Alhamdulillah.. Ibadah haji telah selesai dilaksanakan. Kini, para jamaah haji dari seluruh dunia akan kembali ke negara masing-masing. Di Indonesia, sebagai negara dengan kuota jamaah haji terbanyak di dunia, memiliki tradisi menyambut kepulangan para tamu Allah.
Tradisi itu biasanya dilakukan dengan melakukan syukuran, pengajian, dan lainnya. Bagaimana dengan di negara lain. Berikut ulasan tradisi menyambut tamu Allah di berbagai negara.
Iraq
Di Iraq misalnya, seorang calhaj akan terlebih dahulu menemui atau menghubungi seluruh kerabat untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. "Harapannya, mereka yang akan berhaji dapat berangkat dengan tenang tanpa dibebani kesalahan-kesalahan terdahulu. Dengan ini diharapkan ibadah haji mereka lebih mudah diterima oleh Allah SWT," kata Raya Al-Jadir, warga Muslim dari Irak.
Sepulang dari Tanah Suci, para keluarga dan kerabat akan menyambut mereka di bandara. Bahkan, terkadang mereka menyewa kelompok musik atau drum band untuk lebih memeriahkan acara penyambutan itu. Mereka juga akan membawa kembang gula khas Irak yang disebut kelecha, baqalwa, dan lain-lain.
Beberapa hari kemudian, keluarga dari sang haji menyembelih hewan seperti sapi atau domba lalu membagikan dagingnya kepada keluarga dan orang miskin. Selama beberapa minggu, rumah sang haji akan didatangi kerabat, teman, dan tetangga yang ingin menyampaikan ucapan selamat. Saat pulang, para tamu akan mendapat oleh-oleh haji, terutama air zamzam.
Mesir
Mesir pun memiliki tradisi haji yang unik. Di Negeri Piramida ini, berkembang tradisi melukis grafiti pada tembok rumah seseorang yang akan berangkat haji. Selain itu, dipasang pula bendera putih di jendela sang calon haji sebagai simbol bahwa di dalam rumah tersebut terdapat seseorang yang akan menjadi tamu Allah.
"Hal itu juga merupakan bentuk kebahagiaan dan kebanggaan," kata pria Mesir, Yomna El-Said.
Namun, dari tahun ke tahun, tradisi itu mulai luntur. Tak lagi berkibar di jendela, kini bendera putih itu dipasang di mobil yang akan ditumpangi sang calon haji menuju bandara.
Ketika tamu Allah itu kembali ke tanah air, penyambutan akan dilakukan keluarga dan kerabatnya. Mereka akan berkunjung ke rumah sang haji sembari menikmati suguhan aneka penganan khas Tanah Suci, seperti kurma dan zamzam. Disajikan pula sharbaat, yaitu minuman manis yang terbuat dari stroberi, yang biasanya hanya ada di pesta pernikahan.
"Ini merupakan ungkapan kebahagiaan terpenting bagi para jamaah haji," katanya.
Inggris
Tradisi melepas dan menyambut jamaah haji juga dilakukan komunitas Muslim di London, Inggris. Di kota ini, ada dua tahap perayaan bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Pertama, keluarga dan kerabat akan mengantarkan calon haji ke bandara sekaligus mendoakan agar perjalanan mereka lancar dan selamat sampai Tanah Suci, juga nantinya kembali pula dengan selamat di tanah air.
Namun, menurut Farrukh Yunus, seorang pria Muslim yang tinggal di London, tradisi itu sudah mulai luntur mengingat seringnya mereka melakukan perjalanan. Kendati demikian, masih ada tradisi yang lestari hingga saat ini, yakni menyambut kepulangan jamaah haji. Sang haji biasanya akan membagikan oleh-oleh berupa tasbih, buku doa, dan air zamzam. Air khas Tanah Suci itu dikemas dalam botol-botol kecil.
