Dewan Pembina Komunitas Sedekah Harian Ahmad Gozali meminta
maaf telah menggelar program Titip Doa Baitullah. Dia siap mendoakan orang yang
mentransfer uang Rp 102.014.
Transfer uang sejumlah itu lalu kirim e-mail. Sebutkan doa yang ingin anda panjatkan.
Program yang diberi nama Titip Doa Baitullah ini langsung jadi sorotan. Sejumlah kalangan mempertanyakan program titip doa ini karena dinilai nyeleneh.
Ahmad Gozali dan Komunitas Sedekah Harian mengklarifikasi soal biaya Rp 102.014 ini. Menurut mereka itu bukan untuk kepentingan Ahmad Gozali melainkan untuk disedekahkan pada yang berhak.
Berikut 5 fakta soal polemik doa 'berbayar' ini.
Jagad Twitter langsung heboh lantaran
program sedekah yang tak lazim. Komunitas Sedekah Harian membuka jalur
donasi di mana dirinya bersedia mendoakan si pemberi sedekah langsung
dari Tanah Suci Mekkah.
Reaksi negatif muncul dari para pengguna Twitter di Indonesia. Banyak tweeps kemudian melancarkan serangan pada @ahmadgozali karena programnya tersebut. Komentar-komentar bernada pedas menyindir program Titip Doa Baitullah.
"Kalau tiket masuk surga berapa bayarnya," kicau seorang pengguna twitter.
"Doa kok ada tarifnya? Ini jual beli agama."
Atau ada juga yang bernada gurauan. "Pak Ustadz, saya sudah transfer, minta didoakan biar punya pacar Nabilah JKT 48."
Menanggapi sorotan negatif, Komunitas
Sedekah Harian menghentikan program yang seharusnya berjalan dari
tanggal 31 Desember-7 Januari 2014 tersebut.
Mereka juga mengklarifikasi kalau uang sejumlah Rp 102.014, menjadi sedekah dan akan disumbangkan pada yang berhak menerima. Bukan untuk digunakan Ahmad Ghazali.
"Jadi semua donasi pada #TitipDoaBaitullah yang masuk seluruhnya untuk program Kemanusiaan Sedekah Harian. Kami juga memutuskan untuk menghentikan program tersebut agar tidak menimbulkan kontroversi lebih lanjut," ujar Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian dalam keterangan pers,
Abdul mengakui poster yang disebarkan lewat sosial media itu menuai kontroversi. Mereka meminta maaf telah menimbulkan polemik soal tata cara beribadah.
Ahmad Gozali mengakui program Titip Doa
Baitullah salah konsep. Seharusnya merupakan kewajiban orang yang
dititipi sedekah untuk mendoakan donatur. Tak perlu embel-embel harus
transfer Rp 102.014.
"Tentang 'nominal sedekah'. Kami perlu akui kesalahan kami dalam membuat ketentuan dalam brosur yang mencantumkan nominal tertentu," kata Ahmad Gozali memberikan klarifikasi.
Menurut Gozali, jumlah itu hanya sebagai contoh saja. Sumbangan Rp 100.000, sementara tambahan Rp 2014, sengaja dibuat untuk membedakan nominal dengan program lain. Uang itu digunakan akan digunakan sebagai sedekah bagi yang berhak. Bukan untuk kepentingan pribadi.
Ahmad Gozali juga mengaku berangkat umroh dengan biaya sendiri. Bukan dengan dana dari donatur.
Komunitas Sedekah Harian menghentikan
program Titip Doa Baitullah yang menimbulkan polemik. Program ini
mengutip biaya Rp 102.014 untuk setiap doa yang akan dipanjatkan Ahmad
Gozali, pembina komunitas tersebut, di Mekkah.
Sejak diluncurkan dari tanggal 31 Desember 2013, hingga dihentikan hari ini, tercatat sudah ada 30 orang yang mentransfer uang untuk program titip doa.
"Yang sudah masuk 30 orang. Uang yang kita terima baru sekitar Rp 3 juta," kata Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian
Abdul menjelaskan walau program sudah dihentikan, uang yang masuk akan tetap disalurkan untuk sedekah. Tidak dikembalikan lagi. Uang Rp 102.014 ini pun bukan biaya untuk berdoa, melainkan akan disedekahkan.
Komunitas Sedekah Harian membantah
melakukan komersialisasi doa. Mereka mengklarifikasi program Titip Doa
Baitullah yang berbayar Rp 102.014, bukanlah ajang penjualan doa.
Presiden Komunitas Sedekah Harian Abdul Aziz menjelaskan uang Rp 102.014 bukan untuk biaya doa. Uang itu akan dikumpulkan untuk disedekahkan pada yang berhak.
"Tidak seperti itu, makanya kami ingin meminta maaf pada masyarakat karena salah pengertian ini," kata Abdul
Menurut Abdul ide ini muncul dari hasil musyawarah pengurus saat Ahmad Gozali akan berangkat umroh. Seharusnya program ini berlangsung tanggal 31 Januari hingga 7 Januari. Namun karena menimbulkan polemik, program ini dihentikan hari ini.
