KabarMakkah.Com - Bingung, resah dan gelisah melanda pikiran Anda. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Siang hari terasa sebagai aib, malam hari terasa sebagai siksaan. Sempat terpikir untuk kabur saja, namun itu pun bukan solusi bijak. Usut punya usut ternyata tumpukan hutang yang menjadi penyebabnya.
Jika Anda tengah mengalaminya, ingatlah pada Allah. Allah yang Maha Kaya dan Maha Pengasih tentu akan memberikan pertolonganNya. Mintalah pertolonganNya melalui do’a ini saat terlilit hutang.
Abu Said Al Khudri mengisahkan: “Suatu hari Rasulullah SAW masuk masjid, disana beliau menemukan ada seorang sahabat bernama Abu Umamah yang sedang duduk. Beliau bertanya: “Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat engkau sedang duduk di luar waktu salat?” Ia menjawab: “Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau berkata: “Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila engkau membacanya, maka Allah ta’ala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” ‘Tentu wahai Rasulullah’ Beliau bersabda: “jika kau berada di waktu pagi maupun sore bacalah do’a ini:
“Allohumma inni a’udzubika minal hammi wal hazani, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali”
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas, Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia)
Abu umamah berkata: “Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’ala berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud).
Besar pasak dari pada tiang. Itulah kondisi kebanyakan masyarakat kita. Penghasilan yang diperoleh dari jalan usaha kerja keras seharian tidak sebanding dengan bengkaknya pengeluaran yang harus ditutupi. Rupiah yang terkumpul hanya beberapa lembar saja, yang langsung habis hari itu juga untuk dibelikan berbagai kebutuhan.
Jika sudah demikian, berhutang dapat menjadi salah satu jalan untuk menyambung hidup. Berhutang bukan sesuatu yang dilarang dalam agama Islam. Boleh-boleh saja berhutang pada orang, asalkan kita berusaha sekuat tenaga sungguh-sungguh untuk melunasi hutang tersebut.
Jika pelunasan hutang ditangguhkan dari hari ke hari maka hutang yang enteng akan semakin berat bertumpuk. Akhirnya kita pun terlilit hutang yang tak kunjung bisa dibayar. Namun ada pula orang yang memang sudah bersungguh-sungguh untuk melunasi hutangnya, akan tetapi sempitnya rezeki yang diperoleh tetap membuatnya jatuh dalam belenggu lilitan hutang.
Apapun penyebab kita terjerumus dalam lilitan hutang, ada baiknya kita selalu ingat hadist riwayat Abu Daud di atas. Dari hadist tersebut kita dapat pahami bahwa do’a adalah salah satu solusi ketika dililit hutang. Mohonlah pertolongan Allah, Dzat yang maha berkuasa atas segala-galanya.
Ingat solusi hutang bukanlah kabur melarikan diri atau memutuskan untuk gantung diri.
Sadarkah wahai saudara muslimku, lari dari masalah justru membuat kita semakin terlibat masalah. Sedangkan jika kita mengakhiri hidup hanya karena tidak tahan menghadapi beban kehidupan menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak beriman akan hari pembalasan. Jangan dikira setelah mati, semua selesai begitu saja.
Ada kehidupan yang harus dihadapi setelah kematian. Kehidupan yang jika timbangan amal kebaikan lebih ringan dari timbangan amal kejelekan, akan menyebabkan kita merasakan penderitaan adzab yang sangat pedih. Derita hidup yang dulu terasa sulit, jika dibandingkan dengan derita kehidupan akhirat sungguh tidak ada apa-apanya. Maka kita pun akan menyesal mengapa dulu memilih mengakhiri hidup. Penyesalan yang tidak ada guna dan manfaatnya lagi, karena semua sudah terlambat.
Maka dari itu daripada berbuat yang macam-macam yang justru merugikan diri sendiri, lebih baik ingatlah Allah. Panggil namaNya dalam lantunan do’a. Allah yang Maha Penolong pasti menolong hamba-hambaNya. Namun kita sebagai hamba pun harus tahu diri dengan menunaikan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah: 186)
Allah itu Maha Dekat. Allah mengetahui keadaan hamba-hambaNya. Allah tahu keadaan hambaNya yang tengah mengalami kesulitan. Karenanya berdo’alah pada Dzat yang Maha Tahu tersebut, niscaya Dia akan mengabulkan permohonan itu. Namun tentunya laksanakanlah segala perintah Dzat yang kita butuhkan pertolongannya tersebut. Jangan jadi orang yang butuh akan pertolonganNya, namun amal perbuatan yang dilakukan penuh maksiat terhadapNya.
