Berita Haji - Salah satu jamaah haji dari Asahan protes dengan adanya perbedaan penanganan oleh ketua kloter tujuh terhadap mereka. Seorang jamaah haji Ruslan (63) mengatakan, mereka seperti diberi kelompok-kelompok, karena saat di sana hanya sebagian orang yang diajak-ajak oleh ketua kloternya untuk pergi beribadah.
"Masak kami seperti dibeda-bedakan, yang di manasik haji dengan ketua kloter, lebih spesial diberikan penangannya oleh beliau. Maunya ketua kloter, tidak lagi dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kalau masih dari orang KBIH akan ada pembedaannya lagi, ketua kloter akan lebih banyak memberi perhatian kepada yang bimbingan haji dengannya," katanya di Asrama Haji, Selasa (6/10/2015).
Hal yang sama juga diucapkan oleh Rustam Efendi (56) ia mengaku tidak nyaman dengan pelayanan ketua kloter, yang memilih-milih dapat memberikan pelayanan.
"Saat melontar jumrah, kami tidak diajak, yang diajak hanya orang-orang yang ikut bimbingan haji dengan beliau, kami ini seperti dianak tirikan oleh ketua kloter kami," ucapnya.
Meski kecewa dengan pelayanan haji, namun dengan kompak mereka mengaku, ibadah haji yang mereka laksanakan sangat berdampak kepada kebahagiaannya.
"Saya senang sekali bisa naik haji, hati saya senang, fikiran saya tenang, dan saat pulang ini saya seperti terlahir kembali," katanya.
"Masak kami seperti dibeda-bedakan, yang di manasik haji dengan ketua kloter, lebih spesial diberikan penangannya oleh beliau. Maunya ketua kloter, tidak lagi dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kalau masih dari orang KBIH akan ada pembedaannya lagi, ketua kloter akan lebih banyak memberi perhatian kepada yang bimbingan haji dengannya," katanya di Asrama Haji, Selasa (6/10/2015).
Jamaah haji kloter tujuh Rustam Efendi (56) di Asrama Haji Medan, Selasa (6/10/2015) |
Hal yang sama juga diucapkan oleh Rustam Efendi (56) ia mengaku tidak nyaman dengan pelayanan ketua kloter, yang memilih-milih dapat memberikan pelayanan.
"Saat melontar jumrah, kami tidak diajak, yang diajak hanya orang-orang yang ikut bimbingan haji dengan beliau, kami ini seperti dianak tirikan oleh ketua kloter kami," ucapnya.
Meski kecewa dengan pelayanan haji, namun dengan kompak mereka mengaku, ibadah haji yang mereka laksanakan sangat berdampak kepada kebahagiaannya.
"Saya senang sekali bisa naik haji, hati saya senang, fikiran saya tenang, dan saat pulang ini saya seperti terlahir kembali," katanya.