Salah satu kewajiban bagi umat muslim, terutama laki-laki yang baligh dan berakal setiap minggunya adalah melaksanakan shalat Jum’at. Dengan mengabaikannya, berarti sama halnya dengan tidak taat kepada Allah dan jauh dari rahmat-Nya.
Sesungguhnya pahala melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbahnya sangatlah besar. Meski begitu ada aturan atau adab yang harus dipenuhi agar pelaksanaan ibadah tersebut bisa bernilai pahala. Umat muslim pun harus senantiasa waspada jangan sampai amalan tersebut tak berpahala dalam pandangan Allah.
Perlu diketahui bahwa ada hal yang terlihat sepele namun ternyata bisa menghapus pahala shalat Jum’at. Tanpa kita sadari perbuatan tersebut sering dilakukan dan bahkan menjadi kebiasaan. Perbuatan sepele itu adalah berbicara dengan makmum lain ketika khatib sedang berkhutbah. Bahkan untuk sekedar mengatakan “Diam” atau mengingatkan orang lain pun dilarang dan bisa menghapus pahala shalat Jum’at.
Berbicara dengan makmum tersebut tergolong perbuatan Lagha atau ucapan yang bathil dan tidak selayaknya diucapkan, sebagaimana dalam hadist riwayat Ahmad.
“Siapa yang berbicara maka tidak ada pahala jumatan baginya.” (HR Ahmad)
Sementara dalam hadist lain disebutkan bahwa orang yang berbicara saat imam khutbah seperti keledai yang menggendong barang bawaan.
“Siapa yang berbicara di hari Jum’at ketika imam sedang khutbah, maka dia seperti keledai yang menggendong barang bawaan. Sementara orang yang mengatakan ‘Diam’ maka tidak ada jumatan baginya.” (HR Ahmad).
Rasulullah juga mengingatkan umatnya untuk senantiasa berdiam diri ketika imam khutbah karena pahala yang didapat hanya seperti segenggam debu.
“Barang siapa yang berbicara pada hari Jumat ketika imam sedang khutbah, maka pahala dari jumat tersebut sebesar genggaman debu.” (HR Ad Daulabi dalam Al Kuna Wal Asma).
Terkait tipe muslim yang berada pada hari Jum’at, Rasulullah dalam hadist riwayat Ahmad menyebutkan bahwa ada dua golongan dalam ibadah tersebut. Golongan pertama adalah mereka yang datang melaksanakan shalat Jumat dan berdoa. Golongan semacam ini akan dikabulkan doanya jika Allah berkehendak dan tidak dikabulkan apabila Allah tidak berkehendak.
Sementara itu golongan yang kedua adalah mereka yang datang ke masjid pada hari Jumat dan duduk berdiam serta melaksanakan shalat. Mereka dikatakan oleh Rasulullah sebagai orang yang mendapatkan pahala Jumat yang sempurna.
Memang, mendengarkan khutbah merupakan salah satu syarat sah sebuah shalat jumat. Bahkan dalam hadist dikatakan ketika imam khutbah, maka malaikat pun diam mendengarkan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Jika khutbah Jumat sudah dimulai, maka malaikat akan duduk mendengarkan khutbah.”
Sementara dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Pada hari jumat, di setiap pintu masjid ada malaikat yang mencatat orang yang akan shalat satu persatu. Jika imam telah duduk (di mimbar saat adzan), mereka melipat lembaran catatan (keutamaan amal) dan datang mendengarkan peringatan.” (HR Bukhari)
Baca Juga:
Semoga kita bisa mematuhi aturan tersebut dengan diam ketika khatib melakukan khutbah. Wallahu A’lam
Sesungguhnya pahala melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbahnya sangatlah besar. Meski begitu ada aturan atau adab yang harus dipenuhi agar pelaksanaan ibadah tersebut bisa bernilai pahala. Umat muslim pun harus senantiasa waspada jangan sampai amalan tersebut tak berpahala dalam pandangan Allah.
Perlu diketahui bahwa ada hal yang terlihat sepele namun ternyata bisa menghapus pahala shalat Jum’at. Tanpa kita sadari perbuatan tersebut sering dilakukan dan bahkan menjadi kebiasaan. Perbuatan sepele itu adalah berbicara dengan makmum lain ketika khatib sedang berkhutbah. Bahkan untuk sekedar mengatakan “Diam” atau mengingatkan orang lain pun dilarang dan bisa menghapus pahala shalat Jum’at.
Berbicara dengan makmum tersebut tergolong perbuatan Lagha atau ucapan yang bathil dan tidak selayaknya diucapkan, sebagaimana dalam hadist riwayat Ahmad.
“Siapa yang berbicara maka tidak ada pahala jumatan baginya.” (HR Ahmad)
Sementara dalam hadist lain disebutkan bahwa orang yang berbicara saat imam khutbah seperti keledai yang menggendong barang bawaan.
“Siapa yang berbicara di hari Jum’at ketika imam sedang khutbah, maka dia seperti keledai yang menggendong barang bawaan. Sementara orang yang mengatakan ‘Diam’ maka tidak ada jumatan baginya.” (HR Ahmad).
Rasulullah juga mengingatkan umatnya untuk senantiasa berdiam diri ketika imam khutbah karena pahala yang didapat hanya seperti segenggam debu.
“Barang siapa yang berbicara pada hari Jumat ketika imam sedang khutbah, maka pahala dari jumat tersebut sebesar genggaman debu.” (HR Ad Daulabi dalam Al Kuna Wal Asma).
Terkait tipe muslim yang berada pada hari Jum’at, Rasulullah dalam hadist riwayat Ahmad menyebutkan bahwa ada dua golongan dalam ibadah tersebut. Golongan pertama adalah mereka yang datang melaksanakan shalat Jumat dan berdoa. Golongan semacam ini akan dikabulkan doanya jika Allah berkehendak dan tidak dikabulkan apabila Allah tidak berkehendak.
Sementara itu golongan yang kedua adalah mereka yang datang ke masjid pada hari Jumat dan duduk berdiam serta melaksanakan shalat. Mereka dikatakan oleh Rasulullah sebagai orang yang mendapatkan pahala Jumat yang sempurna.
Memang, mendengarkan khutbah merupakan salah satu syarat sah sebuah shalat jumat. Bahkan dalam hadist dikatakan ketika imam khutbah, maka malaikat pun diam mendengarkan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Jika khutbah Jumat sudah dimulai, maka malaikat akan duduk mendengarkan khutbah.”
Sementara dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Pada hari jumat, di setiap pintu masjid ada malaikat yang mencatat orang yang akan shalat satu persatu. Jika imam telah duduk (di mimbar saat adzan), mereka melipat lembaran catatan (keutamaan amal) dan datang mendengarkan peringatan.” (HR Bukhari)
Baca Juga:
- Amalan Istimewa Di Hari Jumat Yang Sering Terlupakan
- 9 Keutamaan Hari Jumat
- Subhanallah, Inilah Keutamaan Bersedekah Di Hari Jumat
Semoga kita bisa mematuhi aturan tersebut dengan diam ketika khatib melakukan khutbah. Wallahu A’lam