KabarMakkah.Com - Alhamdulillah, kita harus banyak-banyak memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya. Allah masih mengizinkan kita untuk ikut serta meraup keberkahan yang dikucurkan-Nya di bulan Puasa Ramadhan 2020 ini. Banyak orang yang mengimpikan kesempatan ini, tapi panggilan Allah sudah mendahului. Maka, sudah sepantasnya bagi kita untuk meningkatkan rasa syukur kita pada Allah SWT.
Wujud syukur itu bisa kita realisasikan dengan sungguh-sungguh menjaga kualitas puasa yang kita kerjakan. Puasa adalah amalan yang pahalanya hanya Allah yang menentukan. Sebab, secara dhahir kita bisa terlihat sedang berpuasa, namun secara batin puasa itu tidak berefek apa-apa. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari puasa yang seperti itu. Na’udzubillahi min dzalik.
1400 tahun lalu Rasulullah sudah mengingatkan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain lapar dan haus.” Artinya, puasanya tidak bernilai apa-apa. Tidak ada pahala, hikmah, dan manfaat yang didapatkannya selain lapar dan haus yang dirasakannya saja.
Kenapa hal itu bisa sampai terjadi? Orang yang berpuasa bisa saja sangat berhati-hati dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa, tapi tidak berhati-hati dari hal yang bisa membatalkan pahala puasanya. Ia tidak makan dan tidak minum, tapi terkadang perbuatannya masih saja tidak bisa dikontrol. Mulutnya tidak terjaga, meskipun sedang berpuasa tetap saja dia masih suka ghibah (menggunjing), fitnah (menuduh), dan kidzb (berdusta).
Hal-hal yang demikian itu bisa membatalkan pahala puasa. Maka dari itu, kita harus benar-benar waspada dan hati-hati menjaga kualitas puasa kita. Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan selama berpuasa. Dan, Allah saja yang tahu apakah puasa kita masih layak diganjar dengan pahala atau tidak.
Mari membiasakan diri untuk selalu berjaga-jaga. Jangan sampai melanggar larangan dan mengabaikan kewajiban. Sebab, inilah yang diharapkan dari ibadah puasa Ramadhan. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah : 183)
Allah menyeru dengan panggilan iman. Sekali lagi, Allah menyeru dengan panggilan iman. Lalu, Allah menegaskan di akhir ayat ini Allah menegaskan tujuan akhir dari ibadah puasa yang telah diwajibkan ini, yaitu “agar kamu bertakwa.”
Salah satu sifat orang yang bertaqwa adalah wara’ (berhati-hati). Ia akan selalu mengoreksi dirinya sendiri. Setiap ingin melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia akan berpikir apakah yang akan dilakukan atau katakan ini baik atau tidak. Apakah itu bernilai dosa?
Sahabatku, simaklah peringatan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallaam, "Bisa jadi seorang yang berpuasa, bagian dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga" (HR Ibnu Hibban)
"Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan. Maka Allah tidak butuh pada amalan meninggalkan makan dan minumnya."
(HR Al-Bukhari)
Karena itu kenalilah dan waspadailah perkara-perkara yang membatalkan nilai pahala puasa:
1. Dusta,
2. Gossip,
3. Fitnah,
4. Adu domba,
5. Sumpah Palsu,
6. Berkata kasar, menghina, atau merendahkan orang lain,
7. Melihat dengan syahwat,
8. Menyentuh wanita bukan mahramnya,
9. Marah tanpa alasan yang benar,
10. Berkelahi,
11. Menampak aurat,
12. Makan rizki haram, baik zat atau cara mencarinya, seperti menipu, menyogok, sogakan, atau jadi perantaranya. Dan berbagai ma'siyat dan kezholiman lainnya.
Ayo sahabatku jangan sia-siakan puasa kita, ayo sungguh-sungguh berpuasa, ayo raih NILAI KEMULIAAN DI SISI ALLAH dengan KESUNGGUHAN PUASA dan TAAT... insyaallah
Wujud syukur itu bisa kita realisasikan dengan sungguh-sungguh menjaga kualitas puasa yang kita kerjakan. Puasa adalah amalan yang pahalanya hanya Allah yang menentukan. Sebab, secara dhahir kita bisa terlihat sedang berpuasa, namun secara batin puasa itu tidak berefek apa-apa. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari puasa yang seperti itu. Na’udzubillahi min dzalik.
1400 tahun lalu Rasulullah sudah mengingatkan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain lapar dan haus.” Artinya, puasanya tidak bernilai apa-apa. Tidak ada pahala, hikmah, dan manfaat yang didapatkannya selain lapar dan haus yang dirasakannya saja.
Kenapa hal itu bisa sampai terjadi? Orang yang berpuasa bisa saja sangat berhati-hati dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa, tapi tidak berhati-hati dari hal yang bisa membatalkan pahala puasanya. Ia tidak makan dan tidak minum, tapi terkadang perbuatannya masih saja tidak bisa dikontrol. Mulutnya tidak terjaga, meskipun sedang berpuasa tetap saja dia masih suka ghibah (menggunjing), fitnah (menuduh), dan kidzb (berdusta).
Hal-hal yang demikian itu bisa membatalkan pahala puasa. Maka dari itu, kita harus benar-benar waspada dan hati-hati menjaga kualitas puasa kita. Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan selama berpuasa. Dan, Allah saja yang tahu apakah puasa kita masih layak diganjar dengan pahala atau tidak.
Mari membiasakan diri untuk selalu berjaga-jaga. Jangan sampai melanggar larangan dan mengabaikan kewajiban. Sebab, inilah yang diharapkan dari ibadah puasa Ramadhan. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah : 183)
Allah menyeru dengan panggilan iman. Sekali lagi, Allah menyeru dengan panggilan iman. Lalu, Allah menegaskan di akhir ayat ini Allah menegaskan tujuan akhir dari ibadah puasa yang telah diwajibkan ini, yaitu “agar kamu bertakwa.”
Salah satu sifat orang yang bertaqwa adalah wara’ (berhati-hati). Ia akan selalu mengoreksi dirinya sendiri. Setiap ingin melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia akan berpikir apakah yang akan dilakukan atau katakan ini baik atau tidak. Apakah itu bernilai dosa?
Sahabatku, simaklah peringatan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallaam, "Bisa jadi seorang yang berpuasa, bagian dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga" (HR Ibnu Hibban)
"Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan. Maka Allah tidak butuh pada amalan meninggalkan makan dan minumnya."
(HR Al-Bukhari)
Karena itu kenalilah dan waspadailah perkara-perkara yang membatalkan nilai pahala puasa:
1. Dusta,
2. Gossip,
3. Fitnah,
4. Adu domba,
5. Sumpah Palsu,
6. Berkata kasar, menghina, atau merendahkan orang lain,
7. Melihat dengan syahwat,
8. Menyentuh wanita bukan mahramnya,
9. Marah tanpa alasan yang benar,
10. Berkelahi,
11. Menampak aurat,
12. Makan rizki haram, baik zat atau cara mencarinya, seperti menipu, menyogok, sogakan, atau jadi perantaranya. Dan berbagai ma'siyat dan kezholiman lainnya.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2020
Ayo sahabatku jangan sia-siakan puasa kita, ayo sungguh-sungguh berpuasa, ayo raih NILAI KEMULIAAN DI SISI ALLAH dengan KESUNGGUHAN PUASA dan TAAT... insyaallah