KabarMakkah.Com - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan rahmah. Allah SWT telah menjanjikan ramadhan ini melalui perantara NabiNya, Muhammad SAW, bahwa semua amal ibadah di bulan ramadhan akan dilipatgandakan, dan permohonan ampun dari seluruh kaum muslimin akan dikabulkan.
Jika kita benar-benar mengetahui dahsyatnya keistimewaan bulan ramadhan, tentu tidak ada satupun dari kita yang ingin melewatkan momen Ramadhan ini dengan hanya begitu saja. Sayangnya, seringkali kita lebih mudah dibuai obral aneka promo barang dan diskon selama Ramadhan, daripada mengambil kesempatan untuk memburu pahala yang tiada tara di sepanjang musim Ramadhan.
Ada berbagai sebab yang menyebabkan beberapa kekeliruan tentang memaknai ramadhan ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
Banyak orang yang puasa di bulan Ramadhan hanya karena orang lain berpuasa. Puasanya dikerjakan hanya sekadar memantaskan diri. Puasa hanya diartikan menahan makan dan minum dari pagi sampai maghrib.
Biasanya, Orang semacam ini hanya menganggap puasa Ramadhan sebagai ritual agama belaka atau sekadar menggugurkan kewajiban dalam beragama. Padahal, esensi dari ibadah puasa adalah untuk mensucikan hati dan jiwa, serta usaha mengerjakan ibadah dengan ikhlas tanpa syarat apapun kepada Allah SWT.
Puasa adalah upaya pembebasan rohani ke derajat kemanusiaan yang lebih tinggi, atau kembali ke fitrah manusia yang murni, sebelum ia menempati jasad ragawi yang selalu membutuhkan makan dan minum. Tidak mengherankan jika Allah SWT berjanji bahwa Dia sendiri yang akan menilai dan mengganjar pahala ibadah puasa.
Sebab puasa adalah ibadah yang bersifat rahasia dan tidak bersifat demonstratif seperti sholat, zakat, maupun haji. Seseorang bisa saja mengaku berpuasa di depan orang lain tanpa harus mengundang kecurigaan bahwa dirinya memang benar-benar berpuasa atau hanya sekedar pura-pura.
Dengan karakteristik yang demikian, ibadah puasa juga bisa ditujukan untuk mendidik orang Islam agar selalu bersikap jujur, terlebih terhadap dirinya sendiri, serta menumbuhkan empati sosial pada orang-orang yang status ekonominya jauh di bawah kita, yang hanya untuk makan dan minum saja belum tentu mereka bisa mendapatkannya dalam satu hari.
Ukuran diterimanya ibadah di sisi Allah SWT selain ikhlas adalah mengetahui dengan pasti ilmu ibadah tersebut. Syaikh Ibnu Ruslan dalam kitab Matan Zubad nya menuliskan sebuah bait indah yang berbunyi:
“Wa kullu man bi ghairi ilmin ya'malu, a'maluhu mardudatun la tuqbalu (setiap orang yang mengamalkan suatu ibadah tanpa ilmu, maka amalannya itu tidak diterima).”
Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi setiap orang islam mengetahui dengan pasti terkait hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa Ramadhan, Hal ini bisa dilakukan dengan membaca-baca buku atau kitab yang mu'tamad maupun mendengar ceramah dari para ustadz, kyai, guru, atau orang lain yang lebih mengatahuinya, terutama terkait dengan apa saja yang membatalkan puasa, apa saja yang membatalkan pahala puasa, dan sunnah-sunnah sewaktu puasa.
Siapa bilang orang yang berpuasa akan merasa lebih jauh dari makanan dan minuman? Faktanya, Banyak orang yang berpuasa malah diributkan dengan masalah makanan dan minuman. Bukan hal yang aneh, jika hampir sepanjang hari orang yang berpuasa sibuk memikirkan makanan dan minuman, mulai dari merencanakan ingin berbuka puasa dimana dan apa saja menu yang ingin disantap.
Boleh jadi, pikiran akan makanan dan minuman ini lebih besar porsinya ketimbang konsentrasi untuk melakukan sholat-sholat sunnah, tadarrus Qur’an, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya. atau malah mungkin di waktu sholat malah memikirkan makanan dan minuman?
Bukan merupakan hal yang aneh jika selama puasa Ramadhan berlangsung sebagian besar orang berat badannya malah menggila. Hal ini terjadi karena selama bulan ramadhan, porsi makan bukannya berkurang malah bertambah secara drastis.
