Walaupun pemerintah secara resmi telah melarang eksistensi dan aktifitas kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia, namun berbagai kelompok pendukung ISIS di Indonesia telah bersiap untuk menggelar tabligh akbar yang bertajuk ‘Mereka Mujahid Bukan Khowarij (Pembelaan terhadap Khilafah yang terfitnah)’. Rencananya, acara ini akan digelar pada Ahad, 11 Januari 2015 di Masjid Madyo Mangun Karso (PANUT), Jalan Walter Monginsidi, Pedurungan, Semarang.
Menurut keterangan al-mustaqbal.net, situs pendukung ISIS, acara tabligh akbar akan dihadiri oleh Ustadz Fauzan Al Mubarok (Sariyah Tarbiyah Markaziyah JAT), Ustadz Khoirul Anam (Mudir Ma’had Tahfidzul Qur’an – Subang), dengan moderator Ustadz Muhammad Arifin.
Acara ini didukung oleh Anshor Daulah Wilayah Jawa Tengah, JAT Mudiriyah Semarang. Forum Aktivis Islam Semarang, dan Komunitas Anti Haters.
“Sebarkan acara ini sebagai amal sholih. Jangan lupa ajak kerabat, teman dan keluarga untuk menghadiri acara ini. Insya Allah tambah ilmu dan teman di jalan Allah,” ajak al-mustaqbal.net, 30 Desember 2014.
Pemerintah Siap Tumpas ISIS
Sebelum undangan tabligh akbar ini beredar luas, beberapa waktu yang lalu, aparat keamanan diminta untuk meningkatkan upaya untuk mencegah penduduk bergabung dengan ISIS, terutama di daerah konflik seperti Poso di Sulawesi Tengah. Dari laporan intelejen, disebutkan bahwa daerah tersebut menjadi tempat pelatihan jihadis.
“Pemerintah mendeteksi adanya perkembangan ISIS di Poso, terutama di daerah pegunungan, tempat tersebut diyakini sebagai sarang teroris,” ucap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijanto.
Senada dengan Tedjo, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyatakan pemerintah pusat segera menumpas kelompok ISIS yang telah memasuki Poso, Sulawesi Tengah, pada awal Januari 2015 dengan menerjunkan seluruh matra TNI.
“Atas Perintah Bapak Presiden, sapu bersih.Seluruh matra TNI turun, masak 10 tahun didiamkan. Mulai bulan depan (Januari 2015) turun, habisi,” kata Tjahjo saat meninjau perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Skouw-Wutung, Kota Jayapura, Papua, seperti dilansir mediaindonesia.com, Senin, 29 Desember 2014.
Mendagri mengungkapkan telah mendeteksi 100 warga dari luar Indonesia yang masuk ke Poso, Sulawesi Tengah, untuk berjihad. Dan ia menekankan, tidak ada toleransi untuk kelompok-kelompok yang memecah belah persatuan bangsa.
“Sudah ada 100 warga negara luar yang masuk di Poso, yaitu kelompok ISIS. Kalau jihad di Suriah tidak bisa, jihad di Poso. Mereka (ISIS) yang pimpin itu kan seorang eks Kopassus, anggotanya sekitar 200 orang. Mereka akan ditumpas oleh TNI. Semua dikerahkan, termasuk Polri,” katanya.
Pengamat: Jangan Remehkan ISIS
Pemerhati masalah terorisme Susaningtyas Kertopati mengingatkan Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar tidak meremehkan ancaman ISIS. Menurutnya, dampak ISIS, sekecil apa pun di Indonesia, harus disikapi dengan serius karena telah menjadi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Indonesia. (Baca: Wahabi Pun Difitnah Oleh ISIS)
“Diperlukan pendekatan yang lebih humanis dan tidak menggunakan cara-cara yang represif agar ajaran radikal terorisme dapat berkurang,” ujarnya, memberi saran.
Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar menilai, ISIS dapat menjalankan operasinya di Indonesia melalui jaringan kelompok Santoso di Poso yang telah berbaiat kepada ISIS.
“Ancaman itu serius. Mereka dapat mewujudkan ancaman dengan menggunakan kelompok Santoso yang berada di Poso,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan, bahwa ancaman ISIS kepada Banser Nahdlatul Ulama terjadi karena perbedaan ideologi Islam ala ISIS dan Islam moderat yang lebih menjunjung tinggi pluralisme. (Baca: Bos ISIS Perintahkan Serang Mekkah)
“Ancaman seperti itu sudah lama dan sering terjadi. Dari beberapa video yang mereka rilis, memang arahnya selalu kepada TNI, polisi, dan Densus 88. Sekarang mereka menyasar ke Banser karena mereka para Wahabi secara ideologi memang benci dengan Islam kultural seperti NU,” terang Al Chaidar.
