Penangkapan Bambang Tri, penulis buku ‘Jokowi Undercover’ mendapat tanggapan beragam dari sejumlah pihak.
Salah satunya dari Profesor yang selalu berpenampilan nyeleneh, Tamim Pardede. Ahli biokimia ini menyesalkan tindakan kepolisian yang telah menetapkan Bambang Tri sebagai tersangka.
Kepala Riset Biokimia PT Amanah Semesta Alam ini mengatakan, Bambang Tri belum bisa dipersalahkan sebelum dilakukan tes DNA kepada Jokowi.
Prof Tamim menegaskan, sikapnya jelas dalam menyikapi kasus Bambang Tri. Tamim Pardede mengaku dia bukan manusia abu-abu. Katena itu dia menentukan sikap untuk mendukung Bambang Tri.
“Terkait dengan kasus Bambang Tri, mengenai bukunya Jokowi Undercover, Muhammad Tamim Pardede menyatakan, saya berpihak kepada Bambang Tri,” tegas Tamim Pardede melalui video berdurasi 3 menit satu detik yang diunggah di youtube, 5 Januari 2017.
“Benar atau tidaknya Bambang Tri, benar atau tidakdnya Jokowi, hanya ada satu cara menentukan, yaitu tes DNA,” tambah Tamim Pardede.
Tamim menyesalkan tindakan kepolisian yang telah menetapkan Bambang Tri sebagai tersangka. Ia meminta agar polisi bertindak profesional.
“Jadi yang namanya polisi, jangan banyakan b**ot ya, jangan sok-sok. Saat ini belum apa-apa sudah menyalahkan Bambang Tri. Itu semua membenarkan junjungan kalian itu,” tegas Tamim.
Menurut dia, kebenaran hanya ada satu, yakni membuktikan bahwa Bambang Tri benar atau salah dan memuktikan Jokowi benar atau salah melalui tes DNA.
“Buktikan tes DNA. Kalau Bambang Tri salah, tembak jidatnya Bambang Tri. Tapi kalau Jokowi yang salah, apakah Megawati, Ribka, Luhut, Tito, berani menembak jidatnya Jokowi?,” imbuh Tamim.
Dikatakan Tamim, Bambang Tri belum bisa disalahkan. Jokowi juga belum bisa disalahkan. Karena itu, ia menantang untuk melakukan tes DNA. “Gua ada di pihak Bambang Tri,” tandas Tamim.
Siapa Prof Tamim Pardede?
Sepintas, profesor ini seperti orang biasa-biasa saja. Rambutnya gondrong, penampilannya nyentrik, dan gaya bicaranya blak-blakan. Bahkan tak sedikit yang menyebutnya sebagai orang gila.
Prof Tamim Pardede adalah ahli biokimia molecular. Dia telah menemukan banyak temuan spektakuler yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Tamim Pardede juga merupakan ahli rekayasa genetic biofuel formulator. Dia aktif menyuarakan anti liberalisme dan anti komunisme atau PKI.
Prof Tamim Pardede mulai dikenal sejak mengembangkan bahan bakar diesel dari campuran minyak jelantah dan air. Terbukti emisi yang dikeluarkan diesel dari bahan bakar temuannya juga sangat ramah lingkungan.
Profesor Tamim juga diketahui beberapa kali bekerja sama dengan TNI dalam mengembangkan beberapa penemuan, di antaranya pembuatan formula pemadam api untuk lahan gambut, formula anti nyamuk untuk fogging, dan BIOS 44 yang digunakan untuk memperbaiki kembali tanah pertambangan yang rusak berat.
Salah satu temuannya yang paling fenomenalnya yakni merubah air kencing manusia menjadi bahan bakar diesel dan juga merubah sampah menjadi bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan.
Ketika kabar bibit cabai dari Tiongkok yang ditemukan di salah satu perkebunan di Bogor terindikasi mengaandung bakteri berbahaya, Prof Tamim juga memberikan pendapatnya sebagai ahli di bidang biokimia.
