Sahabatku, Apakah anda sedang dilanda kegalauan karena jodoh yang tak kunjung datang? Apalagi jika usia sudah matang, materi, fisik, dan kondisi mental pun sudah siap untuk menikah, namun kamu masih ‘galau’ mencari pasangan hidup.
Nah lho, tunggu apalagi? Segera, cepatan menikah. Eits, tapi jangan pacaran dulu sebelum nikah ya? Sebab, kita kan seorang muslim, jadi tidak boleh pacaran. Seperti dalam firman-Nya:
“Janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Terus kalau mau nikah tapi ga pacaran, lantas mau mengenal pasangan kita dari mana? Hal tersebut wajar, jika kita sangat berhati-hati dalam memilih pasangan hidup, apalagi mencari pasangan untuk menikah. Bukankah menikah hanya untuk satu kali seumur hidup?
Eits, jangan risau dan galau ya? Islam itu agama yang lengkap dan punya segala macam aturan untuk pemeluknya. Oleh karena itu, jika seorang muslim sudah siap menikah maka jangan ditunda-tunda, dan segera niatkan untuk menikah.
Sebelum menikah ada proses perkenalan yang harus dilakukan kamu untuk lebih dekat dengan calon pasanganmu nanti. Apa proses perkenalan itu sama dengan pacaran? Tentu tidak, sebab pacaran dalam islam hukumnya haram seperti firman Allah SWT di atas, maka yang harus kamu lakukan untuk proses perkenalan tersebut ialah dengan jalan ta’aruf-an.
JIKA kamu sudah siap untuk melakukan ta’aruf dengan seseorang yang kamu inginkan. Lantas, siapa saja yang menjadi perantara ta’aruf itu? Baca Bagian 1
1. Orangtua
Kalau ingat cerita Siti Nurbaya, pasti kita akan mengatakan, “Sekarang udah bukan zaman Siti Nurbaya lagi, Nyak,” ketika orangtua berusaha menjodohkan kita. Padahal, tidak banyak yang tahu, bahwa salah satu tugas orangtua, terutama kepada anak perempuan adalah mencarikan jodoh. Nah, jadi kenapa pula kita harus menolak ketika orangtua bermaksud menjodohkan kita dengan pilihan mereka? Mungkin di mata mereka, calon itu cocok untuk kita. Kenapa tidak dicoba dulu? Siapa tahu ternyata calon itu pun cocok dengan kita. Ya, kan?
Orangtua yang baik pasti tahu kalau mereka cuma bertugas mencarikan jodoh buat anaknya, tapi bukan memaksakan. Artinya, keputusan tetap ada di tangan anaknya. Kalau kamu sreg dengan perjodohan itu ya dilanjutkan, kalau tidak, ya tidak apa-apa. Orangtua yang baik juga pasti akan mencarikan jodoh yang baik buat anaknya, berbeda dengan cerita Siti Nurbaya.
Orangtua yang baik tidak akan mencarikan jodoh untuk anaknya hanya berdasarkan kekayaan, status sosial, keturunan, dan sebagainya. Orangtua yang baik justru akan mencarikan jodoh anaknya berdasarkan agama dan akhlaknya. Mereka tahu bahwa pernikahan akan menentukan hidup sang anak selanjutnya, apalagi anak perempuan. Rasulullah mewanti-wanti benar untuk para ayah untuk mencarikan jodoh untuk anaknya dengan melihat agamanya. Seperti dalam sabda Nabi SAW berikut ini:
2. Keluarga Dekat
Kedua, pihak yang bisa kamu jadikan perantara ta’aruf yakni keluarga dekat. Keluarga dekat bisa berupa kakak, adik, om, tante, dan sebagainya. Hubungan mereka yang dekat dengan kita juga membuat mereka mengetahui siapa kira-kira calon yang cocok untuk kita. Jangan merasa gengsi ketika kita dicarikan jodoh oleh adik atau kerabat dekat kita. Siapa tahu kerabat dekat kita memiliki teman yang cocok untuk kita. Kemudian, dia menjadi perantara ta’aruf antara kita dan temannya. Sebab, dia mengetahui benar bagaimana kita, dia juga mengetahui dengan baik bagaimana temannya. Gimana, kamu berminat kah?
3. Teman
Pihak ketiga, yang bisa kamu jadikan perantara ta’aruf ialah teman. Kenapa? Karena seringkali teman bisa menjadi perantara kita dalam mendapatkan jodoh. Misalnya, A (perempuan) punya teman B (perempuan) dan C (laki-laki). B dan C tidak saling mengenal, kemudian si A merasa bahwa B dan C cocok satu sama lain. Sebagai teman, A tentu mengenal karakter mereka berdua dengan baik. Kemudian, ketika tiba masanya B dan C mencari jodoh, A berinisiatif menjodohkan mereka. Dan, dipertemukanlah mereka berdua untuk ta’aruf. Jadi si A lah yang memfasilitasi ta’aruf B dengan C.
