ISLAM AGAMA DAMAI DAN SANGAT TOLERAN
Anda boleh menuduh Islam Intoleran. Namun mari lihat faktanya:
1. Di negara-negara di mana Islam minoritas, biasanya umat Muslim ditekan, dikekang, bahkan dibantai.
Di Perancis: Pelarangan pakai jilbab
Di Myanmar: Umat Islam dibantai
Di Bosnia (dulu): Umat Islam dibantai
Di Palestina: Umat Islam dibantai
Dan masih banyak contoh lainnya
2. Adapun di negara-negara di mana Islam mayoritas, secara umum kaum minoritas bisa hidup tenang, bebas menjalankan ibadah agama mereka.
Memang sih, beberapa kali ada konflik antaragama. Tapi dibanding pembantaian umat Islam di Myanmar, Bosnia dan Palestina, itu belum seberapa.
ISLAM AGAMA TERORIS?
Memang ada umat Islam yang jadi teroris. Namun mereka hanya oknum yang beraliran sesat, dan tidak bisa dijadikan generalisasi bahwa Islam agama teroris.
Aksi 411 dan 212 di Jakarta justru membuktikan bahwa Islam agama yang sangat damai dan toleran.
Lihatlah ketika aksi 411, ada pasangan yang menikah di Katedral, dan para peserta aksi justru membantu mereka agar bisa menjalankan ritual pernikahan dengan aman, lancar dan damai.
Yang masih ngotot berkata Islam intoleran atau Islam agama teroris, mungkin mereka butuh aqua satu galon perjam.
ISLAM ANTI KAFIR?
Ah, itu hanya persepsi Anda saja. Agama Islam itu punya prinsip, bahwa kita harus TEGAS untuk urusan aqidah dan iman. Jadi jika kami misalnya mengharamkan ucapan Natal, itu adalah wujud dari keteguhan kami dalam menjaga keyakinan. Itu bukan sikap intoleran.
Sebab jika kami intoleran, maka kami akan melarang perayaan Natal, bahkan mungkin melakukan perbuatan yang jauh lebih kejam.
Dengan kami membiarkan dan menghormati umat Kristiani yang merayakan Natal, maka itu adalah contoh sikap toleransi yang sangat baik.
Justru ketika kami MEMPERTAHANKAN KEYAKINAN bahwa mengucapkan selamat Natal itu haram, lalu Anda membully dan mencaci-maki kami, maka justru Andalah yang tidak toleran karena tidak menghargai keyakinan kami.
Toleransi itu membiarkan, BUKAN ikut-ikutan. Jika kami ikut merayakan Natal misalnya, maka itu melanggar aqidah kami, dan itu sangat dilarang di dalam Islam.
Apa salahnya jika kami tidak mengucapkan Natal, namun kami tetap menghargai Anda, tetap berteman baik dengan Anda, tetap menjalin hubungan baik dengan sesama manusia.
Jika Anda masih menuduh intoleran, maka sesungguhnya Anda masih perlu belajar banyak tentang DEFINISI TOLERANSI.
Anda boleh menuduh Islam Intoleran. Namun mari lihat faktanya:
1. Di negara-negara di mana Islam minoritas, biasanya umat Muslim ditekan, dikekang, bahkan dibantai.
Di Perancis: Pelarangan pakai jilbab
Di Myanmar: Umat Islam dibantai
Di Bosnia (dulu): Umat Islam dibantai
Di Palestina: Umat Islam dibantai
Dan masih banyak contoh lainnya
2. Adapun di negara-negara di mana Islam mayoritas, secara umum kaum minoritas bisa hidup tenang, bebas menjalankan ibadah agama mereka.
Memang sih, beberapa kali ada konflik antaragama. Tapi dibanding pembantaian umat Islam di Myanmar, Bosnia dan Palestina, itu belum seberapa.
ISLAM AGAMA TERORIS?
Memang ada umat Islam yang jadi teroris. Namun mereka hanya oknum yang beraliran sesat, dan tidak bisa dijadikan generalisasi bahwa Islam agama teroris.
Aksi 411 dan 212 di Jakarta justru membuktikan bahwa Islam agama yang sangat damai dan toleran.
Lihatlah ketika aksi 411, ada pasangan yang menikah di Katedral, dan para peserta aksi justru membantu mereka agar bisa menjalankan ritual pernikahan dengan aman, lancar dan damai.
Yang masih ngotot berkata Islam intoleran atau Islam agama teroris, mungkin mereka butuh aqua satu galon perjam.
ISLAM ANTI KAFIR?
Ah, itu hanya persepsi Anda saja. Agama Islam itu punya prinsip, bahwa kita harus TEGAS untuk urusan aqidah dan iman. Jadi jika kami misalnya mengharamkan ucapan Natal, itu adalah wujud dari keteguhan kami dalam menjaga keyakinan. Itu bukan sikap intoleran.
Sebab jika kami intoleran, maka kami akan melarang perayaan Natal, bahkan mungkin melakukan perbuatan yang jauh lebih kejam.
Dengan kami membiarkan dan menghormati umat Kristiani yang merayakan Natal, maka itu adalah contoh sikap toleransi yang sangat baik.
Justru ketika kami MEMPERTAHANKAN KEYAKINAN bahwa mengucapkan selamat Natal itu haram, lalu Anda membully dan mencaci-maki kami, maka justru Andalah yang tidak toleran karena tidak menghargai keyakinan kami.
Toleransi itu membiarkan, BUKAN ikut-ikutan. Jika kami ikut merayakan Natal misalnya, maka itu melanggar aqidah kami, dan itu sangat dilarang di dalam Islam.
Apa salahnya jika kami tidak mengucapkan Natal, namun kami tetap menghargai Anda, tetap berteman baik dengan Anda, tetap menjalin hubungan baik dengan sesama manusia.
Jika Anda masih menuduh intoleran, maka sesungguhnya Anda masih perlu belajar banyak tentang DEFINISI TOLERANSI.