Banyak binatang yang hidup berseliweran di sekitar manusia; Pernahkah kita sekali kali memperhatikan kehidupan mereka ? Apakah kehidupan sama dengan kehidupan manusia atau berbeda? Mari kita renungkan perjalanan hidup mereka.
Sebagai contoh adalah Ayam; Sebelum subuh ia sudah bangun dari tidurnya, berkokok membangunkan manusia. Kemudian memulai aktivitas kesehariannya:
Mencari makan, mengais rezeki untuk melanjutkan kehidupannya di muka bumi ini.
Yang punya anak, maka ia akan mengajak anak-anaknya mencari makan. Berlari-lari kecil dan menceker-ceker tanah untuk mencari cacing.
Kadang kala kelakuannya itu membuat tanaman dan bunga-bunga rusak. Teras rumah orang menjadi kotor dan tidak enak dilihat. Dia tidak pernah berfikir apakah perbuatannya itu membuat manusia marah dan terganggu? Dia tidak pernah memikirkan hal itu; manusia akan marah dan mencercanya, tidak ia hiraukan.
Silahkan manusia marah, yang menjadi tujuannya adalah bagaimana perutnya kenyang dan anak-anaknya tidak kelaparan. Bila melihat jagung yang sedang dijemur, dengan santai dia akan mematuknya, sampai si pemilik mengusirnya. Tidak ada dibenaknya kata : “milik orang”, yang didapatnya dimakan dan itulah miliknya!
Urusan buang kotoran; dimana ia menginginkan ia akan membuangnya, entah itu di teras rumah yang baru dibersihkan atau di tanah yang basah dan jorok, yang penting baginya nafsunya terlampiaskan.
Bila hendak bertelur; maka tidak akan sungkan-sungkan berteriak-teriak, walaupun di siang bolong, di waktu orang sedang tidur, baginya yang penting keinginannya tersalurkan.
Beda lagi dengan ayam jago atau ayam jantan, selain mencari makan biasanya ia berjalan ke timur dan ke berat untuk mencari pasangan. Bila melihat ayam betina berjalan, dia tidak pernah berfikir untuk menundukkan pandangannya). Ketika memiliki keinginan untuk bercinta, maka ia tidak akan susah-susah untuk meminang betina dan menikahinya. Bila nafsu birahinya telah memuncak, maka di mana ia melihat betina, ia akan mengejarnya, mendekatinya, merayunya dengan suaranya dan ketampanannya, dan bila berhasil menarik hati si betina maka ia akan melampiaskan nafsunya, entah betina itu milik siapa, ia tidak memikirkannya.
Di sore hari ia akan kembali ke tempat tinggalnya untuk bermalam, atau mencari tempat untuk beristirahat dari kebisingan dunia, tidur memejamkan mata dan keesokan harinya dia akan mulai berkokok dan menjalani aktivitas dunianya. Begitulah kehidupannya sampai ia dipotong atau mati menjadi bangkai.
Rata-rata kehidupan binatang yang lainnya seperti; sapi, kambing, tidak jauh berbeda dengan kehidupan ayam. Tujuannya adalah: Mengisi perut sampai kenyang, memuaskan nafsu yang di bawah perut, memelihara anak-anaknya, mencari tempat tinggal.
Bagi mereka tata krama untuk mencapai tujuan tidak dipikirkan; karena mereka adalah binatang, yang penting bagaimana tujuan tercapai. Dan setelah itu, pada akhirnya akan menjadi santapan manusia atau menjadi bangkai.
Itulah kehidupan binatang, Apakah ada di antara manusia yang meniru gaya hidup binatang ?
Setiap hari aktivitasnya adalah bekerja mengais rizqi, membanting tulang dan memeras keringat untuk perutnya, untuk anak-anaknya, membangun rumah, memuaskan nafsu birahinya tanpa aturan. Tanpa ia sadari bahwa dirinya berbeda dengan binatang dan tata kehidupannya harus berbeda pula dengan binatang.
Ia adalah insan yang berakal, yang tujuan penciptaannya adalah berbeda dengan binatang, ia dicipta bukan hanya untuk memenuhi nafsu semata, tapi ia tercipta dengan tujuan yang agung menjadi abdi Sang pencipta.
