KabarMakkah.Com - Diantara beberapa hal yang membedakan puasa seorang Muslim dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur. Nabi kita Muhammad SAW memerintahkan pada umatnya yang berpuasa di bulan Ramadhan untuk selalu makan sahur ketika ingin berpuasa.
Ada beberapa hadits shahih yang menjelaskan tentang keutamaan dan keberkahan dalam makan sahur, diantaranya adalah sebagai berikut:
Yang dimaksud barakah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barakah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun satu hal yang harus diketahui bahwa barakah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
Makan sahur juga merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Imam As-Suddi dari dengan lafazh :
Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani melalui jalur riwayat Ibrahim At-Taimi mengatakan:
“Kaum Muslimin pada permulaan Islam melakukan shaum seperti cara yang dilakukan oleh Ahlul Kitab, yaitu apabila seorang di antara mereka tertidur (sebelum berbuka) maka tidak boleh makan hingga tiba (waktu berbuka) keesokan harinya.”
Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari shahabat ‘Amr bin Al-‘Ash secara marfu':
Subhanallah, betapa banyaknya manfaat dan keberkahan yang akan kita dapatkan jika sahur terlebih dahulu ketika sedang ingin berpuasa, terlebih puasa yang akan dijalani adalah puasa ramadhan. Semoga bermanfaat.
Ada beberapa hadits shahih yang menjelaskan tentang keutamaan dan keberkahan dalam makan sahur, diantaranya adalah sebagai berikut:
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari)
“Makanan sahur adalah makanan yang barakah maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun seorang dari kalian hanya sahur dengan meneguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur”. (HR. Imam Ahmad)
Yang dimaksud barakah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barakah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun satu hal yang harus diketahui bahwa barakah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
Makan sahur juga merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Imam As-Suddi dari dengan lafazh :
كُتِبَ عَلَى النَّصَارَى الصِّيَامُ، وَكُتِبَ عَلَيْهِمْ أَنْ لاَ يَأْكُلُوا وَلاَ يَشْرَبُوا وَلاَ يَنْكِحُوا بَعْدَ النَّوْمِ، وَكُتِبَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَوَّلاً مِثْلُ ذَلِكَ حَتَّى أَقْبَلَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ، فَذَكَرَ الْقِصَّةَ .
“Telah diwajibkan kepada kaum Nashara untuk berpuasa, dan bahwa tidak boleh bagi mereka untuk makan, minum dan berkumpul setelah tertidur. Diwajibkan atas kaum muslimin pada mulanya seperti itu, sampai terjadi peristiwa yang menimpa seorang pria dari Anshar.”
Baca Juga: Daftar Menu Berbuka Puasa
Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani melalui jalur riwayat Ibrahim At-Taimi mengatakan:
كَانَ المُسْلِمُونَ فِي أَوَّلِ الإِسْلاَمِ يَفْعَلُونَ كَمَا يَفْعَلُ أَهْلُ الكِتَابِ : إِذَا نَامَ أَحَدُهُمْ لَمْ يَطْعَمْ حَتَّى القَابِلَةِ
Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari shahabat ‘Amr bin Al-‘Ash secara marfu':
“Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahlul Kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Keberkahan Dan Hikmah Dalam Makan Sahur
Dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim)
Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad)
Waktu makan sahur adalah waktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari)
Waktu sahur adalah waktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh Allah dalam beberapa ayat, “Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)
Orang yang makan sahur dijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati sholat Shubuh di waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan. Makan sahur sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan pada Allah.
Subhanallah, betapa banyaknya manfaat dan keberkahan yang akan kita dapatkan jika sahur terlebih dahulu ketika sedang ingin berpuasa, terlebih puasa yang akan dijalani adalah puasa ramadhan. Semoga bermanfaat.