KabarMakkah.Com - Akhir-akhir ini banyak berita berseliweran yang tidak jelas mengenai suara aneh dari langit yang terdengar di benua eropa dan amerika, ada yang mengatakan itu adalah sangkakala, suara sangkakala, suara terompet dari langit, suara dari langit, suara terompet sangkakala dan banyak kabar ngawur yang beredar.
Dalam Alquran sendiri, Allah SWT menyebut sangkakala dengan kata as-Shuur [الصُّورُ]. Secara etimologi as-Shuur artinya adalah tanduk. Sedangkan menurut istilah terminologi, yang dimaksud as-Shur adalah sebuah sangkakala yang sangat besar yang akan ditiup oleh malaikat yang bertugas untuk meniupnya.
Ada beberapa dalil yang menunjukkan bahwa sangkakala yang ditiupkan bentuknya seperti terompet. Diantaranya adalah,
Hadits dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Hal ini juga disebutkan dalam hadits riwayat Abu Said al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Hanya Ditiupkan di Hari Kiamat
Banyak ditemukan dalil dari Alquran yang menunjukkan bahwa terompet sangkakala akan ditiup pada awal terjadinya hari kiamat. Diantaranya,
Firman Allah SWT,
Demikian juga firman Allah,
Dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan,
Bisa kita perhatikan beberapa dalil di atas, bahwa ketika terompet sangkakala itu ditiup akan terjadi 2 hal,
Pertama, semua makhluq baik di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah.
Kedua, terjadi kebangkitan dari alam kubur setelah mereka dihancurkan. Ini terjadi setelah tiupan kedua.
Hingga kini, malaikat petugas meniup sangkakala sedang menunggu perintah Allah. Dia selalu siaga kapan saja dia diperintahkan untuk meniup sangkakala seperti yang dijelaskan dalam hadits diatas.
Berapa kali terompet sangkakala ditiup?
Para Ulama' berbeda pendapat tentang berapa kali sangkakala ditiupkan?
Pertama, sangkakala ditiupkan 3 kali
Bila dirinci, 3 kali tiupan itu adalah:
Tiupan faza’ (tiupan yang membuat seisi alam kaget dan terkejut)
Allah SWT berfirman,
Tiupan ash-Sha’q (tiupan mematikan dan membinasakan)
Allah SWT berfirman,
Tiupan al-Ba’ats (tiupan kebangkitan)
Allah SWT berfirman,
Pendapat ini didukung hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadis itu dinyatakan,
Hadits ini sangat panjang, diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam al-Ahadits at-Thiwal, dan dinilai dhaif oleh sebagian ulama, karena di sana ada perawi Ismail bin Rafi’ al-Madani yang dinilai dhaif oleh ad-Daruquthni. Hingga al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan tentang status hadis ini, “Gharib jiddan” (sangat asing). (Tafsir Ibn Katsir, 3/287)
Pendapat Kedua, Terompet Sangkakala Ditiupkan 2 Kali
Dua tiupan itu:
Menurut al-Qurthubi, antara peristiwa al-Faza’ (kaget) dengan as-Sha’q (mati) berlangsung secara bersambung. Tidak ada jeda di sana. Sehingga ketika sangkakala ditiupkan, mereka kaget dan langsung binasa. kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Al-Ba'ats artinya adalah tiupan terompet kebangkitan seluruh mahluq setelah tiupan kedua.
***************
Dan pendapat kedua ini yang lebih kuat. Sehingga kata faza’ (kaget) yang disebutkan di surat an-Naml dan kata as-Sha’q (mati) yang disebutkan di surat az-Zumar adalah sama. Tiupan pertama, yang mengagetkan dan menyebabkan semuanya mati.
Karena itu, Allah SWT menyebut tiupan itu terjadi sekali. Kemudian diikuti dengan kehancuran alam semesta.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ .وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
Apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur (QS. al-Haqqah: 13 – 14)
Al-Qurthubi mengatakan,
Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan tiupan al-Faza’ (kaget) diikuti dengan as-Sha’aq (kematian). Karena kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung mati. (Tafsir al-Qurthubi, 13/240)
Semua Terjadi di Hari Kiamat
Kami tegaskan sekali lagi, bahwa semua tiupan ini terjadi di akhir zaman yang sudah sangat rusak. Baik pendapat yang mengatakan 3 kali tiupan atau dua kali tiupan, semua itu akan terjadi di akhir zaman menjelang kiamat. Karena itu menjadi batas terakhir kehidupan dunia.
Kita tidak tahu dengan pasti sumber suara seperti terompet yang terdengar aneh di berbagai belahan bumi. Yang jelas itu bukan sangkakala malaikat. Karena jika itu sangkakala, seharusnya semua penduduk di bumi ini mendengarnya. Berita yang beredar, suara itu hanya didengar oleh sebagian masyarakat di beberapa negara, diantaranya Australia, Amerika, Australia, Kanada dan Jerman. Masyarakat Indonesia, tidak mendengar suara itu.
Bukti yang kuat bahwa itu bukan terompet sangkakala malaikat adalah. kejadian ini bukan yang pertama kalinya. Ini pernah terjadi di tahun 2013, dan sebelumnya lagi terjadi di tahun 2012. Sementara sangkakala ditiup dua kali disusul peristiwa besar kiamat.
Sebagian ilmuwan menganalisis suara yang mirip sangkakala tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar spektrum asal suara tersebut terletak dalam kisaran infrasonik, yang tidak terdengar oleh manusia. Frekuensi antara 17 Hz ke bawah. Manusia bisa mendengar suara pada frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Sedangkan apa yang didengar oleh manusia hanyalah sebagian kecil dari kekuataan sebenarnya dari suara-suara tersebut, karena adanya emisi akustik di frekuensi rendah dalam kisaran antara 20 Hz hingga 100 Hz yang dimodulasi (dikuatkan) oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0,1 Hz sampai 15 Hz.
Namun apapun itu, bagi orang yang beriman, kita meyakini ini sebagai salah satu tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Terkadang Allah tunjukkan fenomena alam yang luar biasa, agar kita semakin sadar dan bertambah iman kepada-Nya. Itulah tujuan utama ketika kita menyimak fenomena alam. Bukan hanya jadi bahan wacana dan perbincangan.
Wallahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.com
Dalam Alquran sendiri, Allah SWT menyebut sangkakala dengan kata as-Shuur [الصُّورُ]. Secara etimologi as-Shuur artinya adalah tanduk. Sedangkan menurut istilah terminologi, yang dimaksud as-Shur adalah sebuah sangkakala yang sangat besar yang akan ditiup oleh malaikat yang bertugas untuk meniupnya.
Ada beberapa dalil yang menunjukkan bahwa sangkakala yang ditiupkan bentuknya seperti terompet. Diantaranya adalah,
Ilustrasi Terompet Sangkakala |
Hadits dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
قَالَ أَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الصُّورُ؟ قَالَ: قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ
Ada orang arab pedalaman yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan as-Shur (sangkakala)?” Beliau menjawab, “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: Suara Terompet Sangkakala dari Langit
Hal ini juga disebutkan dalam hadits riwayat Abu Said al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الْإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ
“Bagaimana aku akan senang hidup di dunia, sementara pemegang sangkakala telah memasukkannya ke mulutnya. Dia memasang pendengaran menunggu diizinkan (meniupnya). Kapanpun dia diperintah meniupnya, dia akan meniupnya.” (HR. Tirmidzi)
Hanya Ditiupkan di Hari Kiamat
Banyak ditemukan dalil dari Alquran yang menunjukkan bahwa terompet sangkakala akan ditiup pada awal terjadinya hari kiamat. Diantaranya,
Firman Allah SWT,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab). (QS. az-Zumar: 68)
Demikian juga firman Allah,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (QS. Yasin: 51)
Dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan,
ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا ثُمَّ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا صَعِقَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوْ الظِّلُّ -شَكَّ الراوي- فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Kemudian ditiuplah sangkakala, tidak ada seorangpun yang mendengarnya kecuali akan mengarahkan pendengarannya dan menjulurkan lehernya (memerhatikannya). Lalu, tidak tersisa seorangpun kecuali dia mati. Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis. Kemudian tumbuhlah jasad-jasad manusia setelah disirami. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam keadaan menanti (hisab).” (HR. Ahmad).
Bisa kita perhatikan beberapa dalil di atas, bahwa ketika terompet sangkakala itu ditiup akan terjadi 2 hal,
Pertama, semua makhluq baik di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah.
Kedua, terjadi kebangkitan dari alam kubur setelah mereka dihancurkan. Ini terjadi setelah tiupan kedua.
Hingga kini, malaikat petugas meniup sangkakala sedang menunggu perintah Allah. Dia selalu siaga kapan saja dia diperintahkan untuk meniup sangkakala seperti yang dijelaskan dalam hadits diatas.
Berapa kali terompet sangkakala ditiup?
Para Ulama' berbeda pendapat tentang berapa kali sangkakala ditiupkan?
Pertama, sangkakala ditiupkan 3 kali
Bila dirinci, 3 kali tiupan itu adalah:
Tiupan faza’ (tiupan yang membuat seisi alam kaget dan terkejut)
Allah SWT berfirman,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari ketika ditiup sangkakala, terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87).
Tiupan ash-Sha’q (tiupan mematikan dan membinasakan)
Allah SWT berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ
Ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (QS. az-Zumar: 68).
Tiupan al-Ba’ats (tiupan kebangkitan)
Allah SWT berfirman,
ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab). (QS. az-Zumar: 68).
Pendapat ini didukung hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadis itu dinyatakan,
يَنْفُخُ فِيهِ ثَلَاثُ نَفَخَاتٍ، النَّفْخَةُ الْأُوْلَى نَفَخْةُ الْفَزَعِ، وَالثَّانِيَةُ نَفْخَةُ الصَّعْقِ، وَالثَّالِثَةُ نَفْخَةُ الْقِيَامِ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Malaikat itu meniup sangkakala tiga tiupan. Tiupan yang pertama mengejutkan. Tiupan kedua mematikan, dan tiupan ketiga membangkitan (makhluk) menghadap Rabbul ‘alamin.”
Hadits ini sangat panjang, diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam al-Ahadits at-Thiwal, dan dinilai dhaif oleh sebagian ulama, karena di sana ada perawi Ismail bin Rafi’ al-Madani yang dinilai dhaif oleh ad-Daruquthni. Hingga al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan tentang status hadis ini, “Gharib jiddan” (sangat asing). (Tafsir Ibn Katsir, 3/287)
Baca Juga: Waspada !!! Inilah Ciri-ciri Dajjal !!!
Pendapat Kedua, Terompet Sangkakala Ditiupkan 2 Kali
Dua tiupan itu:
Tiupan al-Faza’ (kaget) sekaligus tiupan ash-Sha’q (mati)
Menurut al-Qurthubi, antara peristiwa al-Faza’ (kaget) dengan as-Sha’q (mati) berlangsung secara bersambung. Tidak ada jeda di sana. Sehingga ketika sangkakala ditiupkan, mereka kaget dan langsung binasa. kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Tiupan al-Ba’ats
Al-Ba'ats artinya adalah tiupan terompet kebangkitan seluruh mahluq setelah tiupan kedua.
***************
Dan pendapat kedua ini yang lebih kuat. Sehingga kata faza’ (kaget) yang disebutkan di surat an-Naml dan kata as-Sha’q (mati) yang disebutkan di surat az-Zumar adalah sama. Tiupan pertama, yang mengagetkan dan menyebabkan semuanya mati.
Karena itu, Allah SWT menyebut tiupan itu terjadi sekali. Kemudian diikuti dengan kehancuran alam semesta.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ .وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
Apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur (QS. al-Haqqah: 13 – 14)
Al-Qurthubi mengatakan,
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا فزعا فماتوا منه
Semua Terjadi di Hari Kiamat
Kami tegaskan sekali lagi, bahwa semua tiupan ini terjadi di akhir zaman yang sudah sangat rusak. Baik pendapat yang mengatakan 3 kali tiupan atau dua kali tiupan, semua itu akan terjadi di akhir zaman menjelang kiamat. Karena itu menjadi batas terakhir kehidupan dunia.
Kita tidak tahu dengan pasti sumber suara seperti terompet yang terdengar aneh di berbagai belahan bumi. Yang jelas itu bukan sangkakala malaikat. Karena jika itu sangkakala, seharusnya semua penduduk di bumi ini mendengarnya. Berita yang beredar, suara itu hanya didengar oleh sebagian masyarakat di beberapa negara, diantaranya Australia, Amerika, Australia, Kanada dan Jerman. Masyarakat Indonesia, tidak mendengar suara itu.
Bukti yang kuat bahwa itu bukan terompet sangkakala malaikat adalah. kejadian ini bukan yang pertama kalinya. Ini pernah terjadi di tahun 2013, dan sebelumnya lagi terjadi di tahun 2012. Sementara sangkakala ditiup dua kali disusul peristiwa besar kiamat.
Sebagian ilmuwan menganalisis suara yang mirip sangkakala tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar spektrum asal suara tersebut terletak dalam kisaran infrasonik, yang tidak terdengar oleh manusia. Frekuensi antara 17 Hz ke bawah. Manusia bisa mendengar suara pada frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Sedangkan apa yang didengar oleh manusia hanyalah sebagian kecil dari kekuataan sebenarnya dari suara-suara tersebut, karena adanya emisi akustik di frekuensi rendah dalam kisaran antara 20 Hz hingga 100 Hz yang dimodulasi (dikuatkan) oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0,1 Hz sampai 15 Hz.
Namun apapun itu, bagi orang yang beriman, kita meyakini ini sebagai salah satu tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Terkadang Allah tunjukkan fenomena alam yang luar biasa, agar kita semakin sadar dan bertambah iman kepada-Nya. Itulah tujuan utama ketika kita menyimak fenomena alam. Bukan hanya jadi bahan wacana dan perbincangan.
Wallahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.com