Waktu sahur makan sebanyak-banyaknya, seolah khawatir besok akan kelaparan dan kehausan. Sementara itu, Ketika berbuka, kembali mereka makan dan minum seolah-olah tidak pernah makan selama sebulan. Makannya sangat lahap. Minumnya seperti orang kalap.
Perilaku menyimpang lainnya adalah menghabiskan banyak waktu di bulan puasa hanya untuk tidur. Memang benar ada hadits yang menyebutkan bahwa tidurnya orang yang berpuasa juga diganjar ibadah.
Namun, hal itu jangan disalah pahami apalagi dipelintirkan. Karena itu bukan berarti jika tidur sepanjang hari di bulan ramadhan lantas merasa bahwa hal itu juga ibadah. Lalu apa nilai yang akan didapat jika puasa tidak dirasakan sama sekali?
Berkebalikan dengan orang yang lebih banyak tidur saat puasa adalah orang yang amat sibuk selama puasa. Namun kesibukannya itu bukan untuk ibadah, melainkan untuk sekadar menghabiskan waktu agar tak terasa dilalui. Misalnya, menghabiskan waktu dengan bermain Play Station, menonton tv, film, mendengarkan musik, dan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan ibadah.
Kebiasaan yang satu ini banyak dilakukan. Kita berpuasa, namun malah meninggalkan kewajiban sholat. Padahal kunci dari baiknya semua ibadah kepada Allah SWT adalah sholat. karena sholat adalah tiang agama. Tidak ada alasan apa pun yang dapat membatalkan kewajiban sholat. Bahkan orang yang sakit pun tetap wajib sholat, selama akal dan pikirannya masih bekerja dengan normal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berpuasa namun tidak shalat, maka puasanya itu akan sia-sia atau rusak.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Jika sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi."
Baca Juga:
Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Taala berfirman, "Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?" Maka sholat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu. Dalam riwayat lain disebutkan, "Bilamana sholat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya." (HR. Thabrani).
Demikian artikel sederhana mengenai Beberapa Kesalahan Yang Sering Dikerjakan Di Bulan Ramadhan, Semoga bermanfaat, Silahkan bagikan pada yang lain agar bernilai pahala jariyah bagi anda.
Jika kita benar-benar mengetahui dahsyatnya keistimewaan bulan ramadhan, tentu tidak ada satupun dari kita yang ingin melewatkan momen Ramadhan ini dengan hanya begitu saja. Sayangnya, seringkali kita lebih mudah dibuai obral aneka promo barang dan diskon selama Ramadhan, daripada mengambil kesempatan untuk memburu pahala yang tiada tara di sepanjang musim Ramadhan.
Ada berbagai sebab yang menyebabkan beberapa kekeliruan tentang memaknai ramadhan ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
Menganggap Puasa Ramadhan Hanya Sebatas Ritual
Banyak orang yang puasa di bulan Ramadhan hanya karena orang lain berpuasa. Puasanya dikerjakan hanya sekadar memantaskan diri. Puasa hanya diartikan menahan makan dan minum dari pagi sampai maghrib.
Biasanya, Orang semacam ini hanya menganggap puasa Ramadhan sebagai ritual agama belaka atau sekadar menggugurkan kewajiban dalam beragama. Padahal, esensi dari ibadah puasa adalah untuk mensucikan hati dan jiwa, serta usaha mengerjakan ibadah dengan ikhlas tanpa syarat apapun kepada Allah SWT.
Puasa adalah upaya pembebasan rohani ke derajat kemanusiaan yang lebih tinggi, atau kembali ke fitrah manusia yang murni, sebelum ia menempati jasad ragawi yang selalu membutuhkan makan dan minum. Tidak mengherankan jika Allah SWT berjanji bahwa Dia sendiri yang akan menilai dan mengganjar pahala ibadah puasa.
Sebab puasa adalah ibadah yang bersifat rahasia dan tidak bersifat demonstratif seperti sholat, zakat, maupun haji. Seseorang bisa saja mengaku berpuasa di depan orang lain tanpa harus mengundang kecurigaan bahwa dirinya memang benar-benar berpuasa atau hanya sekedar pura-pura.
Dengan karakteristik yang demikian, ibadah puasa juga bisa ditujukan untuk mendidik orang Islam agar selalu bersikap jujur, terlebih terhadap dirinya sendiri, serta menumbuhkan empati sosial pada orang-orang yang status ekonominya jauh di bawah kita, yang hanya untuk makan dan minum saja belum tentu mereka bisa mendapatkannya dalam satu hari.