Ada pula tradisi yang biasa dilakukan komunitas Muslim keturunan Pakistan, yakni membagikan permen (mithai) yang bercita rasa manis. Pembagian permen merupakan simbol bahwa perjalanan haji mereka telah berakhir dengan manis, seperti rasa permen itu.
Tak hanya membagikan oleh-oleh berupa makanan dan cendera mata. Seorang haji yang baru pulang dari Tanah Suci juga akan membagi oleh-oleh lain berupa pengalaman berhaji mereka. Jika dulu tradisi berbagi pengalaman ini disampaikan secara lisan, saat ini hal itu lebih kerap dilakukan melalui bantuan jejaring media sosial di dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya. Alhasil, tradisi berbagi pengalaman haji melalui lisan terkikis.
Libanon
Saat ditanya mengenai tradisi haji di negaranya, May Hodeib, seorang pria Lebanon, mengatakan, dulu para calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci akan berkunjung ke rumah anggota kerabat dan tetangga untuk meminta maaf. Namun, tradisi itu sudah mulai luntur sejak 10 tahun terakhir.
"Kini di Lebanon tidak ada perayaan setelah para calon haji tersebut mendapatkan visa haji," katanya.
Yang ada hanya perayaan ketika mereka sudah kembali ke tanah air. Saat itu, bagian depan rumah mereka akan dihiasi dengan daun-daun palem. Para tamu yang menghadiri perayaan tersebut akan disuguhi cokelat mlabas dan penganan bercita rasa gurih-manis yang disebut baklava. Sebelum pulang, mereka akan mendapat pembagian oleh-oleh khas Arab, seperti sajadah dan cendera mata lainnya.
Malaysia
Bagaimana dengan di Malaysia? "Muslim di Malaysia tidak memiliki perayaan, kecuali pertemuan keluarga dan pesta kecil untuk menyambut keluarganya yang baru pulang berhaji dari Tanah Suci," kata Muslimah Malaysia, Omar Azizah.
Namun, tetap saja ada tradisi unik dari negeri jiran ini. "Saat tiba di rumah dari Tanah Suci, para haji akan ditaburi attar dan kelopak mawar." (Agung Sasongko/Republika)
Tradisi itu biasanya dilakukan dengan melakukan syukuran, pengajian, dan lainnya. Bagaimana dengan di negara lain. Berikut ulasan tradisi menyambut tamu Allah di berbagai negara.
Iraq
Di Iraq misalnya, seorang calhaj akan terlebih dahulu menemui atau menghubungi seluruh kerabat untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. "Harapannya, mereka yang akan berhaji dapat berangkat dengan tenang tanpa dibebani kesalahan-kesalahan terdahulu. Dengan ini diharapkan ibadah haji mereka lebih mudah diterima oleh Allah SWT," kata Raya Al-Jadir, warga Muslim dari Irak.
Sepulang dari Tanah Suci, para keluarga dan kerabat akan menyambut mereka di bandara. Bahkan, terkadang mereka menyewa kelompok musik atau drum band untuk lebih memeriahkan acara penyambutan itu. Mereka juga akan membawa kembang gula khas Irak yang disebut kelecha, baqalwa, dan lain-lain.
Beberapa hari kemudian, keluarga dari sang haji menyembelih hewan seperti sapi atau domba lalu membagikan dagingnya kepada keluarga dan orang miskin. Selama beberapa minggu, rumah sang haji akan didatangi kerabat, teman, dan tetangga yang ingin menyampaikan ucapan selamat. Saat pulang, para tamu akan mendapat oleh-oleh haji, terutama air zamzam.
Mesir
Mesir pun memiliki tradisi haji yang unik. Di Negeri Piramida ini, berkembang tradisi melukis grafiti pada tembok rumah seseorang yang akan berangkat haji. Selain itu, dipasang pula bendera putih di jendela sang calon haji sebagai simbol bahwa di dalam rumah tersebut terdapat seseorang yang akan menjadi tamu Allah.