Menurut hasil investigasinya, bibit cabai tersebut merupakan sarana perang biologi yang ditujukan untuk menghancurkan pengelolaan pangan di Indonesia. (PS)
Salah satunya dari Profesor yang selalu berpenampilan nyeleneh, Tamim Pardede. Ahli biokimia ini menyesalkan tindakan kepolisian yang telah menetapkan Bambang Tri sebagai tersangka.
Kepala Riset Biokimia PT Amanah Semesta Alam ini mengatakan, Bambang Tri belum bisa dipersalahkan sebelum dilakukan tes DNA kepada Jokowi.
Prof Tamim menegaskan, sikapnya jelas dalam menyikapi kasus Bambang Tri. Tamim Pardede mengaku dia bukan manusia abu-abu. Katena itu dia menentukan sikap untuk mendukung Bambang Tri.
“Terkait dengan kasus Bambang Tri, mengenai bukunya Jokowi Undercover, Muhammad Tamim Pardede menyatakan, saya berpihak kepada Bambang Tri,” tegas Tamim Pardede melalui video berdurasi 3 menit satu detik yang diunggah di youtube, 5 Januari 2017.
“Benar atau tidaknya Bambang Tri, benar atau tidakdnya Jokowi, hanya ada satu cara menentukan, yaitu tes DNA,” tambah Tamim Pardede.
Tamim menyesalkan tindakan kepolisian yang telah menetapkan Bambang Tri sebagai tersangka. Ia meminta agar polisi bertindak profesional.
“Jadi yang namanya polisi, jangan banyakan b**ot ya, jangan sok-sok. Saat ini belum apa-apa sudah menyalahkan Bambang Tri. Itu semua membenarkan junjungan kalian itu,” tegas Tamim.
Menurut dia, kebenaran hanya ada satu, yakni membuktikan bahwa Bambang Tri benar atau salah dan memuktikan Jokowi benar atau salah melalui tes DNA.
“Buktikan tes DNA. Kalau Bambang Tri salah, tembak jidatnya Bambang Tri. Tapi kalau Jokowi yang salah, apakah Megawati, Ribka, Luhut, Tito, berani menembak jidatnya Jokowi?,” imbuh Tamim.
Dikatakan Tamim, Bambang Tri belum bisa disalahkan. Jokowi juga belum bisa disalahkan. Karena itu, ia menantang untuk melakukan tes DNA. “Gua ada di pihak Bambang Tri,” tandas Tamim.
Siapa Prof Tamim Pardede?
Sepintas, profesor ini seperti orang biasa-biasa saja. Rambutnya gondrong, penampilannya nyentrik, dan gaya bicaranya blak-blakan. Bahkan tak sedikit yang menyebutnya sebagai orang gila.
Prof Tamim Pardede adalah ahli biokimia molecular. Dia telah menemukan banyak temuan spektakuler yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Tamim Pardede juga merupakan ahli rekayasa genetic biofuel formulator. Dia aktif menyuarakan anti liberalisme dan anti komunisme atau PKI.
Prof Tamim Pardede mulai dikenal sejak mengembangkan bahan bakar diesel dari campuran minyak jelantah dan air. Terbukti emisi yang dikeluarkan diesel dari bahan bakar temuannya juga sangat ramah lingkungan.
Profesor Tamim juga diketahui beberapa kali bekerja sama dengan TNI dalam mengembangkan beberapa penemuan, di antaranya pembuatan formula pemadam api untuk lahan gambut, formula anti nyamuk untuk fogging, dan BIOS 44 yang digunakan untuk memperbaiki kembali tanah pertambangan yang rusak berat.
Salah satu temuannya yang paling fenomenalnya yakni merubah air kencing manusia menjadi bahan bakar diesel dan juga merubah sampah menjadi bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan.
Ketika kabar bibit cabai dari Tiongkok yang ditemukan di salah satu perkebunan di Bogor terindikasi mengaandung bakteri berbahaya, Prof Tamim juga memberikan pendapatnya sebagai ahli di bidang biokimia.
Menurut hasil investigasinya, bibit cabai tersebut merupakan sarana perang biologi yang ditujukan untuk menghancurkan pengelolaan pangan di Indonesia. (PS)