Jasa pendorong kursi dorong asal Indonesia yang beroperasi di Masjidil Haram ditangkapi oleh askar atau polisi Arab Saudi.
"Banyak sekali yang ditangkap," kata Udin, salah satu penyedia jasa kursi dorong bagi jamaah haji asal Indonesia, saat ditelepon oleh Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Haji, Jaetul Muchlis, di Makkah, Sabtu. Jasa pendorong kursi ini sering disewa oleh jamaah haji lanjut usia atau yang sedang sakit dan ingin melakukan thowaf (mengelilingi Ka'bah tujuh kali) serta sai (berjalan diiringi lari kecil dari Shafa menuju Marwah).
Udin mengaku dia sedang berada di pos polisi masjidil haram dan berada di kamar (penahanan) bersama dengan teman-temannya. Namun dia tidak menyebutkan secara persis jumlah semuanya yang ditahan.
Ia mengaku ditangkap saat menjalankan profesi sebagai jasa kursi dorong untuk jamaah haji indonesia. "sebelumnya ditanya sama askar, karena saya menjawab sesuai dengan pertanyaan askar kemudian askar tersebut menggiring saya ke pos polisi terdekat" lanjutnya.
Sebelumnya dua orang jamaah haji Indonesia yang menyewa jasa pendorong kursi roda tidak resmi di Masjidil Haram, Makkah, Jumat, ditinggal pergi sehingga kebingungan untuk kembali ke penginapannya. Mereka sudah membayar sebesar 200 riyal (sekitar Rp650 ribu).
Penyedia jasa tersebut adalah warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi, pendorong tersebut ketakutan karena dikejar oleh askar sehingga jamaah haji yang didorong kebingungan karena telah ditinggal. jamaah haji indonesia pada umumnya akan merasa lebih aman jika menggunakan jasa pendorong orang indonesia.
Sementara itu penyedia jasa kursi roda resmi adalah yang menggunakan rompi berwarna hijau dan tentunya mereka adalah orang saudi. kebanyakan jamaah haji indonesia lebih memilih pendorong yang berasal dari indonesia karena lebih santun dan bisa diajak berkomunikasi dengan bahasa indonesia.
"Banyak sekali yang ditangkap," kata Udin, salah satu penyedia jasa kursi dorong bagi jamaah haji asal Indonesia, saat ditelepon oleh Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Haji, Jaetul Muchlis, di Makkah, Sabtu. Jasa pendorong kursi ini sering disewa oleh jamaah haji lanjut usia atau yang sedang sakit dan ingin melakukan thowaf (mengelilingi Ka'bah tujuh kali) serta sai (berjalan diiringi lari kecil dari Shafa menuju Marwah).
ilustrasi pendorong jamaah haji. sumber gambar: antara |
Udin mengaku dia sedang berada di pos polisi masjidil haram dan berada di kamar (penahanan) bersama dengan teman-temannya. Namun dia tidak menyebutkan secara persis jumlah semuanya yang ditahan.
Ia mengaku ditangkap saat menjalankan profesi sebagai jasa kursi dorong untuk jamaah haji indonesia. "sebelumnya ditanya sama askar, karena saya menjawab sesuai dengan pertanyaan askar kemudian askar tersebut menggiring saya ke pos polisi terdekat" lanjutnya.
Sebelumnya dua orang jamaah haji Indonesia yang menyewa jasa pendorong kursi roda tidak resmi di Masjidil Haram, Makkah, Jumat, ditinggal pergi sehingga kebingungan untuk kembali ke penginapannya. Mereka sudah membayar sebesar 200 riyal (sekitar Rp650 ribu).
Penyedia jasa tersebut adalah warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi, pendorong tersebut ketakutan karena dikejar oleh askar sehingga jamaah haji yang didorong kebingungan karena telah ditinggal. jamaah haji indonesia pada umumnya akan merasa lebih aman jika menggunakan jasa pendorong orang indonesia.
Sementara itu penyedia jasa kursi roda resmi adalah yang menggunakan rompi berwarna hijau dan tentunya mereka adalah orang saudi. kebanyakan jamaah haji indonesia lebih memilih pendorong yang berasal dari indonesia karena lebih santun dan bisa diajak berkomunikasi dengan bahasa indonesia.