Hidup berumah tangga tak selalu dihiasi dengan keindahan dan juga ketenangan. Bahkan bagi sang suami, ada figur istri yang tak dirindukan. Memang benar adanya, mengingat hidup serumah akan mulai mengeluarkan sejumlah kondisi yang membuat suami istri mulai terlihat aslinya.
Bulan madu yang terasa indah kini mulai menjadi hilang rasa manisnya, bunga rindu yang bermekaran mulai ditumbuhi dengan duri yang tajam, hembusan angin kesejukan pun berubah seperti badai yang hendak menerjang apapun. Tentu hal ini merupakan sebuah siklus dari sebuah pernikahan. Namun tak banyak pasangan yang mau sabar dalam menghadapi ujian tersebut.
Ujian tersebut bisa saja bermula dari suami yang susah mendapatkan pekerjaan. Berkali-kali dicoba untuk melamar ke suatu perusahaan, namun yang ada justru kegagalan demi kegagalan. Bahkan bisa dikatakan nasib baik tidak berpihak pada pasangan suami istri tersebut.
Setelah mendapatkan pekerjaan, masalah pun timbul kembali dimana kini yang menjadi ujian adalah gaji yang tidak mencukupi. Sementara di luar sana kebutuhan hidup terus meningkat. Rumah tangga pun mulai ditambahi dengan anak yang mulai membutuhkan pendidikan dan juga kesehatan. Mungkin saat seperti itu pasangan suami istri masih kuat dengan saling menguatkan satu sama lain serta masih adanya rasa kasih sayang.
Waktu tak pernah berhenti berputar dan kali ini masalah yang lain mulai bermunculan saat sang istri dilanda pesakitan. Dengan berkurangnya usia, maka tingkat kecantikan wanita akan secara otomatis memudar bahkan hilang. Yang sangat disayangkan adalah kecantikan tersebut seakan berubah menjadi jelek dihadapan suami yang harusnya mencintai dan mendukungnya dalam kondisi apapun.
Sang suami yang ingin memiliki pasangan yang menarik, kini mulai merasa bosan terhadap istrinya sendiri. Bahkan dengan berlangsungnya masa puber kedua, kebutuhan biologis suami semakin bertambah bukannya berkurang.
Dalam diri seorang istri, masa-masa tersebut merupakan masa dimana ia butuh kasih sayang yang lebih dan berharap suaminya akan selalu ada untuk menguatkannya sepanjang hari. Dalam pikiran sang istri, ia berharap bisa mendapat senyuman tulus dari suaminya dan juga dekapan hangat yang membuat ketegarannya semakin bertambah.
Namun keinginan tak ubahnya mimpi yang tak terwujud. Justru sang suami menjauh dan mengabaikan berbagai kewajibannya seperti menafkahi keluarga serta tingkah lakunya yang membuat tetangga memperbincangkan sesuatu yang tak sedap akan keharmonisan keluarga tersebut.
Saat seperti itu, sang istri masih bisa berpikir positif dan mengabaikan berbagai gunjingan yang diarahkan terhadap suaminya. Ia masih mampu untuk tersenyum meski dalam lubuk hati kecilnya mempertanyakan kebenaran tentang suaminya yang “jajan” di luaran sana. Pikirannya pun selintas mempertanyakan mengapa suaminya yang tengah dilanda masa puber kedua justru tidak memenuhi kebutuhan biologis terhadapnya? Apakah ia telah menikah lagi tanpa sepengetahuannya?
Lamunan sang istri mulai menggali kembali ke masa lalu dimana ialah yang telah membantu mencarikan pekerjaan untuk sang suami. Di saat suami tak memiliki pekerjaan pun, sang istri yang membanting tulang hanya untuk bisa makan hari itu. Kini dengan kesuksesan suaminya dalam karir namun penuh misteri akan kehidupan rumah tangganya seakan seperti sebuah tusukan yang perih dan menghunus dari belakang.