Menurut keterangan al-mustaqbal.net, situs pendukung ISIS, acara tabligh akbar akan dihadiri oleh Ustadz Fauzan Al Mubarok (Sariyah Tarbiyah Markaziyah JAT), Ustadz Khoirul Anam (Mudir Ma’had Tahfidzul Qur’an – Subang), dengan moderator Ustadz Muhammad Arifin.
Acara ini didukung oleh Anshor Daulah Wilayah Jawa Tengah, JAT Mudiriyah Semarang. Forum Aktivis Islam Semarang, dan Komunitas Anti Haters.
ISIS Rencanakan Gelar Tabligh Akbar di Semarang |
“Sebarkan acara ini sebagai amal sholih. Jangan lupa ajak kerabat, teman dan keluarga untuk menghadiri acara ini. Insya Allah tambah ilmu dan teman di jalan Allah,” ajak al-mustaqbal.net, 30 Desember 2014.
Pemerintah Siap Tumpas ISIS
Sebelum undangan tabligh akbar ini beredar luas, beberapa waktu yang lalu, aparat keamanan diminta untuk meningkatkan upaya untuk mencegah penduduk bergabung dengan ISIS, terutama di daerah konflik seperti Poso di Sulawesi Tengah. Dari laporan intelejen, disebutkan bahwa daerah tersebut menjadi tempat pelatihan jihadis.
“Pemerintah mendeteksi adanya perkembangan ISIS di Poso, terutama di daerah pegunungan, tempat tersebut diyakini sebagai sarang teroris,” ucap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijanto.
Senada dengan Tedjo, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyatakan pemerintah pusat segera menumpas kelompok ISIS yang telah memasuki Poso, Sulawesi Tengah, pada awal Januari 2015 dengan menerjunkan seluruh matra TNI.
Lihat Juga: Video Eksekusi ISIS Terbaru
“Atas Perintah Bapak Presiden, sapu bersih.Seluruh matra TNI turun, masak 10 tahun didiamkan. Mulai bulan depan (Januari 2015) turun, habisi,” kata Tjahjo saat meninjau perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Skouw-Wutung, Kota Jayapura, Papua, seperti dilansir mediaindonesia.com, Senin, 29 Desember 2014.
Mendagri mengungkapkan telah mendeteksi 100 warga dari luar Indonesia yang masuk ke Poso, Sulawesi Tengah, untuk berjihad. Dan ia menekankan, tidak ada toleransi untuk kelompok-kelompok yang memecah belah persatuan bangsa.
“Sudah ada 100 warga negara luar yang masuk di Poso, yaitu kelompok ISIS. Kalau jihad di Suriah tidak bisa, jihad di Poso. Mereka (ISIS) yang pimpin itu kan seorang eks Kopassus, anggotanya sekitar 200 orang. Mereka akan ditumpas oleh TNI. Semua dikerahkan, termasuk Polri,” katanya.
Pengamat: Jangan Remehkan ISIS
Pemerhati masalah terorisme Susaningtyas Kertopati mengingatkan Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar tidak meremehkan ancaman ISIS. Menurutnya, dampak ISIS, sekecil apa pun di Indonesia, harus disikapi dengan serius karena telah menjadi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Indonesia. (Baca: Wahabi Pun Difitnah Oleh ISIS)
“Diperlukan pendekatan yang lebih humanis dan tidak menggunakan cara-cara yang represif agar ajaran radikal terorisme dapat berkurang,” ujarnya, memberi saran.
Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar menilai, ISIS dapat menjalankan operasinya di Indonesia melalui jaringan kelompok Santoso di Poso yang telah berbaiat kepada ISIS.
“Ancaman itu serius. Mereka dapat mewujudkan ancaman dengan menggunakan kelompok Santoso yang berada di Poso,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan, bahwa ancaman ISIS kepada Banser Nahdlatul Ulama terjadi karena perbedaan ideologi Islam ala ISIS dan Islam moderat yang lebih menjunjung tinggi pluralisme. (Baca: Bos ISIS Perintahkan Serang Mekkah)
“Ancaman seperti itu sudah lama dan sering terjadi. Dari beberapa video yang mereka rilis, memang arahnya selalu kepada TNI, polisi, dan Densus 88. Sekarang mereka menyasar ke Banser karena mereka para Wahabi secara ideologi memang benci dengan Islam kultural seperti NU,” terang Al Chaidar.