KabarMakkah.Com - Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW baru tiba dari perang Tabuk, banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah SAW berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Nabi melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Rasulullah bertanya, “Kenapa tanganmu kasar?”
Si tukang batu menjawab, “Baginda Rasul, pekerjaan saya ini memecah batu setiap hari, dan pecahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya menjadi kasar.”
Baginda Nabi Muhammad kemudian menggenggam tangan itu dan menciumnya seraya bersabda,
Hadzihi Yadun La Tamassaha Narun Abada - 'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah SAW berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Nabi melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Tangan yang Tak Akan Pernah Disentuh Api Neraka |
Rasulullah bertanya, “Kenapa tanganmu kasar?”
Si tukang batu menjawab, “Baginda Rasul, pekerjaan saya ini memecah batu setiap hari, dan pecahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya menjadi kasar.”
Baginda Nabi Muhammad kemudian menggenggam tangan itu dan menciumnya seraya bersabda,
Hadzihi Yadun La Tamassaha Narun Abada - 'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'