Nah, buat kamu yang punya teman baik hati yang mau mencarikanmu jodoh, jangan berpikir buruk dulu. Siapa tahu temanmu membawakan Mr or Mrs. Right yang sesuai dengan keinginan kamu. Sebab, teman yang baik, tidak akan mencelakakan temannya bukan?
4. Guru Mengaji
Dalam sebuah kelompok pengajian yang dekat, guru mengaji sering berperan sebagai mak comblang. Walaupun sebenarnya menjadi mak comblang bukan tugas mutlak seorang guru mengaji. Namun, kebanyakan dari mereka melakukan hal tersebut hanya di dorong niat untuk membantu, agar kita mendapatkan jodoh yang baik secara agama dan akhlaknya. Kamu mau kan? So, segera hubungi guru mengaji kamu!
5. Kontak Jodoh
Kalau kamu sudah mentok, tidak ada salahnya kamu melakukan perantara ta’aruf lewat kontak jodoh, atau biasa juga disebut Biro Jodoh, tentu harus kontak jodoh yang syar’i ya? Jangan sampai kamu ada niatan baik untuk menikah, tapi malah terjerumus ke dalam pacaran. Naudzubillah.
Pokoknya kamu cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kontak jodoh tersebut, baik dari brosur, iklan, pamflet, atau mendatangi kantornya untuk mendapatkan penerangan langsung. Lebih bagus lagi, kalau kamu juga mencari informasi mengenai pasangan yang telah berhasil menikah melalui kontak jodoh itu. Tanyakan langsung kepada para pasangan itu untuk mengetahui keakuratan kontak jodoh tersebut. Ingat, sebaiknya pilih kontak jodoh muslim, jangan yang umum. Sebab, di kontak jodoh muslim paling tidak ada kesamaan visi dan misi dalam mencari jodoh sehingga tidak asal dapat. Hati-hati juga terhadap penipuan, apalagi kalau kontak jodoh itu menerapkan tarif yang tinggi.
Bagaimana? Sekarang kamu sudah tahu siapa saja yang akan menjadi perantara ta’aruf bukan? Jadi, tunggu apalagi. Luruskan niat untuk menikah kemudian langsung action!
Referensi: Taaruf Proses Perjodohan Sesuai Syari Islam. Leyla Hana. PT Elex Media Komputindo
Nah lho, tunggu apalagi? Segera, cepatan menikah. Eits, tapi jangan pacaran dulu sebelum nikah ya? Sebab, kita kan seorang muslim, jadi tidak boleh pacaran. Seperti dalam firman-Nya:
“Janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Terus kalau mau nikah tapi ga pacaran, lantas mau mengenal pasangan kita dari mana? Hal tersebut wajar, jika kita sangat berhati-hati dalam memilih pasangan hidup, apalagi mencari pasangan untuk menikah. Bukankah menikah hanya untuk satu kali seumur hidup?
Eits, jangan risau dan galau ya? Islam itu agama yang lengkap dan punya segala macam aturan untuk pemeluknya. Oleh karena itu, jika seorang muslim sudah siap menikah maka jangan ditunda-tunda, dan segera niatkan untuk menikah.
Sebelum menikah ada proses perkenalan yang harus dilakukan kamu untuk lebih dekat dengan calon pasanganmu nanti. Apa proses perkenalan itu sama dengan pacaran? Tentu tidak, sebab pacaran dalam islam hukumnya haram seperti firman Allah SWT di atas, maka yang harus kamu lakukan untuk proses perkenalan tersebut ialah dengan jalan ta’aruf-an.
JIKA kamu sudah siap untuk melakukan ta’aruf dengan seseorang yang kamu inginkan. Lantas, siapa saja yang menjadi perantara ta’aruf itu? Baca Bagian 1
1. Orangtua
Kalau ingat cerita Siti Nurbaya, pasti kita akan mengatakan, “Sekarang udah bukan zaman Siti Nurbaya lagi, Nyak,” ketika orangtua berusaha menjodohkan kita. Padahal, tidak banyak yang tahu, bahwa salah satu tugas orangtua, terutama kepada anak perempuan adalah mencarikan jodoh. Nah, jadi kenapa pula kita harus menolak ketika orangtua bermaksud menjodohkan kita dengan pilihan mereka? Mungkin di mata mereka, calon itu cocok untuk kita. Kenapa tidak dicoba dulu? Siapa tahu ternyata calon itu pun cocok dengan kita. Ya, kan?