Transfer uang sejumlah itu lalu kirim e-mail. Sebutkan doa yang ingin anda panjatkan.
Program yang diberi nama Titip Doa Baitullah ini langsung jadi sorotan. Sejumlah kalangan mempertanyakan program titip doa ini karena dinilai nyeleneh.
Fakta Titip Doa di Mekkah |
Ahmad Gozali dan Komunitas Sedekah Harian mengklarifikasi soal biaya Rp 102.014 ini. Menurut mereka itu bukan untuk kepentingan Ahmad Gozali melainkan untuk disedekahkan pada yang berhak.
Berikut 5 fakta soal polemik doa 'berbayar' ini.
1.
Panen kecaman di sosial media
Jagad Twitter langsung heboh lantaran
program sedekah yang tak lazim. Komunitas Sedekah Harian membuka jalur
donasi di mana dirinya bersedia mendoakan si pemberi sedekah langsung
dari Tanah Suci Mekkah.Reaksi negatif muncul dari para pengguna Twitter di Indonesia. Banyak tweeps kemudian melancarkan serangan pada @ahmadgozali karena programnya tersebut. Komentar-komentar bernada pedas menyindir program Titip Doa Baitullah.
"Kalau tiket masuk surga berapa bayarnya," kicau seorang pengguna twitter.
"Doa kok ada tarifnya? Ini jual beli agama."
Atau ada juga yang bernada gurauan. "Pak Ustadz, saya sudah transfer, minta didoakan biar punya pacar Nabilah JKT 48."
2.
Ramai polemik, program dihentikan
Menanggapi sorotan negatif, Komunitas
Sedekah Harian menghentikan program yang seharusnya berjalan dari
tanggal 31 Desember-7 Januari 2014 tersebut.Mereka juga mengklarifikasi kalau uang sejumlah Rp 102.014, menjadi sedekah dan akan disumbangkan pada yang berhak menerima. Bukan untuk digunakan Ahmad Ghazali.
"Jadi semua donasi pada #TitipDoaBaitullah yang masuk seluruhnya untuk program Kemanusiaan Sedekah Harian. Kami juga memutuskan untuk menghentikan program tersebut agar tidak menimbulkan kontroversi lebih lanjut," ujar Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian dalam keterangan pers,
Abdul mengakui poster yang disebarkan lewat sosial media itu menuai kontroversi. Mereka meminta maaf telah menimbulkan polemik soal tata cara beribadah.
3.
Salah konsep
Ahmad Gozali mengakui program Titip Doa
Baitullah salah konsep. Seharusnya merupakan kewajiban orang yang
dititipi sedekah untuk mendoakan donatur. Tak perlu embel-embel harus
transfer Rp 102.014."Tentang 'nominal sedekah'. Kami perlu akui kesalahan kami dalam membuat ketentuan dalam brosur yang mencantumkan nominal tertentu," kata Ahmad Gozali memberikan klarifikasi.
Menurut Gozali, jumlah itu hanya sebagai contoh saja. Sumbangan Rp 100.000, sementara tambahan Rp 2014, sengaja dibuat untuk membedakan nominal dengan program lain. Uang itu digunakan akan digunakan sebagai sedekah bagi yang berhak. Bukan untuk kepentingan pribadi.
Ahmad Gozali juga mengaku berangkat umroh dengan biaya sendiri. Bukan dengan dana dari donatur.
4.
Sudah 30 orang titip doa
Komunitas Sedekah Harian menghentikan
program Titip Doa Baitullah yang menimbulkan polemik. Program ini
mengutip biaya Rp 102.014 untuk setiap doa yang akan dipanjatkan Ahmad
Gozali, pembina komunitas tersebut, di Mekkah.Sejak diluncurkan dari tanggal 31 Desember 2013, hingga dihentikan hari ini, tercatat sudah ada 30 orang yang mentransfer uang untuk program titip doa.
"Yang sudah masuk 30 orang. Uang yang kita terima baru sekitar Rp 3 juta," kata Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian
Abdul menjelaskan walau program sudah dihentikan, uang yang masuk akan tetap disalurkan untuk sedekah. Tidak dikembalikan lagi. Uang Rp 102.014 ini pun bukan biaya untuk berdoa, melainkan akan disedekahkan.
5.
Bantah jual doa Rp 102.014
Komunitas Sedekah Harian membantah
melakukan komersialisasi doa. Mereka mengklarifikasi program Titip Doa
Baitullah yang berbayar Rp 102.014, bukanlah ajang penjualan doa.Presiden Komunitas Sedekah Harian Abdul Aziz menjelaskan uang Rp 102.014 bukan untuk biaya doa. Uang itu akan dikumpulkan untuk disedekahkan pada yang berhak.
"Tidak seperti itu, makanya kami ingin meminta maaf pada masyarakat karena salah pengertian ini," kata Abdul
Menurut Abdul ide ini muncul dari hasil musyawarah pengurus saat Ahmad Gozali akan berangkat umroh. Seharusnya program ini berlangsung tanggal 31 Januari hingga 7 Januari. Namun karena menimbulkan polemik, program ini dihentikan hari ini.