Cerita seseorang yang pergi beribadah haji ke Tanah Suci Mekkah dengan cara yang tidak biasa pernah terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Bahkan, ceritanya sosok pria tua ini saat pergi menunaikan ibadah haji tanpa berbekal uang sepersen pun.
Ya, bagi orang tua kita zaman dulu yang tinggal di Kampung Baru Tikung Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara, pasti masih ingat dengan kisah seorang lelaki tua yang pergi haji dengan cara berjalan kaki sambil berzikir dengan seuntai tasbih.
Meski tidak ada yang ingat nama pak haji ini, namun yang pasti dia pergi naik haji sekitar pertengahan 1996 silam. Pak haji yang tinggal di salah satu rumah dekat rumah susun Kampung Baru Tikung ini, awalnya ingin pergi berhaji untuk menyempurnakan ibadahnya.
Saat itu, pak haji terus-menerus menjalankan salat lima waktu lalu dilanjutkan dengan berdoa dan berzikir menggunakan seuntai tasbih. Hari berganti hari, dia sempat bilang kepada salah satu kerabat dekatnya ingin pergi naik haji. Mendengar permintaannya, salah satu anggota keluarga pak haji kaget dan setengah menyepelekan keinginannya.
"Ya waktu itu memang ada seorang lelaki tua yang mau pergi haji tapi tidak punya uang. Nah, orang itu lalu terus menerus berdzikir hingga suatu ketika dia bisa pergi haji," kata Sri Bekti, warga RT 09/ RW I, Kampung Keper I, Kuningan Semarang Utara.
Setahu dia, anggota keluarga Pak haji suatu ketika dibuat terkejut dengan perilaku pak haji yang mendadak bisa berpindah tempat dalam sekejap mata, dari rumahnya di gang sempit Kampung Bandarharjo ke Mekkah. Saat malam hari, dia salat tahajud sambil berdzikir. Saat itulah, tubuhnya hilang dan tahu-tahu sudah ikut Tawaf di tanah Suci bersama jutaan umat Muslim lainnya. Hal itu dilakukannya terus-menerus setiap tahun sampai keluarganya sendiri dibuat heran.
"Kata keluarganya, pak haji ini sering berangkat naik haji. Tapi caranya aneh. Dia hanya berdzikir di dalam rumahnya tiba-tiba bisa pindah ke Ka'bah. Keluarganya sendiri yang bilang. Terus lama-lama ceritanya menyebar luas ke warga sini, mas," terang wanita yang bekerja sebagai penjual makanan kecil ini.
Cerita pak haji ini terus menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, manakala dia setiap tahunnya selalu naik haji dengan cara yang sama. Warga juga masih dibuat terkaget-kaget, tatkala pak haji asal Bandarharjo ini pernah pergi haji hanya berjalan kaki sambil membawa tasbih.
"Dia sendiri yang pernah bilang. Aku bariki ameh lungo kaji nang Mekkah (aku sekarang mau berhaji ke Mekkah). Eh tidak lama kemudian dia berjalan tahu-tahu sudah hilang. Tapi malamnya, dia sudah kembali lagi ke rumah," urainya sambil menirukan kata-kata pak haji.
Saat ini, cerita penuturan tentang perilaku pak haji masih membekas dalam benak warga setempat. Bagi yang percaya, kisah pak haji ini diyakini sebagai sebuah karomah atau kelebihan dari Allah SWT bagi umatnya yang taat beribadah. Bagi sebagian orang lain, hal ini bisa sebagai bahan renungan.
sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pak-tua-di-semarang-yang-berhaji-ke-mekkah-dalam-sekejap.html
Ya, bagi orang tua kita zaman dulu yang tinggal di Kampung Baru Tikung Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara, pasti masih ingat dengan kisah seorang lelaki tua yang pergi haji dengan cara berjalan kaki sambil berzikir dengan seuntai tasbih.
Meski tidak ada yang ingat nama pak haji ini, namun yang pasti dia pergi naik haji sekitar pertengahan 1996 silam. Pak haji yang tinggal di salah satu rumah dekat rumah susun Kampung Baru Tikung ini, awalnya ingin pergi berhaji untuk menyempurnakan ibadahnya.
Saat itu, pak haji terus-menerus menjalankan salat lima waktu lalu dilanjutkan dengan berdoa dan berzikir menggunakan seuntai tasbih. Hari berganti hari, dia sempat bilang kepada salah satu kerabat dekatnya ingin pergi naik haji. Mendengar permintaannya, salah satu anggota keluarga pak haji kaget dan setengah menyepelekan keinginannya.
Haji Naik Karpet |
"Ya waktu itu memang ada seorang lelaki tua yang mau pergi haji tapi tidak punya uang. Nah, orang itu lalu terus menerus berdzikir hingga suatu ketika dia bisa pergi haji," kata Sri Bekti, warga RT 09/ RW I, Kampung Keper I, Kuningan Semarang Utara.
Setahu dia, anggota keluarga Pak haji suatu ketika dibuat terkejut dengan perilaku pak haji yang mendadak bisa berpindah tempat dalam sekejap mata, dari rumahnya di gang sempit Kampung Bandarharjo ke Mekkah. Saat malam hari, dia salat tahajud sambil berdzikir. Saat itulah, tubuhnya hilang dan tahu-tahu sudah ikut Tawaf di tanah Suci bersama jutaan umat Muslim lainnya. Hal itu dilakukannya terus-menerus setiap tahun sampai keluarganya sendiri dibuat heran.
"Kata keluarganya, pak haji ini sering berangkat naik haji. Tapi caranya aneh. Dia hanya berdzikir di dalam rumahnya tiba-tiba bisa pindah ke Ka'bah. Keluarganya sendiri yang bilang. Terus lama-lama ceritanya menyebar luas ke warga sini, mas," terang wanita yang bekerja sebagai penjual makanan kecil ini.
Cerita pak haji ini terus menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, manakala dia setiap tahunnya selalu naik haji dengan cara yang sama. Warga juga masih dibuat terkaget-kaget, tatkala pak haji asal Bandarharjo ini pernah pergi haji hanya berjalan kaki sambil membawa tasbih.
"Dia sendiri yang pernah bilang. Aku bariki ameh lungo kaji nang Mekkah (aku sekarang mau berhaji ke Mekkah). Eh tidak lama kemudian dia berjalan tahu-tahu sudah hilang. Tapi malamnya, dia sudah kembali lagi ke rumah," urainya sambil menirukan kata-kata pak haji.
Saat ini, cerita penuturan tentang perilaku pak haji masih membekas dalam benak warga setempat. Bagi yang percaya, kisah pak haji ini diyakini sebagai sebuah karomah atau kelebihan dari Allah SWT bagi umatnya yang taat beribadah. Bagi sebagian orang lain, hal ini bisa sebagai bahan renungan.
sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pak-tua-di-semarang-yang-berhaji-ke-mekkah-dalam-sekejap.html