” Manusia berbeda dengan binatang, saat ia menjadi hamba yang beribadah kepada Tuhan-Nya”.
Sebagai contoh adalah Ayam; Sebelum subuh ia sudah bangun dari tidurnya, berkokok membangunkan manusia. Kemudian memulai aktivitas kesehariannya:
Mencari makan, mengais rezeki untuk melanjutkan kehidupannya di muka bumi ini.
Yang punya anak, maka ia akan mengajak anak-anaknya mencari makan. Berlari-lari kecil dan menceker-ceker tanah untuk mencari cacing.
Apa Bedanya Manusia dengan Binatang? |
Kadang kala kelakuannya itu membuat tanaman dan bunga-bunga rusak. Teras rumah orang menjadi kotor dan tidak enak dilihat. Dia tidak pernah berfikir apakah perbuatannya itu membuat manusia marah dan terganggu? Dia tidak pernah memikirkan hal itu; manusia akan marah dan mencercanya, tidak ia hiraukan.
Silahkan manusia marah, yang menjadi tujuannya adalah bagaimana perutnya kenyang dan anak-anaknya tidak kelaparan. Bila melihat jagung yang sedang dijemur, dengan santai dia akan mematuknya, sampai si pemilik mengusirnya. Tidak ada dibenaknya kata : “milik orang”, yang didapatnya dimakan dan itulah miliknya!
Urusan buang kotoran; dimana ia menginginkan ia akan membuangnya, entah itu di teras rumah yang baru dibersihkan atau di tanah yang basah dan jorok, yang penting baginya nafsunya terlampiaskan.
Bila hendak bertelur; maka tidak akan sungkan-sungkan berteriak-teriak, walaupun di siang bolong, di waktu orang sedang tidur, baginya yang penting keinginannya tersalurkan.
Beda lagi dengan ayam jago atau ayam jantan, selain mencari makan biasanya ia berjalan ke timur dan ke berat untuk mencari pasangan. Bila melihat ayam betina berjalan, dia tidak pernah berfikir untuk menundukkan pandangannya). Ketika memiliki keinginan untuk bercinta, maka ia tidak akan susah-susah untuk meminang betina dan menikahinya. Bila nafsu birahinya telah memuncak, maka di mana ia melihat betina, ia akan mengejarnya, mendekatinya, merayunya dengan suaranya dan ketampanannya, dan bila berhasil menarik hati si betina maka ia akan melampiaskan nafsunya, entah betina itu milik siapa, ia tidak memikirkannya.
Di sore hari ia akan kembali ke tempat tinggalnya untuk bermalam, atau mencari tempat untuk beristirahat dari kebisingan dunia, tidur memejamkan mata dan keesokan harinya dia akan mulai berkokok dan menjalani aktivitas dunianya. Begitulah kehidupannya sampai ia dipotong atau mati menjadi bangkai.
Rata-rata kehidupan binatang yang lainnya seperti; sapi, kambing, tidak jauh berbeda dengan kehidupan ayam. Tujuannya adalah: Mengisi perut sampai kenyang, memuaskan nafsu yang di bawah perut, memelihara anak-anaknya, mencari tempat tinggal.
Bagi mereka tata krama untuk mencapai tujuan tidak dipikirkan; karena mereka adalah binatang, yang penting bagaimana tujuan tercapai. Dan setelah itu, pada akhirnya akan menjadi santapan manusia atau menjadi bangkai.
Itulah kehidupan binatang, Apakah ada di antara manusia yang meniru gaya hidup binatang ?
Setiap hari aktivitasnya adalah bekerja mengais rizqi, membanting tulang dan memeras keringat untuk perutnya, untuk anak-anaknya, membangun rumah, memuaskan nafsu birahinya tanpa aturan. Tanpa ia sadari bahwa dirinya berbeda dengan binatang dan tata kehidupannya harus berbeda pula dengan binatang.
Ia adalah insan yang berakal, yang tujuan penciptaannya adalah berbeda dengan binatang, ia dicipta bukan hanya untuk memenuhi nafsu semata, tapi ia tercipta dengan tujuan yang agung menjadi abdi Sang pencipta.
” Manusia berbeda dengan binatang, saat ia menjadi hamba yang beribadah kepada Tuhan-Nya”.