Suasana Muktamar NU 2015 di Jombang kembali ricuh dan bergejolak. Protes para muktamirin kembali menggema karena panitia tetap memaksakan kehendak untuk menerapkan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) padahal sudah dibatalkan pejabat sementara Rais Aam sebelumnya.
"Panitia kembali mempermainkan proses muktamar. Saat ini sidang Komisi Organisasi kembali digiring untuk melegalkan Ahwa. Padahal Almukarram K.H Mustofa Bishri (Gusmus) selaku pejabat Rois Amm sudah menginstruksikan agar kembali ke AD-ART dan membatalkan Ahwa," ujar Ketua Umum Tanfidz PWNU Jawa Tengah, Prof. Abu Hafsin, Selasa (4/7).
Para Ketua dan Rois Syuriah NU seluruh Indonesia sudah menyatakan menolak keras upaya penerapan sistem AHWA yang dipaksakan panitia muktamar.
Secara formal organisatoris dan konvensi yang berlaku, sebut Hafsin, seharusnya komisi ini membahas keseluruhan hal-hal terkait pengembangan organisasi. Bukan kembali membahas Ahwa.
"Panitia muktamar tak hanya menyalahi AD-ART tetapi juga tidak mencerminkan ahlakul karimah seperti yang diamanatkan Gus Mus," katanya.
"Saya menyesalkan fatwa Gus Mus diabaikan, dan panitia malah memulai lagi dengan tindakan yang kurang sesuai dengan etika Pesantren. Panitia seolah mempermainkan para Rois Syuriah NU yang notabene adalah Kiai-kiai sepuh," sambungnya.
Sumber: Rmol
"Panitia kembali mempermainkan proses muktamar. Saat ini sidang Komisi Organisasi kembali digiring untuk melegalkan Ahwa. Padahal Almukarram K.H Mustofa Bishri (Gusmus) selaku pejabat Rois Amm sudah menginstruksikan agar kembali ke AD-ART dan membatalkan Ahwa," ujar Ketua Umum Tanfidz PWNU Jawa Tengah, Prof. Abu Hafsin, Selasa (4/7).
Para Ketua dan Rois Syuriah NU seluruh Indonesia sudah menyatakan menolak keras upaya penerapan sistem AHWA yang dipaksakan panitia muktamar.
Baca Juga: Inilah Alasan Kenapa AHWA Dipaksakan Dalam Muktamar NU
Secara formal organisatoris dan konvensi yang berlaku, sebut Hafsin, seharusnya komisi ini membahas keseluruhan hal-hal terkait pengembangan organisasi. Bukan kembali membahas Ahwa.
"Panitia muktamar tak hanya menyalahi AD-ART tetapi juga tidak mencerminkan ahlakul karimah seperti yang diamanatkan Gus Mus," katanya.
"Saya menyesalkan fatwa Gus Mus diabaikan, dan panitia malah memulai lagi dengan tindakan yang kurang sesuai dengan etika Pesantren. Panitia seolah mempermainkan para Rois Syuriah NU yang notabene adalah Kiai-kiai sepuh," sambungnya.
Sumber: Rmol