Ya Allah yang Maha mengasihi hamba-hambaNya…. Berikan kesabaran dan kekuatan kepada kami semua, pada seluruh kaum Muslimin yang tengah diuji dengan pasangannya, bagaimanapun dan apapun bentuknya
Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin
Istri Yang Tak Dirindukan |
Bulan madu yang terasa indah kini mulai menjadi hilang rasa manisnya, bunga rindu yang bermekaran mulai ditumbuhi dengan duri yang tajam, hembusan angin kesejukan pun berubah seperti badai yang hendak menerjang apapun. Tentu hal ini merupakan sebuah siklus dari sebuah pernikahan. Namun tak banyak pasangan yang mau sabar dalam menghadapi ujian tersebut.
Ujian tersebut bisa saja bermula dari suami yang susah mendapatkan pekerjaan. Berkali-kali dicoba untuk melamar ke suatu perusahaan, namun yang ada justru kegagalan demi kegagalan. Bahkan bisa dikatakan nasib baik tidak berpihak pada pasangan suami istri tersebut.
Setelah mendapatkan pekerjaan, masalah pun timbul kembali dimana kini yang menjadi ujian adalah gaji yang tidak mencukupi. Sementara di luar sana kebutuhan hidup terus meningkat. Rumah tangga pun mulai ditambahi dengan anak yang mulai membutuhkan pendidikan dan juga kesehatan. Mungkin saat seperti itu pasangan suami istri masih kuat dengan saling menguatkan satu sama lain serta masih adanya rasa kasih sayang.
Waktu tak pernah berhenti berputar dan kali ini masalah yang lain mulai bermunculan saat sang istri dilanda pesakitan. Dengan berkurangnya usia, maka tingkat kecantikan wanita akan secara otomatis memudar bahkan hilang. Yang sangat disayangkan adalah kecantikan tersebut seakan berubah menjadi jelek dihadapan suami yang harusnya mencintai dan mendukungnya dalam kondisi apapun.
Sang suami yang ingin memiliki pasangan yang menarik, kini mulai merasa bosan terhadap istrinya sendiri. Bahkan dengan berlangsungnya masa puber kedua, kebutuhan biologis suami semakin bertambah bukannya berkurang.
Dalam diri seorang istri, masa-masa tersebut merupakan masa dimana ia butuh kasih sayang yang lebih dan berharap suaminya akan selalu ada untuk menguatkannya sepanjang hari. Dalam pikiran sang istri, ia berharap bisa mendapat senyuman tulus dari suaminya dan juga dekapan hangat yang membuat ketegarannya semakin bertambah.
Namun keinginan tak ubahnya mimpi yang tak terwujud. Justru sang suami menjauh dan mengabaikan berbagai kewajibannya seperti menafkahi keluarga serta tingkah lakunya yang membuat tetangga memperbincangkan sesuatu yang tak sedap akan keharmonisan keluarga tersebut.
Saat seperti itu, sang istri masih bisa berpikir positif dan mengabaikan berbagai gunjingan yang diarahkan terhadap suaminya. Ia masih mampu untuk tersenyum meski dalam lubuk hati kecilnya mempertanyakan kebenaran tentang suaminya yang “jajan” di luaran sana. Pikirannya pun selintas mempertanyakan mengapa suaminya yang tengah dilanda masa puber kedua justru tidak memenuhi kebutuhan biologis terhadapnya? Apakah ia telah menikah lagi tanpa sepengetahuannya?
Lamunan sang istri mulai menggali kembali ke masa lalu dimana ialah yang telah membantu mencarikan pekerjaan untuk sang suami. Di saat suami tak memiliki pekerjaan pun, sang istri yang membanting tulang hanya untuk bisa makan hari itu. Kini dengan kesuksesan suaminya dalam karir namun penuh misteri akan kehidupan rumah tangganya seakan seperti sebuah tusukan yang perih dan menghunus dari belakang.
Ya Allah yang Maha mengasihi hamba-hambaNya…. Berikan kesabaran dan kekuatan kepada kami semua, pada seluruh kaum Muslimin yang tengah diuji dengan pasangannya, bagaimanapun dan apapun bentuknya
Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin