Berita Haji - Sabtu (10/10/2015) ketika matahari mulai menghangatkan kota Madinah, sejumlah jamaah haji asal Bojonegoro yang tergabung dalam Kloter 33 Embarkasi Surabaya (SUB) dan Kebumen yang tergabung dalam Kloter 37 Embarkasi Solo mulai menurunkan kopernya ke lobi Hotel.
Kedua Kloter jamaah haji tersebut menginap di Hotel Mubarak Al Masi yang berada tak jauh dari Masjid Nabawi. Petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bersama tim dari Maskapai Garuda melakukan penimbangan terhadap koper jamaah haji sekaligus memastikan bila koper yang akan diangkut bebas dari air zamzam.
Petugas haji terlebih dahulu memastikan bila jamaah tidak memasukkan air zamzam ke dalam koper. Ternyata dalam koper jamaah dari Kloter SUB 33 masih banyak yang memasukan air zamzam ke dalam koper meskipun sebelumnya sudah diberi selebaran aturan saat memasuki Kota Madinah di Terminal Hijrah.
Begitu juga dengan surat pernyataan yang ditandatangani jamaah haji ternyata tidak mempan membendung niat mereka untuk membawa air zamzam di dalam koper. Bahkan ditemukan ada koper yang berisi air zamzam yang sengaja dikemas dalam viva paralon serta diberi selotip PVC supaya tidak terdeteksi petugas. Ada dua koper yang ditemukan paralon berdiameter15 centi meter berisi air zamzam yang sudah dikemas dalam kantong plasti bening.
“Memang ada yang sengaja membawa pipa paralon untuk menyembunyikan air zamzam,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Madinah Maskat Ali Jasmun ditemui saat melakukan swepping air zamzam di dalam koper.
Maskat pun memberikan penjelasan kepada jamaah haji bila memang ada larangan membawa air zamzam. Selain itu keberadaan cairan tersebut tersebut bisa berbahaya untuk penerbangan. Bila airnya merembes kemudian mengakibatkan ada konslet pada pesawat sehingga berbahaya untuk keselamatan jamaah sendiri.
Kemudian ditemukan juga ada sebuah koper yang tampak tidak mengembang, tetapi saat ditimbang beratnya mencapai 29 kilo gram. Ternyata setelah dibuka isinya hampir seluruhnya air zamzam yang dikemas dalam jerigen yang dibungkus keresek merah. Koper tersebut milik Suparlan jamaah haji asal Bojonegoro, Jawa Timur. Begitu juga dengan koper milik Lestariningtiyas yang merupakan kerabat Suparlan juga ada air zamzam yang dikemas dalam bentuk yang sama.
Kemudian petugas mengeluarkan air zamzam tersebut, tampak kekecewaan terpancar dari wajah Suparlan karena oleh-oleh yang diharapkan tetangga, sahabat, saudara, di kampung halamannya tidak bisa dipenuhi. Tampak Suparlan mengangkat lima jerigen air zamzam berukuran masing-masing 5 liter ke dalam. Kemudian tidak lama ia kembali dari kamarnya dan membawa sejumlah oleh-oleh haji lainnya dan memasukannya ke dalam koper untuk mengganti beban air zamzam yang tidak bisa dimasukkan.
Begitu juga dengan Tuti Alawiyah jemaah asal kebumen Jawa Tengah yang tergabung dalam Kloter 37 Embarkasi Solo (SOC). Kelebihan berat koper membuat petugas harus membongkar kopernya sampai akhirnya ditemukan air zamzam yang sudah dikemas rapi dengan alumunium foil dan plastik.
Dikatakan Tuti dirinya sengaja membawa air zamzam dari tanah suci dikerenakan banyak kerabatnya yang meminta air zamzam yang asli dari tanah suci, meskipun sebetulnya dirinya sudah membeli air zamzam sebanyak 10 liter di Tanah Air.
“Niatnya membuat orang dirumah senang banyak yang pesan zamzam asli sebab mereka tidak begitu yakin yang ada di Indonesia,” katanya.
Tuti sebetulnya sudah tahu ada larangan membawa air zamzam, tetapi dirinya tetap berusaha membawa air zamzam dalam koper guna bisa memenuhi pesanan kerabatnya di tanah air “Kami sudah ikhtiar tapi Allah belum mengizinkan, memang dari dulu sudah dilarang tapi tahun-tahun kemarin banyak juga yang lolos jadi kita ikhtiar saja ternyata gagal, ya tidak apa-apa,” katanya.
Sementara Sekretaris Daker Madinah Syarif Rahman yang ikut memantau langsung penimbangan dan sweeping koper jamaah, sesekali harus bersitegang dengan jamaah yang tidak mau membuka kopernya. Tetapi tentunya, koper tersebut sebelum masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu akan dicek kembali apakah ada air zamzam atau tidak.
“Biar Jamaah itu memahami bahwa kita itu konsisten akan aturan itu dan tidak lagi mereka mencoba-coba. Panitia juga ingin menyelamatkan barang-barang jamaah haji supaya tas koper itu tidak ditinggal pada waktu pemeriksaan di bandara, makanya itu kita melakukan pembongkaran sejak awal seperti ini sehingga barang bawaan Jamaah haji bisa selamat,” ungkapnya.
