Wahai para suami dan para calon suami, Baca & pahamilah cerita ini dengan baik!!!
Seorang istri mengamati suaminya dari dekat.
Dia lagi bermain dan mencandai anak perempuannya yang masih kecil.
Dia mencandainya sampai balita itu ketawa terpingkal-pingkal dengan segala kepolosan dan keluguannya.
Dia betul-betul bahagia dengan keberadaan putri kesayangannya itu. Ditimang-timang, diciumi dan ia elus-elus.
Sementara sang istri mengamati dengan tenang.
Kemudian ia mendekat kepada suaminya, lalu bertanya…..
“Sejauh apa cintamu kepadanya….?”
Sambil terus mencandai anaknya itu, suaminya menjawab: “Sampai batas gila, aku mencintainya dengan kegilaan, anakku, buah hatiku, penyejuk mataku, pelipur laraku, harta paling berharga dalam hidupku”. Begitu dia terus meracau saking senangnya.
Istrinya lebih mendekat lagi, dan ia bertanya sambil bercanda: “Nanti kalau ia sudah besar dan menikah, apa yang akan kamu lakukan bila suaminya kasar dan menyakitinya?
Dengan semangat suaminya menjawab: “Aku akan bunuh dia!”
Sang istri memandang suaminya dalam-dalam, selanjutnya ia berujar:
Dulu aku juga pernah kecil ketika aku berada di usia anakmu ini. Ayahku sangat mencintaiku. Dia bahagia sekali dengan ketawa dan kelucuanku. Dia selalu berusaha membahagiakan diriku. Dia curahkan segala fasilitas dan kemampuan untuk mendidikku.
Ketika kamu datang untuk meminangku, ia setuju saja. Karena ia yakin kalau kamu adalah laki-laki yang akan melindungi putri kesayangannya dan akan membahagiakannya.
Ayahku juga suatu hari dulu seorang bapak seperti dirimu. Dia sangat mencintai putrinya, yaitu diriku sendiri.
Dia sangat berusaha memanjakanku. Dia sangat prihatin bila melihat air mata mengalir dari mataku.
Kemudian setelah ia bekerja keras demi diriku, karena opsesinya ingin menyempurnakan kebahagiaanku, ia menikahkan ku denganmu.
Dia memilih dirimu, karena ia melihat pada dirimu ada kelelakian yang akan menjaga permata berharga dan berlian mahal miliknya.
Istrinya melanjutkan pembicaraan dengan tenang dan lembut….
Bagaimana pendapatmu andaikan anakmu yang sudah kamu perhatikan dari semenjak kecil, suatu hari nanti dikhianati, ditinggalkan sendirian setiap malam oleh suaminya?!
Bagaimana perasaanmu bila suami putrimu, kamu ketahui mengambil paksa gajinya untuk ia gunakan berfoya-foya dengan temannya yang tidak baik?
Apa tindakanmu bila ia tidak memberikan haknya yang sudah ditentukan syari’at, kemudian ia meremehkannya?
Apa yang akan kamu lakukan bila kamu tahu, gara-gara perkara sepele menantumu menampar dan memukuli putrimu?
Jika kamu khawatirkan hal itu akan terjadi pada diri anakmu….maka jagalah amanah yang sudah dipikulkan ayahku kepadamu!
Ingatlah bahwa balasan suatu perbuatan sesuai dengan perbuatan itu. Bila kau sakiti anak perempuan orang, suatu hari nanti anak perempuanmu juga akan disakiti orang lain.
Seorang istri mengamati suaminya dari dekat.
Dia lagi bermain dan mencandai anak perempuannya yang masih kecil.
Dia mencandainya sampai balita itu ketawa terpingkal-pingkal dengan segala kepolosan dan keluguannya.
Dia betul-betul bahagia dengan keberadaan putri kesayangannya itu. Ditimang-timang, diciumi dan ia elus-elus.
Sementara sang istri mengamati dengan tenang.
Kemudian ia mendekat kepada suaminya, lalu bertanya…..
“Sejauh apa cintamu kepadanya….?”
Sambil terus mencandai anaknya itu, suaminya menjawab: “Sampai batas gila, aku mencintainya dengan kegilaan, anakku, buah hatiku, penyejuk mataku, pelipur laraku, harta paling berharga dalam hidupku”. Begitu dia terus meracau saking senangnya.
Istrinya lebih mendekat lagi, dan ia bertanya sambil bercanda: “Nanti kalau ia sudah besar dan menikah, apa yang akan kamu lakukan bila suaminya kasar dan menyakitinya?
Dengan semangat suaminya menjawab: “Aku akan bunuh dia!”
Sang istri memandang suaminya dalam-dalam, selanjutnya ia berujar:
Dulu aku juga pernah kecil ketika aku berada di usia anakmu ini. Ayahku sangat mencintaiku. Dia bahagia sekali dengan ketawa dan kelucuanku. Dia selalu berusaha membahagiakan diriku. Dia curahkan segala fasilitas dan kemampuan untuk mendidikku.
Ketika kamu datang untuk meminangku, ia setuju saja. Karena ia yakin kalau kamu adalah laki-laki yang akan melindungi putri kesayangannya dan akan membahagiakannya.
Ayahku juga suatu hari dulu seorang bapak seperti dirimu. Dia sangat mencintai putrinya, yaitu diriku sendiri.
Dia sangat berusaha memanjakanku. Dia sangat prihatin bila melihat air mata mengalir dari mataku.
Kemudian setelah ia bekerja keras demi diriku, karena opsesinya ingin menyempurnakan kebahagiaanku, ia menikahkan ku denganmu.
Dia memilih dirimu, karena ia melihat pada dirimu ada kelelakian yang akan menjaga permata berharga dan berlian mahal miliknya.
Istrinya melanjutkan pembicaraan dengan tenang dan lembut….
Bagaimana pendapatmu andaikan anakmu yang sudah kamu perhatikan dari semenjak kecil, suatu hari nanti dikhianati, ditinggalkan sendirian setiap malam oleh suaminya?!
Bagaimana perasaanmu bila suami putrimu, kamu ketahui mengambil paksa gajinya untuk ia gunakan berfoya-foya dengan temannya yang tidak baik?
Apa tindakanmu bila ia tidak memberikan haknya yang sudah ditentukan syari’at, kemudian ia meremehkannya?
Apa yang akan kamu lakukan bila kamu tahu, gara-gara perkara sepele menantumu menampar dan memukuli putrimu?
Jika kamu khawatirkan hal itu akan terjadi pada diri anakmu….maka jagalah amanah yang sudah dipikulkan ayahku kepadamu!
Ingatlah bahwa balasan suatu perbuatan sesuai dengan perbuatan itu. Bila kau sakiti anak perempuan orang, suatu hari nanti anak perempuanmu juga akan disakiti orang lain.