KabarMakkah.Com - Raja Abdullah II, sang penguasa Yordania, marah besar karena Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) telah membunuh pilot tempurnya dua hari lalu. Hari ini, Kamis (5/2), Media-media besar di Timur Tengah ramai mengabarkan bahwa raja Yordania akan ikut terjun menggempur markas ISIS di perbatasan Yordania-Suriah.
Dilansir dari Surat kabar An Nahar bahwa Raja Abdullah II akan turun lapangan langsung untuk ikut berperang. Pada masa mudanya, pemimpin Yordania ini adalah perwira Angkatan Udara yang memiliki kemampuan menerbangkan jet tempur.
Sementara itu Stasiun Televisi Fox News, melaporkan bahwa sang raja kemarin memangkas jadwal lawatan di Amerika Serikat awal pekan ini, setelah dipastikan sandera ISIS asal Yordania dibakar hidup-hidup.
Saat kabar buruk itu dia terima, Abdullah II langsung memutuskan untuk segera pulang ke Ibu Kota Amman. Tiga tahanan teroris yang terkait dengan ISIS dieksekusi mati kemarin subuh.
"Raja Abdullah sangat marah, dia mengatakan siap memerangi ISIS sampai mereka kehabisan minyak dan peluru," ujar satu sumber dekat di istana Amman.
Keberanian Raja Abdullah jadi obrolan ramai warga AS. Mereka membandingkannya dengan Presiden Barack Obama yang tak punya strategi jelas mengatasi situasi panas di Timur Tengah.
"Raja Abdullah jelas lebih bernyali dibanding Obama," kata Senator Duncan Hunter, dari Partai Republik yang berseberangan dengan Gedung Putih.
Jet tempur Pilot Asal Yordania, Moath mengalami kerusakan mesin di atas Kota Raqqa, pada Desember 2014, sehingga dia terpaksa menggunakan kursi pelontar. Namun naas, sang pilot langsung ditangkap oleh para militan pendukung khilafah.
Karena Yordania dianggap tidak merespon tuntutan ISIS, Moath dibakar hidup-hidup di dalam bui. Video pembantaian itu lantas diunggah ke Internet oleh pihak ISIS. Warga Yordania marah besar. Dua hari terakhir unjuk rasa meluas, menuntut tentara membuka perbatasan agar mereka bisa langsung menghabisi ISIS.
Silahkan lihat aksi pembakaran pilot Yordania oleh ISIS di Video Pembakaran Pilot Yordania Oleh ISIS
Sumber: Merdeka.Com
Raja Yordania, King Abdullah. (dailymail) |
Dilansir dari Surat kabar An Nahar bahwa Raja Abdullah II akan turun lapangan langsung untuk ikut berperang. Pada masa mudanya, pemimpin Yordania ini adalah perwira Angkatan Udara yang memiliki kemampuan menerbangkan jet tempur.
Sementara itu Stasiun Televisi Fox News, melaporkan bahwa sang raja kemarin memangkas jadwal lawatan di Amerika Serikat awal pekan ini, setelah dipastikan sandera ISIS asal Yordania dibakar hidup-hidup.
Saat kabar buruk itu dia terima, Abdullah II langsung memutuskan untuk segera pulang ke Ibu Kota Amman. Tiga tahanan teroris yang terkait dengan ISIS dieksekusi mati kemarin subuh.
"Raja Abdullah sangat marah, dia mengatakan siap memerangi ISIS sampai mereka kehabisan minyak dan peluru," ujar satu sumber dekat di istana Amman.
Keberanian Raja Abdullah jadi obrolan ramai warga AS. Mereka membandingkannya dengan Presiden Barack Obama yang tak punya strategi jelas mengatasi situasi panas di Timur Tengah.
"Raja Abdullah jelas lebih bernyali dibanding Obama," kata Senator Duncan Hunter, dari Partai Republik yang berseberangan dengan Gedung Putih.
Jet tempur Pilot Asal Yordania, Moath mengalami kerusakan mesin di atas Kota Raqqa, pada Desember 2014, sehingga dia terpaksa menggunakan kursi pelontar. Namun naas, sang pilot langsung ditangkap oleh para militan pendukung khilafah.
Karena Yordania dianggap tidak merespon tuntutan ISIS, Moath dibakar hidup-hidup di dalam bui. Video pembantaian itu lantas diunggah ke Internet oleh pihak ISIS. Warga Yordania marah besar. Dua hari terakhir unjuk rasa meluas, menuntut tentara membuka perbatasan agar mereka bisa langsung menghabisi ISIS.
Silahkan lihat aksi pembakaran pilot Yordania oleh ISIS di Video Pembakaran Pilot Yordania Oleh ISIS
Sumber: Merdeka.Com