Tidak Mengetahui Hukum Yang Berkaitan Dengan Puasa
Ukuran diterimanya ibadah di sisi Allah SWT selain ikhlas adalah mengetahui dengan pasti ilmu ibadah tersebut. Syaikh Ibnu Ruslan dalam kitab Matan Zubad nya menuliskan sebuah bait indah yang berbunyi:
“Wa kullu man bi ghairi ilmin ya'malu, a'maluhu mardudatun la tuqbalu (setiap orang yang mengamalkan suatu ibadah tanpa ilmu, maka amalannya itu tidak diterima).”
Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi setiap orang islam mengetahui dengan pasti terkait hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa Ramadhan, Hal ini bisa dilakukan dengan membaca-baca buku atau kitab yang mu'tamad maupun mendengar ceramah dari para ustadz, kyai, guru, atau orang lain yang lebih mengatahuinya, terutama terkait dengan apa saja yang membatalkan puasa, apa saja yang membatalkan pahala puasa, dan sunnah-sunnah sewaktu puasa.
Terlalu Memikirkan Makan dan Minum
Siapa bilang orang yang berpuasa akan merasa lebih jauh dari makanan dan minuman? Faktanya, Banyak orang yang berpuasa malah diributkan dengan masalah makanan dan minuman. Bukan hal yang aneh, jika hampir sepanjang hari orang yang berpuasa sibuk memikirkan makanan dan minuman, mulai dari merencanakan ingin berbuka puasa dimana dan apa saja menu yang ingin disantap.
Boleh jadi, pikiran akan makanan dan minuman ini lebih besar porsinya ketimbang konsentrasi untuk melakukan sholat-sholat sunnah, tadarrus Qur’an, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya. atau malah mungkin di waktu sholat malah memikirkan makanan dan minuman?
Mengerjakan Perkara Selain Ibadah Secara Berlebihan
Bukan merupakan hal yang aneh jika selama puasa Ramadhan berlangsung sebagian besar orang berat badannya malah menggila. Hal ini terjadi karena selama bulan ramadhan, porsi makan bukannya berkurang malah bertambah secara drastis.
Waktu sahur makan sebanyak-banyaknya, seolah khawatir besok akan kelaparan dan kehausan. Sementara itu, Ketika berbuka, kembali mereka makan dan minum seolah-olah tidak pernah makan selama sebulan. Makannya sangat lahap. Minumnya seperti orang kalap.
Puasa Buat Tidur Saja Agar Tidak Kerasa
Perilaku menyimpang lainnya adalah menghabiskan banyak waktu di bulan puasa hanya untuk tidur. Memang benar ada hadits yang menyebutkan bahwa tidurnya orang yang berpuasa juga diganjar ibadah.
Namun, hal itu jangan disalah pahami apalagi dipelintirkan. Karena itu bukan berarti jika tidur sepanjang hari di bulan ramadhan lantas merasa bahwa hal itu juga ibadah. Lalu apa nilai yang akan didapat jika puasa tidak dirasakan sama sekali?
Berkebalikan dengan orang yang lebih banyak tidur saat puasa adalah orang yang amat sibuk selama puasa. Namun kesibukannya itu bukan untuk ibadah, melainkan untuk sekadar menghabiskan waktu agar tak terasa dilalui. Misalnya, menghabiskan waktu dengan bermain Play Station, menonton tv, film, mendengarkan musik, dan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan ibadah.
Menjalani Ibadah Puasa Namun Tidak Sholat
Kebiasaan yang satu ini banyak dilakukan. Kita berpuasa, namun malah meninggalkan kewajiban sholat. Padahal kunci dari baiknya semua ibadah kepada Allah SWT adalah sholat. karena sholat adalah tiang agama. Tidak ada alasan apa pun yang dapat membatalkan kewajiban sholat. Bahkan orang yang sakit pun tetap wajib sholat, selama akal dan pikirannya masih bekerja dengan normal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berpuasa namun tidak shalat, maka puasanya itu akan sia-sia atau rusak.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Jika sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi."
Baca Juga:
- Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 2020
- Daftar Menu Buka Puasa Ramadhan
- Berkah Dalam Sahur Meski Hanya Dengan Seteguk Air
- Agar Puasa Bukan Hanya Menahan Lapar Dan Haus
Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Taala berfirman, "Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?" Maka sholat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu. Dalam riwayat lain disebutkan, "Bilamana sholat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya." (HR. Thabrani).
Demikian artikel sederhana mengenai Beberapa Kesalahan Yang Sering Dikerjakan Di Bulan Ramadhan, Semoga bermanfaat, Silahkan bagikan pada yang lain agar bernilai pahala jariyah bagi anda.