Orangtua yang baik pasti tahu kalau mereka cuma bertugas mencarikan jodoh buat anaknya, tapi bukan memaksakan. Artinya, keputusan tetap ada di tangan anaknya. Kalau kamu sreg dengan perjodohan itu ya dilanjutkan, kalau tidak, ya tidak apa-apa. Orangtua yang baik juga pasti akan mencarikan jodoh yang baik buat anaknya, berbeda dengan cerita Siti Nurbaya.
Orangtua yang baik tidak akan mencarikan jodoh untuk anaknya hanya berdasarkan kekayaan, status sosial, keturunan, dan sebagainya. Orangtua yang baik justru akan mencarikan jodoh anaknya berdasarkan agama dan akhlaknya. Mereka tahu bahwa pernikahan akan menentukan hidup sang anak selanjutnya, apalagi anak perempuan. Rasulullah mewanti-wanti benar untuk para ayah untuk mencarikan jodoh untuk anaknya dengan melihat agamanya. Seperti dalam sabda Nabi SAW berikut ini:
2. Keluarga Dekat
Kedua, pihak yang bisa kamu jadikan perantara ta’aruf yakni keluarga dekat. Keluarga dekat bisa berupa kakak, adik, om, tante, dan sebagainya. Hubungan mereka yang dekat dengan kita juga membuat mereka mengetahui siapa kira-kira calon yang cocok untuk kita. Jangan merasa gengsi ketika kita dicarikan jodoh oleh adik atau kerabat dekat kita. Siapa tahu kerabat dekat kita memiliki teman yang cocok untuk kita. Kemudian, dia menjadi perantara ta’aruf antara kita dan temannya. Sebab, dia mengetahui benar bagaimana kita, dia juga mengetahui dengan baik bagaimana temannya. Gimana, kamu berminat kah?
3. Teman
Pihak ketiga, yang bisa kamu jadikan perantara ta’aruf ialah teman. Kenapa? Karena seringkali teman bisa menjadi perantara kita dalam mendapatkan jodoh. Misalnya, A (perempuan) punya teman B (perempuan) dan C (laki-laki). B dan C tidak saling mengenal, kemudian si A merasa bahwa B dan C cocok satu sama lain. Sebagai teman, A tentu mengenal karakter mereka berdua dengan baik. Kemudian, ketika tiba masanya B dan C mencari jodoh, A berinisiatif menjodohkan mereka. Dan, dipertemukanlah mereka berdua untuk ta’aruf. Jadi si A lah yang memfasilitasi ta’aruf B dengan C.
Nah, buat kamu yang punya teman baik hati yang mau mencarikanmu jodoh, jangan berpikir buruk dulu. Siapa tahu temanmu membawakan Mr or Mrs. Right yang sesuai dengan keinginan kamu. Sebab, teman yang baik, tidak akan mencelakakan temannya bukan?
4. Guru Mengaji
Dalam sebuah kelompok pengajian yang dekat, guru mengaji sering berperan sebagai mak comblang. Walaupun sebenarnya menjadi mak comblang bukan tugas mutlak seorang guru mengaji. Namun, kebanyakan dari mereka melakukan hal tersebut hanya di dorong niat untuk membantu, agar kita mendapatkan jodoh yang baik secara agama dan akhlaknya. Kamu mau kan? So, segera hubungi guru mengaji kamu!
5. Kontak Jodoh
Kalau kamu sudah mentok, tidak ada salahnya kamu melakukan perantara ta’aruf lewat kontak jodoh, atau biasa juga disebut Biro Jodoh, tentu harus kontak jodoh yang syar’i ya? Jangan sampai kamu ada niatan baik untuk menikah, tapi malah terjerumus ke dalam pacaran. Naudzubillah.
Pokoknya kamu cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kontak jodoh tersebut, baik dari brosur, iklan, pamflet, atau mendatangi kantornya untuk mendapatkan penerangan langsung. Lebih bagus lagi, kalau kamu juga mencari informasi mengenai pasangan yang telah berhasil menikah melalui kontak jodoh itu. Tanyakan langsung kepada para pasangan itu untuk mengetahui keakuratan kontak jodoh tersebut. Ingat, sebaiknya pilih kontak jodoh muslim, jangan yang umum. Sebab, di kontak jodoh muslim paling tidak ada kesamaan visi dan misi dalam mencari jodoh sehingga tidak asal dapat. Hati-hati juga terhadap penipuan, apalagi kalau kontak jodoh itu menerapkan tarif yang tinggi.
Bagaimana? Sekarang kamu sudah tahu siapa saja yang akan menjadi perantara ta’aruf bukan? Jadi, tunggu apalagi. Luruskan niat untuk menikah kemudian langsung action!
Referensi: Taaruf Proses Perjodohan Sesuai Syari Islam. Leyla Hana. PT Elex Media Komputindo