Berita Haji - Pemerintah Arab Saudi menuai kritikan atas terjadinya tragedi Mina yang menewaskan ratusan jemaah haji. Namun otoritas Saudi menyalahkan ketidakdisiplinan jemaaah haji dalam tragedi yang terjadi pada Kamis, 24 September itu.
Dalam editorialnya, media Arab News menyampaikan pembelaan atas langkah-langkah yang telah dilakukan otoritas Saudi untuk menyelenggarakan haji yang diikuti jutaan umat dari seluruh dunia.
Disebutkan bahwa meski insiden Mina menekankan perlunya upaya-upaya lebih untuk meningkatkan langkah-langkah keselamatan, operasi masiv yang dilakukan pihak Kerajaan Saudi untuk memastikan penyelenggaraan haji yang aman dan nyaman, tak bisa diabaikan.
Meski menyebut tragedi Mina sangat disayangkan, namun media Saudi itu juga menyoroti pentingnya kesadaran dan kedisiplinan para jemaah haji.
"Para jamaah yang membawa tas saat berjalan dan tidak mengikuti instruksi jelas soal pergerakan, juga telah menyebabkan masalah sebelumnya. Tak ada aparat keamanan di dunia yang secara fisik bisa mengendalikan kerumunan yang membengkak menjadi jutaan dalam waktu dan tempat yang terbatas," demikian ditulis Arab News, Sabtu (26/9/2015).
"Kerajaan Saudi telah menghabiskan miliaran riyal untuk manajemen Haji dan mengerahkan sumber daya terbaik untuk melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci. Kerajaan menganggap tugas ini sebagai kewajiban Islaminya. Pemerintah Saudi sama sekali tidak mengambil keuntungan apapun dari ibadah Haji ini," demikian menurut editorial Arab News yang bertajuk "Tragedi yang Mengguncang Kita Semua".
"Menangani dua hingga tiga juta muslim dari 164 negara dan kultur berbeda adalah sebuah tugas raksasa. Tak ada seorang pun di dunia yang punya pengalaman seperti otoritas di sini dalam memastikan pelaksanaan haji yang lancar. Ini merupakan prestasi organisasional yang fenomenal," tulis Arab News.
Media itu pun menyinggung pihak-pihak yang mengkritik pemerintah Saudi. "Kerajaan kerap mendapat kritikan tidak adil dari beberapa pihak di dunia muslim. Ini harus dihentikan. Para pengkritik akan memberikan pelayanan yang lebih besar untuk tujuan mereka dengan bergandeng tangan dengan Arab Saudi guna membuat pelaksanaan haji tahunan lebih nyaman," tandas media tersebut.
Dalam editorialnya, media Arab News menyampaikan pembelaan atas langkah-langkah yang telah dilakukan otoritas Saudi untuk menyelenggarakan haji yang diikuti jutaan umat dari seluruh dunia.
Disebutkan bahwa meski insiden Mina menekankan perlunya upaya-upaya lebih untuk meningkatkan langkah-langkah keselamatan, operasi masiv yang dilakukan pihak Kerajaan Saudi untuk memastikan penyelenggaraan haji yang aman dan nyaman, tak bisa diabaikan.
Salah satu korban tragedi mina |
Meski menyebut tragedi Mina sangat disayangkan, namun media Saudi itu juga menyoroti pentingnya kesadaran dan kedisiplinan para jemaah haji.
"Para jamaah yang membawa tas saat berjalan dan tidak mengikuti instruksi jelas soal pergerakan, juga telah menyebabkan masalah sebelumnya. Tak ada aparat keamanan di dunia yang secara fisik bisa mengendalikan kerumunan yang membengkak menjadi jutaan dalam waktu dan tempat yang terbatas," demikian ditulis Arab News, Sabtu (26/9/2015).
"Kerajaan Saudi telah menghabiskan miliaran riyal untuk manajemen Haji dan mengerahkan sumber daya terbaik untuk melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci. Kerajaan menganggap tugas ini sebagai kewajiban Islaminya. Pemerintah Saudi sama sekali tidak mengambil keuntungan apapun dari ibadah Haji ini," demikian menurut editorial Arab News yang bertajuk "Tragedi yang Mengguncang Kita Semua".
"Menangani dua hingga tiga juta muslim dari 164 negara dan kultur berbeda adalah sebuah tugas raksasa. Tak ada seorang pun di dunia yang punya pengalaman seperti otoritas di sini dalam memastikan pelaksanaan haji yang lancar. Ini merupakan prestasi organisasional yang fenomenal," tulis Arab News.
Media itu pun menyinggung pihak-pihak yang mengkritik pemerintah Saudi. "Kerajaan kerap mendapat kritikan tidak adil dari beberapa pihak di dunia muslim. Ini harus dihentikan. Para pengkritik akan memberikan pelayanan yang lebih besar untuk tujuan mereka dengan bergandeng tangan dengan Arab Saudi guna membuat pelaksanaan haji tahunan lebih nyaman," tandas media tersebut.