KabarMakkah.Com - Adalah sebuah kalimat yang terucap dari seorang ustadz ternama: “Kekurangan fisik tanda kasih sayang Allah”. Mendengar kalimat kontradiktif itu, logika saya sebagai manusia langsung protes. Bagaimana mungkin kekurangan atau cacat fisik merupakan tanda kasih sayang Allah? Yang ada adalah Allah tidak sayang pada yang diciptakannya sehingga menciptakan seseorang dalam kondisi cacat.
Terbayang sudah jika kondisi cacat fisik itu menimpa diri kita atau justru menimpa sang ustadz itu sendiri. Kesulitan demi kesulitan hidup akan mendera kita yang berfisik cacat. Pandangan iba bahkan menghina akan menghujam tiap hari pada kita yang berfisik cacat. Saat melangkah ke dunia karier pun berbagai rintangan akan menghadang dan membuat mati langkah. Mungkin, dalam masalah jodoh pun, hanya kegagalan demi kegagalan yang akan kita temui. Jika sudah begitu apakah sang ustadz masih bisa berkata demikian?
Namun ada sebuah kisah inspiratif yang kemudian dituturkan oleh sang ustadz terkait Kekurangan fisik tanda kasih sayang Allah SWT. Berikut penggalannya:
Pagi hari, seperti biasa gadis bernama Qian Hong Yan keluar rumah untuk melaksanakan aktivitasnya. Senyum manis yang selalu tersembul dari bibir kecilnya membuat wajah Hong Yan nampak bersinar penuh semangat.
Namun seringkali senyum manis yang Ia tebar dibalas dengan kernyitan aneh pada raut muka orang-orang yang ditemuinya. Hong Yan tidak ambil pusing akan hal ini karena dia sudah kebal dengan tatapan iba dan bermacam reaksi dari orang yang melihatnya. Ia memaklumi bahwa semuanya dikarenakan cacat fisik yang Ia derita.
Pada saat usianya 4 tahun, ketika dia tengah asyik bermain tiba-tiba sebuah truk datang dengan kencangnya dan menggilas kedua kakinya. Dari kecelakaan tersebut kedua kaki Hong Yan harus diamputasi sampai ke pinggul. Alhasil dia menjadi gadis kecil tanpa kaki. Keadaan semakin buruk dikarenakan kondisi ekonomi kedua orang tuanya tidak mampu membelikan dia sepasang kaki palsu.
Namun cobaan ini tidak membuatnya patang arang. Dia mengikatkan dirinya pada sebuah bola basket sehingga dia dapat bergerak bebas. Kekurangan fisik tidak menghalanginya meraih sukses. Dia menggeluti cabang olahraga renang dengan tekun. Sehingga pada tahun 2009 dia berhasil meraih 1 medali emas dan 2 medali perak dalam pesta olahraga para penyandang cacat Nasional RRT.
“Tahukah Kalian?” kata sang Ustadz. “jauh sebelum Qian Hong Yan ada kisah lain dari sahabat Nabi yang juga memilki kekurangan fisik”.
Adalah Amr bin Jamuh yang ditakdirkan Allah memiliki kaki yang pincang sehingga membuat caranya berjalan menjadi tidak normal. Namun hal itu tidak memadamkan semangat juangnya. Ketika terjadi perang uhud, dia menjadi salah satu bagian dari tentara Islam yang menyambut panggilan jihad dengan penuh semangat. Padahal Rasulullah sendiri telah melarangnya ikut berperang dikarenakan cacat pada kakinya tersebut.
Namun dengan tegas Amr menjawab :"Ya Rasulullah, izinkanlah aku ikut berjihad. Walau kakiku cacat, tapi tangan dan tubuhku cukup kuat mengangkat pedang dan tombak". Akhirnya Rasulullah pun mengizinkannya ikut berperang.
Walaupun dengan kaki yang pincang, Amr berlari tertatih-tatih menyambut musuh dengan gagah berani. Banyak musuh yang meregang nyawa akibat tebasan pedang dan lemparan tombaknya. Akan tetapi sebuah tombak musuh melesat dan menghujam ke arah punggungnya tanpa bisa dielakkan lagi. Tubuhnya pun roboh bersimbah darah. Amr bin Jamuh mendapat kemuliaan dan kebahagiaan karena diwafatkan Allah di medan perang sebagai syuhada yang kelak berbalas syurga.
Wahai saudaraku, 2 kisah di atas hanyalah segelintir contoh mengenai orang-orang yang ditakdirkan memilki cacat fisik, entah itu diperoleh karena kecelakaan ataupun diperoleh sejak lahir. Orang-orang tersebut tidak tenggelam dalam kesedihan dan hidup hanya dengan meratapi diri. Mereka bangkit menorehkan prestasi gemilang baik dalam urusan dunia maupun urusan akherat.
Firman Allah SWT:
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
2. Dan demi bukit Sinai
3. Dan demi kota (Mekah) ini yang aman
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)
6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
8. Bukankah Allah Hakim yang Seadil-adilnya?
Disinilah letak kekurangan fisik merupakan tanda kasih sayang Allah. Jika tidak ditakdirkan cacat fisik belum tentu kesuksesan dan kebahagiaan hakiki akan mengaliri cawan hidup mereka. Bisa jadi dengan sempurnanya fisik, mereka akan menempuh jalan yang sia-sia dan penuh dengan kemaksiatan. Sehingga sempurnanya fisik akan dikembalikan pada tempat yang serendah-rendahnya yakni Neraka yang menghinakan di akhirat kelak. Naudzubillah Min Dzalik.
