Karyati Binti Halil (69) akan berangkat naik haji tahun ini. Ibu empat anak yang berprofesi sebagai pemulung atau pengumpul rongsokan di Masjid Ar-Rahman, di Jalan Leces, Probolinggo ini mengumpulkan rongsokan di masjid itu selama lima tahun yang akhirnya mengantarkannya menunaikan ibadah haji.
Karyati yang akrab dipanggil Mbok Karyati, setelah seharian mencari rongsokan biasanya beristirahat dan bermalam di masjid. Selama di masjid, ia tak lupa bersembahyang lima waktu, mengaji dan Salat Tahajud setiap malam.
"Ya Allah, saya sudah tidak punya suami, saya punya anak tetapi tidak mempunyai penghasilan, saya ingin cari kerja tetapi juga sudah terlalu tua. Saya ingin nabung, untuk melunasi haji," kata Karyati dalam Bahasa Madura.
Doa tersebut ia baca setiap hari usai melaksanakan Shalat Tahajud dan mengaji. Menurutnya, sholat dan mengaji merupakan kunci hingga akhirnya dia bisa berangkat naik haji.
"Tadi Ibu Tantri (Bupati Probolinggo) juga tanya, kok bisa naik haji bagaimana caranya. Terus saya jawab, harus selalu shalat dan ngaji. Jangan berhenti-berhenti, kalau berhenti jauh lagi rejekinya," terangnya.
Mbok Karyati mengatakan, sebelumnya ia pernah bermimpi aneh setelah Salat Tahajjud pertama kali dilakukan. Dalam mimpinya ia melihat dua buah sumur yang penuh terisi air. Menurutnya, arti mimpinya itu, dia akan segera mendapatkan rejeki.
Ia mengatakan, dirinya pernah ditipu oleh seorang tengkulak. Uang tabungannya Rp 10 juta dibawa lari orang tersebut. Tak hanya itu, sepeda ontel yang biasa dipakai untuk membawa rongsokan, hilang dicuri orang hingga tiga kali.
Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Sebaliknya dia semakin rajin berdoa hingga akhirnya bisa membeli sepeda kembali.
Ia mengatakan, setelah menunaikan ibadah haji nanti, dia tidak akan menjalani profesinya sebagai tukang rongsokan lagi. Sebab dia baru mendapatkan tawaran untuk menjadi tukang sapu dan tukang cuci dari orang yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
Rasa bangga dan senang juga dirasakan, anak ketiga Karyati yang bernama Satuni (40). Ia mengaku sangat senang ibunya bisa menunaikan ibadah haji. "Bangga sekali dan kaget. Apalagi Bu Tantri sampai datang ke rumah kami," kaya Santuni didampingi suaminya Ja'far (45)
Mbok Karyati |
Karyati yang akrab dipanggil Mbok Karyati, setelah seharian mencari rongsokan biasanya beristirahat dan bermalam di masjid. Selama di masjid, ia tak lupa bersembahyang lima waktu, mengaji dan Salat Tahajud setiap malam.
"Ya Allah, saya sudah tidak punya suami, saya punya anak tetapi tidak mempunyai penghasilan, saya ingin cari kerja tetapi juga sudah terlalu tua. Saya ingin nabung, untuk melunasi haji," kata Karyati dalam Bahasa Madura.
Doa tersebut ia baca setiap hari usai melaksanakan Shalat Tahajud dan mengaji. Menurutnya, sholat dan mengaji merupakan kunci hingga akhirnya dia bisa berangkat naik haji.
"Tadi Ibu Tantri (Bupati Probolinggo) juga tanya, kok bisa naik haji bagaimana caranya. Terus saya jawab, harus selalu shalat dan ngaji. Jangan berhenti-berhenti, kalau berhenti jauh lagi rejekinya," terangnya.
Mbok Karyati mengatakan, sebelumnya ia pernah bermimpi aneh setelah Salat Tahajjud pertama kali dilakukan. Dalam mimpinya ia melihat dua buah sumur yang penuh terisi air. Menurutnya, arti mimpinya itu, dia akan segera mendapatkan rejeki.
Ia mengatakan, dirinya pernah ditipu oleh seorang tengkulak. Uang tabungannya Rp 10 juta dibawa lari orang tersebut. Tak hanya itu, sepeda ontel yang biasa dipakai untuk membawa rongsokan, hilang dicuri orang hingga tiga kali.
Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Sebaliknya dia semakin rajin berdoa hingga akhirnya bisa membeli sepeda kembali.
Ia mengatakan, setelah menunaikan ibadah haji nanti, dia tidak akan menjalani profesinya sebagai tukang rongsokan lagi. Sebab dia baru mendapatkan tawaran untuk menjadi tukang sapu dan tukang cuci dari orang yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
Rasa bangga dan senang juga dirasakan, anak ketiga Karyati yang bernama Satuni (40). Ia mengaku sangat senang ibunya bisa menunaikan ibadah haji. "Bangga sekali dan kaget. Apalagi Bu Tantri sampai datang ke rumah kami," kaya Santuni didampingi suaminya Ja'far (45)