Berdamailah dengan kesedihanmu, maafkan orang yang telah menyakitimu. Mereka bilang hati itu seperti cermin. Cermin retak memang sulit dikembalikan ke keadaan semua. Namun, apakah hatimu seperti cermin yang mudah retak?
Hatimu bukan dibuat oleh manusia, hatimu adalah ciptaan Allah. Setidaknya kamu dibekali iman untuk menjaganya agar tidak retak-retak. Setidaknya Allah memberimu obat untuk menjaga hatimu agar tidak mudah retak seperti cermin.
Mungkin kamu merasa sedih, karena semakin banyak muslim yang antipati, lupa bahwa sejatinya muslim adalah bersaudara. Lupa bahwa adanya diri untuk menghapus duka dan lara. Lupa adanya diri untuk saling mengerti, bukan saling menghakimi, saling iri atau bahkan saling benci.
Maafkanlah orang yang menyakitimu, jadilah obat bagi hati yang sakit, jadilah penentram bagi jiwa yang rindu sosok pemaaf. Berpikirlah lebih jauh untuk membenci, berpikirlah lebih jauh untuk mendendam atau mundur. Jika semua ini kau anggap beban, maka anggaplah ini beban ternikmat.
“Tidaklah seorang mukmin ditimpa keletihan, sakit, kegundahan, kesedihan, rasa sakit dan tidak pula kepiluan sampai duri yang menusuknya melainkan Allah hapuskan dosa-dosanya dengan sebab itu semua. “(HR. Bukhori)
Hanyalah hati yang bertakwa dengan keimanan yang kiat yang mampu bertahan dari kesedihan. Karena dalam rukun iman, kita sudah berjanji bahwa kita akan beriman pada segala takdir Allah, baik yang mengecewakan maupun yang menyenangkan. Takdir Allah tentu berada di depan kita, jangan sampai kesedihan kita membuat kita melampaui takdir Allah.
Ingatlah bahwa ini beban yang sebenarnya adalah anugerah terindah, jiwamu terpanggil untuk menyeru. Jiwamu terpanggil dalam gelisah. Berdoalah padanya untuk menjadikanmu istiqamah dalam dakwah. Sebab hanya denganNya kegelisahan akan menjadi kejernihan.
Di dalam dunia yang fana ini, jadikanlah hatimu ikhlas karena Allah. Dengan begitu hatimu tak bisa disamakan dengan cermin retak yang sulit dikembalikan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin karena segala perkaranya itu baik. Dan tidaklah itu didapati kecuali dari seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika tertimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu baik pula baginya.” (HR Muslim)
Masih ingin menjadi cermin retak? :)
Sumber: Dakwatuna
Hatimu bukan dibuat oleh manusia, hatimu adalah ciptaan Allah. Setidaknya kamu dibekali iman untuk menjaganya agar tidak retak-retak. Setidaknya Allah memberimu obat untuk menjaga hatimu agar tidak mudah retak seperti cermin.
Mungkin kamu merasa sedih, karena semakin banyak muslim yang antipati, lupa bahwa sejatinya muslim adalah bersaudara. Lupa bahwa adanya diri untuk menghapus duka dan lara. Lupa adanya diri untuk saling mengerti, bukan saling menghakimi, saling iri atau bahkan saling benci.
Maafkanlah orang yang menyakitimu, jadilah obat bagi hati yang sakit, jadilah penentram bagi jiwa yang rindu sosok pemaaf. Berpikirlah lebih jauh untuk membenci, berpikirlah lebih jauh untuk mendendam atau mundur. Jika semua ini kau anggap beban, maka anggaplah ini beban ternikmat.
“Tidaklah seorang mukmin ditimpa keletihan, sakit, kegundahan, kesedihan, rasa sakit dan tidak pula kepiluan sampai duri yang menusuknya melainkan Allah hapuskan dosa-dosanya dengan sebab itu semua. “(HR. Bukhori)
Hanyalah hati yang bertakwa dengan keimanan yang kiat yang mampu bertahan dari kesedihan. Karena dalam rukun iman, kita sudah berjanji bahwa kita akan beriman pada segala takdir Allah, baik yang mengecewakan maupun yang menyenangkan. Takdir Allah tentu berada di depan kita, jangan sampai kesedihan kita membuat kita melampaui takdir Allah.
Ingatlah bahwa ini beban yang sebenarnya adalah anugerah terindah, jiwamu terpanggil untuk menyeru. Jiwamu terpanggil dalam gelisah. Berdoalah padanya untuk menjadikanmu istiqamah dalam dakwah. Sebab hanya denganNya kegelisahan akan menjadi kejernihan.
Di dalam dunia yang fana ini, jadikanlah hatimu ikhlas karena Allah. Dengan begitu hatimu tak bisa disamakan dengan cermin retak yang sulit dikembalikan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin karena segala perkaranya itu baik. Dan tidaklah itu didapati kecuali dari seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika tertimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu baik pula baginya.” (HR Muslim)
Masih ingin menjadi cermin retak? :)
Sumber: Dakwatuna