KabarMakkah.Com - Nabi merupakan manusia pilihan yang diberikan kesempurnaan dan mukjizat oleh Allah SWT untuk mengajak umat manusia pada jalan kebenaran, sehingga terhindar dari berbagai macam adzab baik di dunia maupun akhirat. Kesuksesan seorang Nabi, tentunya atas kehendak Allah SWT. Dan salah satu rahasia kesuksesan Rasulullah SAW adalah mudahnya beliau dalam memaafkan, apalagi dalam urusan pribadi.
Seorang kafir Quraisy yang hendak membunuh Beliau pun dimaafkan dengan mudah. Pada saat Fathu Mekkah atau penaklukan kota Mekkah oleh kaum muslimin, tidak ada pertumpahan darah yang terjadi pada saat itu. Kebesaran jiwa Rasulullah SAW, yang membuatnya bersedia memaafkan mereka, menyebabkan kaum musyrikin Quraisy di Mekkah berbondong-bondong memeluk agama Islam saat itu juga.
Selain Rasulullah SAW, Nabi Yusuf AS pun menunjukkan keteladanan yang sama. Saat telah menjadi pejabat tinggi di Istana Fir’aun di Mesir, beliau dapat mudah memaafkan saudara-saudaranya yang dulu melemparkannya ke sumur. Jika Beliau berkehendak, para pengawalnya bisa saja dengan mudah menghukum mati para saudaranya yang pernah mendzaliminya tersebut.
Sungguh sangat disayangkan bukan, bila kita sia-siakan begitu saja keteladanan para Nabi yang mudah memaafkan seseorang yang telah mendzaliminya. Untuk itu, mari kita mencoba meneladani sifat mulia dari mereka, yang termasuk memaafkan sesama.
Sumber : Syukur, Yanuardi.2014. Kekuatan Memaafkan: Jakarta:Qibla
Seorang kafir Quraisy yang hendak membunuh Beliau pun dimaafkan dengan mudah. Pada saat Fathu Mekkah atau penaklukan kota Mekkah oleh kaum muslimin, tidak ada pertumpahan darah yang terjadi pada saat itu. Kebesaran jiwa Rasulullah SAW, yang membuatnya bersedia memaafkan mereka, menyebabkan kaum musyrikin Quraisy di Mekkah berbondong-bondong memeluk agama Islam saat itu juga.
Selain Rasulullah SAW, Nabi Yusuf AS pun menunjukkan keteladanan yang sama. Saat telah menjadi pejabat tinggi di Istana Fir’aun di Mesir, beliau dapat mudah memaafkan saudara-saudaranya yang dulu melemparkannya ke sumur. Jika Beliau berkehendak, para pengawalnya bisa saja dengan mudah menghukum mati para saudaranya yang pernah mendzaliminya tersebut.
Sungguh sangat disayangkan bukan, bila kita sia-siakan begitu saja keteladanan para Nabi yang mudah memaafkan seseorang yang telah mendzaliminya. Untuk itu, mari kita mencoba meneladani sifat mulia dari mereka, yang termasuk memaafkan sesama.
Sumber : Syukur, Yanuardi.2014. Kekuatan Memaafkan: Jakarta:Qibla