Terbayang sudah jika kondisi cacat fisik itu menimpa diri kita atau justru menimpa sang ustadz itu sendiri. Kesulitan demi kesulitan hidup akan mendera kita yang berfisik cacat. Pandangan iba bahkan menghina akan menghujam tiap hari pada kita yang berfisik cacat. Saat melangkah ke dunia karier pun berbagai rintangan akan menghadang dan membuat mati langkah. Mungkin, dalam masalah jodoh pun, hanya kegagalan demi kegagalan yang akan kita temui. Jika sudah begitu apakah sang ustadz masih bisa berkata demikian?
Namun ada sebuah kisah inspiratif yang kemudian dituturkan oleh sang ustadz terkait Kekurangan fisik tanda kasih sayang Allah SWT. Berikut penggalannya:
Pagi hari, seperti biasa gadis bernama Qian Hong Yan keluar rumah untuk melaksanakan aktivitasnya. Senyum manis yang selalu tersembul dari bibir kecilnya membuat wajah Hong Yan nampak bersinar penuh semangat.
Qian Hong Yan |
Namun seringkali senyum manis yang Ia tebar dibalas dengan kernyitan aneh pada raut muka orang-orang yang ditemuinya. Hong Yan tidak ambil pusing akan hal ini karena dia sudah kebal dengan tatapan iba dan bermacam reaksi dari orang yang melihatnya. Ia memaklumi bahwa semuanya dikarenakan cacat fisik yang Ia derita.
Pada saat usianya 4 tahun, ketika dia tengah asyik bermain tiba-tiba sebuah truk datang dengan kencangnya dan menggilas kedua kakinya. Dari kecelakaan tersebut kedua kaki Hong Yan harus diamputasi sampai ke pinggul. Alhasil dia menjadi gadis kecil tanpa kaki. Keadaan semakin buruk dikarenakan kondisi ekonomi kedua orang tuanya tidak mampu membelikan dia sepasang kaki palsu.
Namun cobaan ini tidak membuatnya patang arang. Dia mengikatkan dirinya pada sebuah bola basket sehingga dia dapat bergerak bebas. Kekurangan fisik tidak menghalanginya meraih sukses. Dia menggeluti cabang olahraga renang dengan tekun. Sehingga pada tahun 2009 dia berhasil meraih 1 medali emas dan 2 medali perak dalam pesta olahraga para penyandang cacat Nasional RRT.
“Tahukah Kalian?” kata sang Ustadz. “jauh sebelum Qian Hong Yan ada kisah lain dari sahabat Nabi yang juga memilki kekurangan fisik”.
Adalah Amr bin Jamuh yang ditakdirkan Allah memiliki kaki yang pincang sehingga membuat caranya berjalan menjadi tidak normal. Namun hal itu tidak memadamkan semangat juangnya. Ketika terjadi perang uhud, dia menjadi salah satu bagian dari tentara Islam yang menyambut panggilan jihad dengan penuh semangat. Padahal Rasulullah sendiri telah melarangnya ikut berperang dikarenakan cacat pada kakinya tersebut.
Namun dengan tegas Amr menjawab :"Ya Rasulullah, izinkanlah aku ikut berjihad. Walau kakiku cacat, tapi tangan dan tubuhku cukup kuat mengangkat pedang dan tombak". Akhirnya Rasulullah pun mengizinkannya ikut berperang.
Walaupun dengan kaki yang pincang, Amr berlari tertatih-tatih menyambut musuh dengan gagah berani. Banyak musuh yang meregang nyawa akibat tebasan pedang dan lemparan tombaknya. Akan tetapi sebuah tombak musuh melesat dan menghujam ke arah punggungnya tanpa bisa dielakkan lagi. Tubuhnya pun roboh bersimbah darah. Amr bin Jamuh mendapat kemuliaan dan kebahagiaan karena diwafatkan Allah di medan perang sebagai syuhada yang kelak berbalas syurga.
Wahai saudaraku, 2 kisah di atas hanyalah segelintir contoh mengenai orang-orang yang ditakdirkan memilki cacat fisik, entah itu diperoleh karena kecelakaan ataupun diperoleh sejak lahir. Orang-orang tersebut tidak tenggelam dalam kesedihan dan hidup hanya dengan meratapi diri. Mereka bangkit menorehkan prestasi gemilang baik dalam urusan dunia maupun urusan akherat.
Firman Allah SWT:
QS Attiin 1 - 8 |
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
2. Dan demi bukit Sinai
3. Dan demi kota (Mekah) ini yang aman
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)
6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
8. Bukankah Allah Hakim yang Seadil-adilnya?
Disinilah letak kekurangan fisik merupakan tanda kasih sayang Allah. Jika tidak ditakdirkan cacat fisik belum tentu kesuksesan dan kebahagiaan hakiki akan mengaliri cawan hidup mereka. Bisa jadi dengan sempurnanya fisik, mereka akan menempuh jalan yang sia-sia dan penuh dengan kemaksiatan. Sehingga sempurnanya fisik akan dikembalikan pada tempat yang serendah-rendahnya yakni Neraka yang menghinakan di akhirat kelak. Naudzubillah Min Dzalik.