Satu hal yang harus diingat pula, bukan berarti setelah berdo’a kita berhenti berusaha. Ikhtiar mencari rezeki untuk membayar tumpukan hutang tersebut tetap diperlukan. Karena Allah SWT tidak akan mengubah kondisi suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha.
Jika Anda tengah mengalaminya, ingatlah pada Allah. Allah yang Maha Kaya dan Maha Pengasih tentu akan memberikan pertolonganNya. Mintalah pertolonganNya melalui do’a ini saat terlilit hutang.
Abu Said Al Khudri mengisahkan: “Suatu hari Rasulullah SAW masuk masjid, disana beliau menemukan ada seorang sahabat bernama Abu Umamah yang sedang duduk. Beliau bertanya: “Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat engkau sedang duduk di luar waktu salat?” Ia menjawab: “Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau berkata: “Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila engkau membacanya, maka Allah ta’ala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” ‘Tentu wahai Rasulullah’ Beliau bersabda: “jika kau berada di waktu pagi maupun sore bacalah do’a ini:
“Allohumma inni a’udzubika minal hammi wal hazani, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali”
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas, Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia)
Abu umamah berkata: “Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’ala berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud).
Besar pasak dari pada tiang. Itulah kondisi kebanyakan masyarakat kita. Penghasilan yang diperoleh dari jalan usaha kerja keras seharian tidak sebanding dengan bengkaknya pengeluaran yang harus ditutupi. Rupiah yang terkumpul hanya beberapa lembar saja, yang langsung habis hari itu juga untuk dibelikan berbagai kebutuhan.
Jika sudah demikian, berhutang dapat menjadi salah satu jalan untuk menyambung hidup. Berhutang bukan sesuatu yang dilarang dalam agama Islam. Boleh-boleh saja berhutang pada orang, asalkan kita berusaha sekuat tenaga sungguh-sungguh untuk melunasi hutang tersebut.
Jika pelunasan hutang ditangguhkan dari hari ke hari maka hutang yang enteng akan semakin berat bertumpuk. Akhirnya kita pun terlilit hutang yang tak kunjung bisa dibayar. Namun ada pula orang yang memang sudah bersungguh-sungguh untuk melunasi hutangnya, akan tetapi sempitnya rezeki yang diperoleh tetap membuatnya jatuh dalam belenggu lilitan hutang.
Apapun penyebab kita terjerumus dalam lilitan hutang, ada baiknya kita selalu ingat hadist riwayat Abu Daud di atas. Dari hadist tersebut kita dapat pahami bahwa do’a adalah salah satu solusi ketika dililit hutang. Mohonlah pertolongan Allah, Dzat yang maha berkuasa atas segala-galanya.
Ingat solusi hutang bukanlah kabur melarikan diri atau memutuskan untuk gantung diri.
Sadarkah wahai saudara muslimku, lari dari masalah justru membuat kita semakin terlibat masalah. Sedangkan jika kita mengakhiri hidup hanya karena tidak tahan menghadapi beban kehidupan menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak beriman akan hari pembalasan. Jangan dikira setelah mati, semua selesai begitu saja.
Ada kehidupan yang harus dihadapi setelah kematian. Kehidupan yang jika timbangan amal kebaikan lebih ringan dari timbangan amal kejelekan, akan menyebabkan kita merasakan penderitaan adzab yang sangat pedih. Derita hidup yang dulu terasa sulit, jika dibandingkan dengan derita kehidupan akhirat sungguh tidak ada apa-apanya. Maka kita pun akan menyesal mengapa dulu memilih mengakhiri hidup. Penyesalan yang tidak ada guna dan manfaatnya lagi, karena semua sudah terlambat.
Maka dari itu daripada berbuat yang macam-macam yang justru merugikan diri sendiri, lebih baik ingatlah Allah. Panggil namaNya dalam lantunan do’a. Allah yang Maha Penolong pasti menolong hamba-hambaNya. Namun kita sebagai hamba pun harus tahu diri dengan menunaikan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah: 186)
Allah itu Maha Dekat. Allah mengetahui keadaan hamba-hambaNya. Allah tahu keadaan hambaNya yang tengah mengalami kesulitan. Karenanya berdo’alah pada Dzat yang Maha Tahu tersebut, niscaya Dia akan mengabulkan permohonan itu. Namun tentunya laksanakanlah segala perintah Dzat yang kita butuhkan pertolongannya tersebut. Jangan jadi orang yang butuh akan pertolonganNya, namun amal perbuatan yang dilakukan penuh maksiat terhadapNya.
Satu hal yang harus diingat pula, bukan berarti setelah berdo’a kita berhenti berusaha. Ikhtiar mencari rezeki untuk membayar tumpukan hutang tersebut tetap diperlukan. Karena Allah SWT tidak akan mengubah kondisi suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha.