KabarMakkah.Com - Habaib berasal dari bahasa arab yang merupakan jama' dari Habib, yaitu sebutan untuk kaum lelaki di Indonesia yang masih mempunyai darah keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Sedangkan untuk yang perempuan biasanya disebut dengan "Syarifah" atau Ipah, Ipeh dan semisalnya.
Kelompok dari habaib dianggap berjasa besar oleh masyarakat muslim di Indonesia, Karena dalam dakwahnya yang relatif singkat mereka berhasil mengislamkan hampir seluruh Indonesia.
Perlu anda ketahui, bahwasanya tidak semua orang arab yang ada di Indonesia itu adalah Habib dan Syarifah, banyak juga kelompok arab yang bukan termasuk dari Habaib. Biasanya mereka yang bukan golongan keturunan nabi ini masuk dalam organisasi Al Irsyad. (Baca Juga: Fenomena Pendidikan Bagi Seorang Gus)
Karena jasa para habaib di jaman dulu ketika berdakwah di Indonesia, maka anak keturunan mereka dihormati oleh berbagai kalangan dan mereka juga termasuk dalam kelompok elite dalam strata keagamaan di Indonesia. para keturunan habaib kini menyebar di seluruh pulau dan tidak sedikit dari mereka yang menjadi penerus perjuangan para pendahulunya dengan menjadi mubaligh yang handal dan tentunya juga disambut baik oleh mayoritas muslim di Indonesia.
Akan tetapi, di jaman akhir ini banyak juga dari mereka yang hidup dengan mengagungkan kejayaan para leluhurnya di masa lalu, terkadang mereka suka menggembor-gemborkan kemuliaan dan kehormatan darah biru mereka tanpa berkontribusi apapun yang berguna untuk islam dan kaum muslimin.
Bahkan, tidak sedikit pula dari mereka yang berperilaku menyimpang dari ajaran syari'ah, malah terkadang ada yang sampai minta-minta materi dari kalangan non habaib dengan cara menodong atau memaksa.
Hal ini tentunya sangat memalukan dan memprihatinkan dan sudah pasti akan mencoreng nama besar "habib" yang lain yang berperilaku lurus. ibarat pepatah, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.
Habib Segaf bin Hasan Baharun dalam ceramahnya di salah satu pesantren di kota malang mewanti-wanti para umat islam agar jangan memberikan materi pada habib-habib yang sering minta-minta pada kalangan awam, beliau sangat prihatin dengan fenomena seperti ini dan menyuruh para hadirin untuk melaporkannya kepada beliau jika ada habib yang seperti itu.
Fenomena yang memilukan seperti ini seharusnya menjadi kepedulian bagi kita bersama, Karena mereka, para habaib mempunyai potensi yang sangat besar dalam mencerdaskan umat baik saat ini maupun di masa mendatang.
Maka dari itu ada beberapa hal yang harus direformasi dalam mendidik dan membina para anak-anak habaib di Indonesia agar ke depannya mereka dapat menjadi figur-figur elite yang bisa memajukan islam dan mencerdaskan umat seperti para leluhurnya di jaman dahulu.
- Islam tidaklah mengenal kasta, semua manusia dilahirkan dari rahim ibunya dengan derajat yang sama. Yang membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya adalah ketakwaannya (QS. ِAl Hujurat 49:13)
- Penilaian Allah SWT terhadap manusia didasarkan pada usaha yang dilakukannya, bukan didasarkan karena keturunan siapa dan darimana seseorang berasal (QS. An Najm 53:39).
Pola pikir kesetaraan antara semua manusia ini seharusnya diajarkan sejak kecil agar "Yik" (julukan untuk putra habib) mempunyai jiwa yang tumbuh dengan sehat dan berkepribadian normal serta tidak terkena efek negatif pemikiran feodalistik.
Feodalisme adalah sebuah pemikiran yang identik dengan sikap keras kepala, egois, ingin menang sendiri, arogan, memandang rendah manusia lainnya dan pada saat yang bersamaan memandang diri sendiri serta keluarganya lebih mulia karena alasan genetika.
Ilmu adalah bekal terpenting yang harus dimiliki oleh para habaib. Tanpa mempunyai ilmu manusia hanya akan menjadi sampah masyarakat.
Dengan berbekal pendidikan agama yang mumpuni dan pola pikir yang ideal, diharapkan para habaib muda ini nantinya akan dapat kembali menunjukkan kemampuannya seperti para kakeknya di jaman dulu dalam menyebarkan ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Leluhurnya, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kelompok dari habaib dianggap berjasa besar oleh masyarakat muslim di Indonesia, Karena dalam dakwahnya yang relatif singkat mereka berhasil mengislamkan hampir seluruh Indonesia.
Ilustrasi Para Habaib |
Perlu anda ketahui, bahwasanya tidak semua orang arab yang ada di Indonesia itu adalah Habib dan Syarifah, banyak juga kelompok arab yang bukan termasuk dari Habaib. Biasanya mereka yang bukan golongan keturunan nabi ini masuk dalam organisasi Al Irsyad. (Baca Juga: Fenomena Pendidikan Bagi Seorang Gus)
Karena jasa para habaib di jaman dulu ketika berdakwah di Indonesia, maka anak keturunan mereka dihormati oleh berbagai kalangan dan mereka juga termasuk dalam kelompok elite dalam strata keagamaan di Indonesia. para keturunan habaib kini menyebar di seluruh pulau dan tidak sedikit dari mereka yang menjadi penerus perjuangan para pendahulunya dengan menjadi mubaligh yang handal dan tentunya juga disambut baik oleh mayoritas muslim di Indonesia.
Akan tetapi, di jaman akhir ini banyak juga dari mereka yang hidup dengan mengagungkan kejayaan para leluhurnya di masa lalu, terkadang mereka suka menggembor-gemborkan kemuliaan dan kehormatan darah biru mereka tanpa berkontribusi apapun yang berguna untuk islam dan kaum muslimin.
Bahkan, tidak sedikit pula dari mereka yang berperilaku menyimpang dari ajaran syari'ah, malah terkadang ada yang sampai minta-minta materi dari kalangan non habaib dengan cara menodong atau memaksa.
Hal ini tentunya sangat memalukan dan memprihatinkan dan sudah pasti akan mencoreng nama besar "habib" yang lain yang berperilaku lurus. ibarat pepatah, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.
Habib Segaf bin Hasan Baharun dalam ceramahnya di salah satu pesantren di kota malang mewanti-wanti para umat islam agar jangan memberikan materi pada habib-habib yang sering minta-minta pada kalangan awam, beliau sangat prihatin dengan fenomena seperti ini dan menyuruh para hadirin untuk melaporkannya kepada beliau jika ada habib yang seperti itu.
Fenomena yang memilukan seperti ini seharusnya menjadi kepedulian bagi kita bersama, Karena mereka, para habaib mempunyai potensi yang sangat besar dalam mencerdaskan umat baik saat ini maupun di masa mendatang.
Maka dari itu ada beberapa hal yang harus direformasi dalam mendidik dan membina para anak-anak habaib di Indonesia agar ke depannya mereka dapat menjadi figur-figur elite yang bisa memajukan islam dan mencerdaskan umat seperti para leluhurnya di jaman dahulu.
Pertama, para habaib semestinya mendidik anak-anaknya sejak kecil dengan ajaran "al musaawah" atau kesetaraan semua manusia, perlu beberapa penekanan seperti yang dijalaskan dibawah ini.
- Islam tidaklah mengenal kasta, semua manusia dilahirkan dari rahim ibunya dengan derajat yang sama. Yang membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya adalah ketakwaannya (QS. ِAl Hujurat 49:13)
- Penilaian Allah SWT terhadap manusia didasarkan pada usaha yang dilakukannya, bukan didasarkan karena keturunan siapa dan darimana seseorang berasal (QS. An Najm 53:39).
Pola pikir kesetaraan antara semua manusia ini seharusnya diajarkan sejak kecil agar "Yik" (julukan untuk putra habib) mempunyai jiwa yang tumbuh dengan sehat dan berkepribadian normal serta tidak terkena efek negatif pemikiran feodalistik.
Feodalisme adalah sebuah pemikiran yang identik dengan sikap keras kepala, egois, ingin menang sendiri, arogan, memandang rendah manusia lainnya dan pada saat yang bersamaan memandang diri sendiri serta keluarganya lebih mulia karena alasan genetika.
Kedua, golongan habaib yang berasal dari ekonomi "kuat", sudah seharusnya memberikan bekal pendidikan yang setinggi mungkin untuk putra putrinya. akan lebih maksimal jika mereka menempuh pendidikan yang menjurus ke arah agama, bisa da'wah / syari'ah dll. karena dari pengalaman para pendahulunya mereka sangat lincah dalam menyebarkan ajaran rahmat di bumi nusantara.
Ilmu adalah bekal terpenting yang harus dimiliki oleh para habaib. Tanpa mempunyai ilmu manusia hanya akan menjadi sampah masyarakat.
Ketiga, para kyai-kyai pesantren hendaknya membantu meringankan beban para habib yang ekonominya kurang mampu dengan cara memberikan pendidikan gratis untuk anak-anaknya, Para Kyai di pesantren juga bisa bekerja sama dengan para dermawan dalam program beasiswa untuk putra putri habaib ini. Selain itu, golongan non-habaib hendaknya juga harus kritis dalam menyikapi prilaku sebagian habib yang kurang sesuai dengan ajaran syariah.
Dengan berbekal pendidikan agama yang mumpuni dan pola pikir yang ideal, diharapkan para habaib muda ini nantinya akan dapat kembali menunjukkan kemampuannya seperti para kakeknya di jaman dulu dalam menyebarkan ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Leluhurnya, yaitu Nabi Muhammad SAW.