Jamaah haji dari Pekalongan Jawa Tengah menjadi korban penjambretan di area Masjid Nabawi, Madinah, Minggu (7/9/2014), sehingga "living cost" atau uang saku sebesar 1.500 riyal raib.
Korban adalah jamaah haji bernama Khumaisah binti Abdul Goni, 62, jamaah asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang berangkat dari embarkasi Solo, demikian laporan Media Center Haji.
Pelakunya, adalah orang Indonesia yang berpura-pura menjadi petugas haji. Selain di Madinah, jamaah juga diminta berhati-hati di Masjidil Haram karena sering ditemukan kasus kriminal seperti penipuan dan pemerasan.
Sebelumnya Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram, Muhammad Hasan meminta jamaah berhati-hati selama berada di Arab Saudi, terutama di Masjidil Haram agar tidak tersasar, tertipu atau kesehatan terganggu.
Ia mengatakan berdasarkan pengalaman sebelumnya ditemukan beberapa kasus-kasus penipuan dan pemerasan di sekitar Masjidil Haram.
Penipuan yang terjadi biasa ada orang yang pura-pura ingin menolong, misalnya bersedia dititipkan barang bawaan saat akan ke toilet, namun kemudian barang dibawa lari. Seringkali mereka ada warga Indonesia yang lama tinggal di Arab Saudi.
Jamaah juga diminta berati-hati dengan joki untuk mencium Hajar Aswad (baca: Asal Usul Hajar Aswad) namun kemudian ternyata meminta imbalan yang besar.
Tidak jarang mereka juga mempunyai pakaian yang mirip dengan petugas haji.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sektor khusus akan menyiapkan pos-pos di sekitar Masjidil Haram untuk membantu jamaah.
Saat ini personel Sektor Khusus sebanyak 22 orang yakni 12 orang dari Indonesia dan 10 orang tenaga musiman (mukimim dan mahasiswa).
Personel dari Indonesia berasal dari TNI AD dan Kepolisian. Namun pada 16 September posko akan menerima bantuan tenaga lagi sebanyak 20 orang.
Korban adalah jamaah haji bernama Khumaisah binti Abdul Goni, 62, jamaah asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang berangkat dari embarkasi Solo, demikian laporan Media Center Haji.
Pelakunya, adalah orang Indonesia yang berpura-pura menjadi petugas haji. Selain di Madinah, jamaah juga diminta berhati-hati di Masjidil Haram karena sering ditemukan kasus kriminal seperti penipuan dan pemerasan.
Sebelumnya Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram, Muhammad Hasan meminta jamaah berhati-hati selama berada di Arab Saudi, terutama di Masjidil Haram agar tidak tersasar, tertipu atau kesehatan terganggu.
Ia mengatakan berdasarkan pengalaman sebelumnya ditemukan beberapa kasus-kasus penipuan dan pemerasan di sekitar Masjidil Haram.
Jamaah Haji |
Penipuan yang terjadi biasa ada orang yang pura-pura ingin menolong, misalnya bersedia dititipkan barang bawaan saat akan ke toilet, namun kemudian barang dibawa lari. Seringkali mereka ada warga Indonesia yang lama tinggal di Arab Saudi.
Jamaah juga diminta berati-hati dengan joki untuk mencium Hajar Aswad (baca: Asal Usul Hajar Aswad) namun kemudian ternyata meminta imbalan yang besar.
Tidak jarang mereka juga mempunyai pakaian yang mirip dengan petugas haji.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sektor khusus akan menyiapkan pos-pos di sekitar Masjidil Haram untuk membantu jamaah.
Saat ini personel Sektor Khusus sebanyak 22 orang yakni 12 orang dari Indonesia dan 10 orang tenaga musiman (mukimim dan mahasiswa).
Personel dari Indonesia berasal dari TNI AD dan Kepolisian. Namun pada 16 September posko akan menerima bantuan tenaga lagi sebanyak 20 orang.