"Hal itu juga merupakan bentuk kebahagiaan dan kebanggaan," kata pria Mesir, Yomna El-Said.
Namun, dari tahun ke tahun, tradisi itu mulai luntur. Tak lagi berkibar di jendela, kini bendera putih itu dipasang di mobil yang akan ditumpangi sang calon haji menuju bandara.
Ketika tamu Allah itu kembali ke tanah air, penyambutan akan dilakukan keluarga dan kerabatnya. Mereka akan berkunjung ke rumah sang haji sembari menikmati suguhan aneka penganan khas Tanah Suci, seperti kurma dan zamzam. Disajikan pula sharbaat, yaitu minuman manis yang terbuat dari stroberi, yang biasanya hanya ada di pesta pernikahan.
"Ini merupakan ungkapan kebahagiaan terpenting bagi para jamaah haji," katanya.
Inggris
Tradisi melepas dan menyambut jamaah haji juga dilakukan komunitas Muslim di London, Inggris. Di kota ini, ada dua tahap perayaan bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Pertama, keluarga dan kerabat akan mengantarkan calon haji ke bandara sekaligus mendoakan agar perjalanan mereka lancar dan selamat sampai Tanah Suci, juga nantinya kembali pula dengan selamat di tanah air.
Namun, menurut Farrukh Yunus, seorang pria Muslim yang tinggal di London, tradisi itu sudah mulai luntur mengingat seringnya mereka melakukan perjalanan. Kendati demikian, masih ada tradisi yang lestari hingga saat ini, yakni menyambut kepulangan jamaah haji. Sang haji biasanya akan membagikan oleh-oleh berupa tasbih, buku doa, dan air zamzam. Air khas Tanah Suci itu dikemas dalam botol-botol kecil.
Ada pula tradisi yang biasa dilakukan komunitas Muslim keturunan Pakistan, yakni membagikan permen (mithai) yang bercita rasa manis. Pembagian permen merupakan simbol bahwa perjalanan haji mereka telah berakhir dengan manis, seperti rasa permen itu.
Tak hanya membagikan oleh-oleh berupa makanan dan cendera mata. Seorang haji yang baru pulang dari Tanah Suci juga akan membagi oleh-oleh lain berupa pengalaman berhaji mereka. Jika dulu tradisi berbagi pengalaman ini disampaikan secara lisan, saat ini hal itu lebih kerap dilakukan melalui bantuan jejaring media sosial di dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya. Alhasil, tradisi berbagi pengalaman haji melalui lisan terkikis.
Libanon
Saat ditanya mengenai tradisi haji di negaranya, May Hodeib, seorang pria Lebanon, mengatakan, dulu para calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci akan berkunjung ke rumah anggota kerabat dan tetangga untuk meminta maaf. Namun, tradisi itu sudah mulai luntur sejak 10 tahun terakhir.
"Kini di Lebanon tidak ada perayaan setelah para calon haji tersebut mendapatkan visa haji," katanya.
Yang ada hanya perayaan ketika mereka sudah kembali ke tanah air. Saat itu, bagian depan rumah mereka akan dihiasi dengan daun-daun palem. Para tamu yang menghadiri perayaan tersebut akan disuguhi cokelat mlabas dan penganan bercita rasa gurih-manis yang disebut baklava. Sebelum pulang, mereka akan mendapat pembagian oleh-oleh khas Arab, seperti sajadah dan cendera mata lainnya.
Malaysia
Bagaimana dengan di Malaysia? "Muslim di Malaysia tidak memiliki perayaan, kecuali pertemuan keluarga dan pesta kecil untuk menyambut keluarganya yang baru pulang berhaji dari Tanah Suci," kata Muslimah Malaysia, Omar Azizah.
Namun, tetap saja ada tradisi unik dari negeri jiran ini. "Saat tiba di rumah dari Tanah Suci, para haji akan ditaburi attar dan kelopak mawar." (Agung Sasongko/Republika)