Sejak dari jaman Rasulullah SAW, golongan yang tidak suka dengan Islam berusaha menjatuhkan agama yang lurus ini dengan berbagai fitnah dan propaganda, Salah satu fitnah itu adalah Islam pilih kasih dalam hak anak antara laki-laki dan perempuan, Mereka mengatakan bahwasanya perempuan dianggap sebagai manusia kelas dua setelah laki-laki. Apakah anggapan itu benar?
Perlu kita ketahui, bahwasanya tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW dan diturunkannya ajaran Islam adalah Rahmatan lil 'alamiin. Bukan hanya untuk satu jenis makhluq saja, bukan hanya untuk satu jenis kelamin saja, Namun untuk semuanya. Salah satu rahmat itu adalah juga untuk makhluq yang bernama wanita.
Di jaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad, Kaum kafir Qurays menganggap bahwa memiliki anak perempuan adalah sebuah aib atau cacat. Mereka lebih suka mengubur anaknya yang masih bayi itu daripada menanggung malu mempunyai anak perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Bahkan sampai sekarang, Kelahiran anak lelaki, menurut kebanyakan orang, dianggap sebagai pelanggeng garis keturunan. Tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai penanda kehormatan. Sebaliknya, berbagai belitan kesedihan dan rasa malu menghantui pasangan yang ‘hanya’ dikaruniai anak perempuan.
Padahal, dalam Islam, jika anak-anak perempuan itu dimuliakan yang terurai dalam sikap kasih sayang, memberikan pendidikan dan pengajaran agama yang baik, janji surga telah menantikannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 'Barangsiapa mempunyai anak perempuan, tidak dikuburkannya anak itu hidup-hidup, tidak dihinakannya, dan tidak dilebihkannya (perlakuan. red) anaknya laki-laki dari perempuan itu, maka Allah memasukannya ke dalam surga dengan sebab dia.'' (HR. Abu Dawud)
Ada Sebuah kisah yang cukup menarik, Di masa Rasulullah, ada seorang ibu miskin membawa kedua putrinya ke hadapan Aisyah. Aisyah kemudian memberinya tiga kurma. Ibu miskin ini membagikan masing-masing satu kurma untuk anaknya dan sisanya untuk dirinya. Kedua anaknya makan dengan sangat lahap. Ketika sang ibu hendak memakan kurmanya, tiba-tiba kedua anaknya mencegahnya. Melihat kedua putrinya masih lapar, ibu miskin itu tidak memakan kurmanya dan malah membagi kurma menjadi dua bagian untuk masing-masing anaknya.
Aisyah mengadukan hal ini pada Rasulullah yang lalu bersabda, ''Barangsiapa yang ada padanya tiga orang anak perempuan dia bersabar dalam mengasuhnya, dalam susahnya dan dalam senangnya, dia akan dimasukkan Allah ke dalam surga, karena rahmat Allah terhadap anak-anak itu.''
Seorang laki-laki kemudian bertanya, ''Bagaimana kalau hanya dua, ya Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Dan berdua pun begitu juga.'' Datang pula seorang laki-laki bertanya, ''Bagaimana kalau hanya satu orang?'' Beliau menjawab, ''Satu orang pun begitu juga!'' (HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah).
Dari hadits Rasulullah diatas, kita bisa memahami betapa Islam sangat memuliakan anak perempuan. Seorang anak perempuan yang diasuh, dididik, dibina, diberikan penghidupan layak, tak dibedakan dengan anak laki-laki, tumbuh menjadi sosok shalihah mampu membawa kedua orangtuanya ke surga.
Rasulullah secara khusus bersabda pada umatnya tentang keberuntungan anak perempuan dan memiliki saudara atau kerabat perempuan. ''Barang siapa yang mengeluarkan belanja untuk dua anak perempuan, atau dua saudara perempuan, atau kaum kerabat perempuan yang patut disediakan belanja untuk keduanya, sehingga keduanya diberi Allah kecukupan atau kemampuan, jadilah keduanya itu dinding (pelindung) dari neraka.'' (HR. Ibnu Hibban dan At-Thabrani).
