan adalah untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kerukunan keagamaan.
Salah satu mahasiswa dalam rombongan itu, Muhammad Zulkarnain Aziz, mengaku kehadirannya dan 13 orang temannya di Gereja sama sekali tidak mengikuti kegiatan ibadah. "Menghadiri bukan berarti mengikuti ibadah, kedatangan kami untuk berdialog. kami ingin, kami ingin jadi agen perdamaian," kata Aziz, seperti dilansir dari Merdeka, Jumat (25/12).
Dia beserta 13 mahasiswa jurusan Studi Agama dan Fakultas Ushuluddin, menjelaskan alasan kenapa memilih gereja itu. Sebab, adanya akses untuk bisa melakukan penelitian di sana, dari Wahyu Nugroho yang merupakan dosen perbandingan teks dengan agama lain di kampusnya sekaligus pendeta di gereja itu.
"Kami kesana karena kami ada akses. Jadi saya tekankan sekali lagi kami murni untuk melakukan penelitian," jelasnya.
Pihaknya menyadari kedatangannya saat malam misa Natal menimbulkan kontroversi. Meski begitu, Aziz kembali menegaskan rombongannya hadir untuk penelitian, sehingga tahu bagaimana kondisi di sana serta aplikasi kegiatan agama tersebut.
Dia mengklaim, kedatangan para mahasiswa muslim itu juga mendapat sambutan hangat dari ribuan jemaat yang hadir. Kehangatan terlihat saat mereka diperkenalkan kepada para jemaat. Tepuk tangan riuh dari jemaat dan mereka lantas spontan berdiri. Pihaknya juga membantah ada rombongannya ikut berdoa dalam misa Natal itu.
Sekretaris umum GKJ Margoyudan, Winantyo Atmojo DJ menceritakan, kedatangan para mahasiswa Muslim itu mendapat sambutan hangat dari ribuan jemaat yang hadir. Kehangatan terlihat saat mereka diperkenalkan kepada para jemaat. Tepuk tangan riuh dari jemaat dan mereka lantas spontan berdiri.
"Pendeta kami, pak Wahyu Nugroho, memang sengaja memperkenalkan mereka pada para jemaat. Di tengah-tengah suasana peribadatan, mereka diperkenalkan. Kami semua berdiri dan memberikan tepuk tangan dan bersalaman," kata Winantyo.
Salah satu mahasiswa dalam rombongan itu, Muhammad Zulkarnain Aziz, mengaku kehadirannya dan 13 orang temannya di Gereja sama sekali tidak mengikuti kegiatan ibadah. "Menghadiri bukan berarti mengikuti ibadah, kedatangan kami untuk berdialog. kami ingin, kami ingin jadi agen perdamaian," kata Aziz, seperti dilansir dari Merdeka, Jumat (25/12).
Dia beserta 13 mahasiswa jurusan Studi Agama dan Fakultas Ushuluddin, menjelaskan alasan kenapa memilih gereja itu. Sebab, adanya akses untuk bisa melakukan penelitian di sana, dari Wahyu Nugroho yang merupakan dosen perbandingan teks dengan agama lain di kampusnya sekaligus pendeta di gereja itu.
"Kami kesana karena kami ada akses. Jadi saya tekankan sekali lagi kami murni untuk melakukan penelitian," jelasnya.
Pihaknya menyadari kedatangannya saat malam misa Natal menimbulkan kontroversi. Meski begitu, Aziz kembali menegaskan rombongannya hadir untuk penelitian, sehingga tahu bagaimana kondisi di sana serta aplikasi kegiatan agama tersebut.
Dia mengklaim, kedatangan para mahasiswa muslim itu juga mendapat sambutan hangat dari ribuan jemaat yang hadir. Kehangatan terlihat saat mereka diperkenalkan kepada para jemaat. Tepuk tangan riuh dari jemaat dan mereka lantas spontan berdiri. Pihaknya juga membantah ada rombongannya ikut berdoa dalam misa Natal itu.
Sekretaris umum GKJ Margoyudan, Winantyo Atmojo DJ menceritakan, kedatangan para mahasiswa Muslim itu mendapat sambutan hangat dari ribuan jemaat yang hadir. Kehangatan terlihat saat mereka diperkenalkan kepada para jemaat. Tepuk tangan riuh dari jemaat dan mereka lantas spontan berdiri.
"Pendeta kami, pak Wahyu Nugroho, memang sengaja memperkenalkan mereka pada para jemaat. Di tengah-tengah suasana peribadatan, mereka diperkenalkan. Kami semua berdiri dan memberikan tepuk tangan dan bersalaman," kata Winantyo.