KabarMakkah.Com - Logika bisa saja menjerumuskan seorang manusia untuk menentang apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Ketika Allah memerintahkan wanita untuk menutup aurat, logika bisa saja mencari-cari alasan untuk membantahnya.
Kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan agama Islam mulai dikikis pelan-pelan melalui kampanye anti arab dan mengganggap segala sesuatu yang ada dalam Islam adalah budaya arab, sehingga perintah dari Allah-pun dianggapnya sebagai sebuah budaya Arab. “Ini tradisi Arab, Ini Tradisi Nusantara"
Inilah yang disampaikan oleh Habib Syech Bin Abdul Qadir Segaf, salah satu anggota Mustasyar PWNU Jateng dalam sebuah pengajian Ramadhan.
Habib Syech menerangkan, dalih jilbab budaya arab, atau di arab banyak debu hingga harus menggunakan pakaian rapat, beda cuaca, jilbab hanya cocok dipakai di negara timur tengah dan tidak cocok digunakan di Indonesia dan hal semisalnya itu dijadikan sebuah alasan pembenaran untuk menolak perintah menutup aurat.
Padahal, lanjut habib syech, perintahnya Allah Subhanahu Wa Ta`ala itu universal. bukan hanya untuk per etnik dan ras, bukan hanya arab, jawa, londo, china, tapi semua perintah Allah harus diikuti oleh semua umat manusia.
Mulai jaman sekarang, ada orang-orang yang senang memisah-misahkan Islam dengan mengkotak-kotaknya dengan istilah “ini tradisi arab” padahal itu perintah Allah SWT. Orang orang seperti ini jangan diikuti.
"Baca Quran pakai Bahasa Indonesia saja tak apa-apa, bahasa Jawa pun tak jadi masalah"
Kalimat seperti diatas adalah salah satu contoh menggerus Islam mulai dari pe-nusantara-an Islam dan anti arab.
Keimanan orang islam sekarang ini dirusak dengan model pengikisan syariat Islam, seperti dengan mengkampanyekan anggapan semua yang dari islam adalah tradisi arab.
"Kalau hanya sekedar sholawat dengan langgam-langgam itu ya boleh. Nah kemarin itu ada yang ngaji modelnya kayak gini (langgam) ya lucu" kata Habib Syech.
"Jika anggapan seperti ini dibiarkan, nanti akan muncul, bacaan ayat waktu shalat boleh pakai bahasa jawa aja, wong agamanya ini agama nusantara kok, bukan agama Islam" lanjut Habib.
Habib menjelaskan, jika model Islam Nusantara seperti halnya yang dilakukan oleh Wali Songo, ya sah sah aja. Namun jika seperti yang dilakukan oleh mereka-mereka yang didorong oleh rasa benci pada Arab itu sama saja ikut membenci Nabi.
Ini bukan masalah bangga-banggaan (arab atau nusantara) karena Nabi Muhammad SAW adalah "Sayyidul Arab Wal Ajam" (nabi Muhammad itu pemimpin orang arab dan non arab). Jadi, jangan sampai nanti kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad dirusak dengan statemen "ini bukan tradisi kita, ini tradisi orang arab"
Nanti ujung-ujungnya adalah kalimat "jangan kalian percaya nabi muhammad yang dari arab." pungkas Habib Syekh.
Dan dibawah ini adalah Video Habib Syekh tentang "Islam Nusantara"
Kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan agama Islam mulai dikikis pelan-pelan melalui kampanye anti arab dan mengganggap segala sesuatu yang ada dalam Islam adalah budaya arab, sehingga perintah dari Allah-pun dianggapnya sebagai sebuah budaya Arab. “Ini tradisi Arab, Ini Tradisi Nusantara"
Habib Syech (Kiri) |
Inilah yang disampaikan oleh Habib Syech Bin Abdul Qadir Segaf, salah satu anggota Mustasyar PWNU Jateng dalam sebuah pengajian Ramadhan.
Habib Syech menerangkan, dalih jilbab budaya arab, atau di arab banyak debu hingga harus menggunakan pakaian rapat, beda cuaca, jilbab hanya cocok dipakai di negara timur tengah dan tidak cocok digunakan di Indonesia dan hal semisalnya itu dijadikan sebuah alasan pembenaran untuk menolak perintah menutup aurat.
Padahal, lanjut habib syech, perintahnya Allah Subhanahu Wa Ta`ala itu universal. bukan hanya untuk per etnik dan ras, bukan hanya arab, jawa, londo, china, tapi semua perintah Allah harus diikuti oleh semua umat manusia.
Mulai jaman sekarang, ada orang-orang yang senang memisah-misahkan Islam dengan mengkotak-kotaknya dengan istilah “ini tradisi arab” padahal itu perintah Allah SWT. Orang orang seperti ini jangan diikuti.
"Baca Quran pakai Bahasa Indonesia saja tak apa-apa, bahasa Jawa pun tak jadi masalah"
Kalimat seperti diatas adalah salah satu contoh menggerus Islam mulai dari pe-nusantara-an Islam dan anti arab.
Keimanan orang islam sekarang ini dirusak dengan model pengikisan syariat Islam, seperti dengan mengkampanyekan anggapan semua yang dari islam adalah tradisi arab.
"Kalau hanya sekedar sholawat dengan langgam-langgam itu ya boleh. Nah kemarin itu ada yang ngaji modelnya kayak gini (langgam) ya lucu" kata Habib Syech.
"Jika anggapan seperti ini dibiarkan, nanti akan muncul, bacaan ayat waktu shalat boleh pakai bahasa jawa aja, wong agamanya ini agama nusantara kok, bukan agama Islam" lanjut Habib.
Habib menjelaskan, jika model Islam Nusantara seperti halnya yang dilakukan oleh Wali Songo, ya sah sah aja. Namun jika seperti yang dilakukan oleh mereka-mereka yang didorong oleh rasa benci pada Arab itu sama saja ikut membenci Nabi.
"Benci sama arab, padahal quran menggunakan bahasa arab, nabi kalian orang arab. Ya mau ikut siapa? Ikut model Fir'aun?" tegas Habib.
Ini bukan masalah bangga-banggaan (arab atau nusantara) karena Nabi Muhammad SAW adalah "Sayyidul Arab Wal Ajam" (nabi Muhammad itu pemimpin orang arab dan non arab). Jadi, jangan sampai nanti kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad dirusak dengan statemen "ini bukan tradisi kita, ini tradisi orang arab"
Nanti ujung-ujungnya adalah kalimat "jangan kalian percaya nabi muhammad yang dari arab." pungkas Habib Syekh.
Dan dibawah ini adalah Video Habib Syekh tentang "Islam Nusantara"
Islam Nusantara Mengandung Kebencian Terhadap Arab
[VIDEO] Mustasyar PWNU Jateng Habib Syekh Bin Abdul Qodir Assegaf: Langgam Jawa Dan Islam Nusantara Mengandung Kebencian Terhadap ArabNabi Muhammad Orang Arab. Hati -Hati Membenci Arab. Apa Mereka Mau Ikut Fir'aun?SEBARKAN!