Kedua Kloter jamaah haji tersebut menginap di Hotel Mubarak Al Masi yang berada tak jauh dari Masjid Nabawi. Petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bersama tim dari Maskapai Garuda melakukan penimbangan terhadap koper jamaah haji sekaligus memastikan bila koper yang akan diangkut bebas dari air zamzam.
Petugas Haji sedang sweeping air zamzam yang disembunyikan dalam pipa paralon |
Petugas haji terlebih dahulu memastikan bila jamaah tidak memasukkan air zamzam ke dalam koper. Ternyata dalam koper jamaah dari Kloter SUB 33 masih banyak yang memasukan air zamzam ke dalam koper meskipun sebelumnya sudah diberi selebaran aturan saat memasuki Kota Madinah di Terminal Hijrah.
Begitu juga dengan surat pernyataan yang ditandatangani jamaah haji ternyata tidak mempan membendung niat mereka untuk membawa air zamzam di dalam koper. Bahkan ditemukan ada koper yang berisi air zamzam yang sengaja dikemas dalam viva paralon serta diberi selotip PVC supaya tidak terdeteksi petugas. Ada dua koper yang ditemukan paralon berdiameter15 centi meter berisi air zamzam yang sudah dikemas dalam kantong plasti bening.
“Memang ada yang sengaja membawa pipa paralon untuk menyembunyikan air zamzam,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Madinah Maskat Ali Jasmun ditemui saat melakukan swepping air zamzam di dalam koper.
Maskat pun memberikan penjelasan kepada jamaah haji bila memang ada larangan membawa air zamzam. Selain itu keberadaan cairan tersebut tersebut bisa berbahaya untuk penerbangan. Bila airnya merembes kemudian mengakibatkan ada konslet pada pesawat sehingga berbahaya untuk keselamatan jamaah sendiri.
Kemudian ditemukan juga ada sebuah koper yang tampak tidak mengembang, tetapi saat ditimbang beratnya mencapai 29 kilo gram. Ternyata setelah dibuka isinya hampir seluruhnya air zamzam yang dikemas dalam jerigen yang dibungkus keresek merah. Koper tersebut milik Suparlan jamaah haji asal Bojonegoro, Jawa Timur. Begitu juga dengan koper milik Lestariningtiyas yang merupakan kerabat Suparlan juga ada air zamzam yang dikemas dalam bentuk yang sama.
Kemudian petugas mengeluarkan air zamzam tersebut, tampak kekecewaan terpancar dari wajah Suparlan karena oleh-oleh yang diharapkan tetangga, sahabat, saudara, di kampung halamannya tidak bisa dipenuhi. Tampak Suparlan mengangkat lima jerigen air zamzam berukuran masing-masing 5 liter ke dalam. Kemudian tidak lama ia kembali dari kamarnya dan membawa sejumlah oleh-oleh haji lainnya dan memasukannya ke dalam koper untuk mengganti beban air zamzam yang tidak bisa dimasukkan.
Begitu juga dengan Tuti Alawiyah jemaah asal kebumen Jawa Tengah yang tergabung dalam Kloter 37 Embarkasi Solo (SOC). Kelebihan berat koper membuat petugas harus membongkar kopernya sampai akhirnya ditemukan air zamzam yang sudah dikemas rapi dengan alumunium foil dan plastik.
Dikatakan Tuti dirinya sengaja membawa air zamzam dari tanah suci dikerenakan banyak kerabatnya yang meminta air zamzam yang asli dari tanah suci, meskipun sebetulnya dirinya sudah membeli air zamzam sebanyak 10 liter di Tanah Air.
“Niatnya membuat orang dirumah senang banyak yang pesan zamzam asli sebab mereka tidak begitu yakin yang ada di Indonesia,” katanya.
Tuti sebetulnya sudah tahu ada larangan membawa air zamzam, tetapi dirinya tetap berusaha membawa air zamzam dalam koper guna bisa memenuhi pesanan kerabatnya di tanah air “Kami sudah ikhtiar tapi Allah belum mengizinkan, memang dari dulu sudah dilarang tapi tahun-tahun kemarin banyak juga yang lolos jadi kita ikhtiar saja ternyata gagal, ya tidak apa-apa,” katanya.
Sementara Sekretaris Daker Madinah Syarif Rahman yang ikut memantau langsung penimbangan dan sweeping koper jamaah, sesekali harus bersitegang dengan jamaah yang tidak mau membuka kopernya. Tetapi tentunya, koper tersebut sebelum masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu akan dicek kembali apakah ada air zamzam atau tidak.
“Biar Jamaah itu memahami bahwa kita itu konsisten akan aturan itu dan tidak lagi mereka mencoba-coba. Panitia juga ingin menyelamatkan barang-barang jamaah haji supaya tas koper itu tidak ditinggal pada waktu pemeriksaan di bandara, makanya itu kita melakukan pembongkaran sejak awal seperti ini sehingga barang bawaan Jamaah haji bisa selamat,” ungkapnya.