Memang, Islam sudah mengangkat harkat martabat perempuan, namun dalam pelaksanaannya di masyarakat, terkadang sebuah keluarga dianggap belum sempurna tanpa kehadiran anak laki-laki, anak perempuan masih dipandang sebelah mata. Padahal Nabi sudah menjelaskan bahwa kelak anak perempuan bisa menjadi pelindungnya di neraka. Wallahu A'lam.
Perlu kita ketahui, bahwasanya tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW dan diturunkannya ajaran Islam adalah Rahmatan lil 'alamiin. Bukan hanya untuk satu jenis makhluq saja, bukan hanya untuk satu jenis kelamin saja, Namun untuk semuanya. Salah satu rahmat itu adalah juga untuk makhluq yang bernama wanita.
Di jaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad, Kaum kafir Qurays menganggap bahwa memiliki anak perempuan adalah sebuah aib atau cacat. Mereka lebih suka mengubur anaknya yang masih bayi itu daripada menanggung malu mempunyai anak perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Bahkan sampai sekarang, Kelahiran anak lelaki, menurut kebanyakan orang, dianggap sebagai pelanggeng garis keturunan. Tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai penanda kehormatan. Sebaliknya, berbagai belitan kesedihan dan rasa malu menghantui pasangan yang ‘hanya’ dikaruniai anak perempuan.
Padahal, dalam Islam, jika anak-anak perempuan itu dimuliakan yang terurai dalam sikap kasih sayang, memberikan pendidikan dan pengajaran agama yang baik, janji surga telah menantikannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 'Barangsiapa mempunyai anak perempuan, tidak dikuburkannya anak itu hidup-hidup, tidak dihinakannya, dan tidak dilebihkannya (perlakuan. red) anaknya laki-laki dari perempuan itu, maka Allah memasukannya ke dalam surga dengan sebab dia.'' (HR. Abu Dawud)
Ada Sebuah kisah yang cukup menarik, Di masa Rasulullah, ada seorang ibu miskin membawa kedua putrinya ke hadapan Aisyah. Aisyah kemudian memberinya tiga kurma. Ibu miskin ini membagikan masing-masing satu kurma untuk anaknya dan sisanya untuk dirinya. Kedua anaknya makan dengan sangat lahap. Ketika sang ibu hendak memakan kurmanya, tiba-tiba kedua anaknya mencegahnya. Melihat kedua putrinya masih lapar, ibu miskin itu tidak memakan kurmanya dan malah membagi kurma menjadi dua bagian untuk masing-masing anaknya.
Aisyah mengadukan hal ini pada Rasulullah yang lalu bersabda, ''Barangsiapa yang ada padanya tiga orang anak perempuan dia bersabar dalam mengasuhnya, dalam susahnya dan dalam senangnya, dia akan dimasukkan Allah ke dalam surga, karena rahmat Allah terhadap anak-anak itu.''
Seorang laki-laki kemudian bertanya, ''Bagaimana kalau hanya dua, ya Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Dan berdua pun begitu juga.'' Datang pula seorang laki-laki bertanya, ''Bagaimana kalau hanya satu orang?'' Beliau menjawab, ''Satu orang pun begitu juga!'' (HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah).
Dari hadits Rasulullah diatas, kita bisa memahami betapa Islam sangat memuliakan anak perempuan. Seorang anak perempuan yang diasuh, dididik, dibina, diberikan penghidupan layak, tak dibedakan dengan anak laki-laki, tumbuh menjadi sosok shalihah mampu membawa kedua orangtuanya ke surga.
Rasulullah secara khusus bersabda pada umatnya tentang keberuntungan anak perempuan dan memiliki saudara atau kerabat perempuan. ''Barang siapa yang mengeluarkan belanja untuk dua anak perempuan, atau dua saudara perempuan, atau kaum kerabat perempuan yang patut disediakan belanja untuk keduanya, sehingga keduanya diberi Allah kecukupan atau kemampuan, jadilah keduanya itu dinding (pelindung) dari neraka.'' (HR. Ibnu Hibban dan At-Thabrani).
Memang, Islam sudah mengangkat harkat martabat perempuan, namun dalam pelaksanaannya di masyarakat, terkadang sebuah keluarga dianggap belum sempurna tanpa kehadiran anak laki-laki, anak perempuan masih dipandang sebelah mata. Padahal Nabi sudah menjelaskan bahwa kelak anak perempuan bisa menjadi pelindungnya di neraka. Wallahu A'lam.