Pasangan suami istri dalam kehidupannya akan saling melengkapi dan membantu apapun yang mampu ia lakukan. Seperti itu juga yang dilakukan oleh seorang nenek bernama Mbah Pujo yang berumur 78 tahun. Setiap harinya ia harus berjualan berbagai jenis kue seperti pisang goreng, pisang godok, nogosari dan arem-arem.
Bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, namun juga demi bisa membiayai pengobatan suaminya yang saat ini menderita penyakit gula (diabetes) dan katarak.
Mbah Pujo setiap harinya berjualan di sekitaran Kampus UIN Sunan Kalijaga dari pukul 9 pagi hingga 12 siang. Terkadang ia berkeliling menjajakan dagangannya dan terkadang diam di beberapa tempat.
Adapun harga kue yang dijualnya hanya 2500 per biji. Tentu harga tersebut rasanya tidak sebanding dengan kondisinya yang sudah renta dan perjuangannya untuk membiayai sang suami.
Dituturkan oleh Mbah Pujo bahwa suaminya sudah mengalami sakit sejak tahun lalu. Lantaran keterbatasan ekonomi, suaminya baru dirawat sebulan ini di rumah sakit setelah mulai terlihat tanda-tanda yang cukup parah.
“Sudah setahun ini suami sakit gula dan katarak, sekarang sudah dibawa pulang (dari rumah sakit) tapi belum dioperasi karena kadar gulanya belum turun,” ucapnya dalam bahasa Jawa halus, sebagaimana dikutip dari Tribun Jogja, Sabtu (8/10.2016).
Demi bisa menyembuhkan suaminya, Mbah Pujo setiap hari harus bangun pukul 2 pagi untuk mempersiapkan dagangannya yang memang dadakan. Ketika telah selesai, dengan tenaga sisa Mbah Pujo pun menawarkan ke sejumlah pembeli di jalan dan yang keluar dari minimarket.
“Kalau belum habis dagangnya menunggu di sini, capek sudah tua soalnya,” pungkas Mbah Pujo.
Baca Juga:
Bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, namun juga demi bisa membiayai pengobatan suaminya yang saat ini menderita penyakit gula (diabetes) dan katarak.
Mbah Pujo berjualan kue di depan minimarket (Winda Rahayu/ Tribunjogja.com) |
Adapun harga kue yang dijualnya hanya 2500 per biji. Tentu harga tersebut rasanya tidak sebanding dengan kondisinya yang sudah renta dan perjuangannya untuk membiayai sang suami.
Dituturkan oleh Mbah Pujo bahwa suaminya sudah mengalami sakit sejak tahun lalu. Lantaran keterbatasan ekonomi, suaminya baru dirawat sebulan ini di rumah sakit setelah mulai terlihat tanda-tanda yang cukup parah.
“Sudah setahun ini suami sakit gula dan katarak, sekarang sudah dibawa pulang (dari rumah sakit) tapi belum dioperasi karena kadar gulanya belum turun,” ucapnya dalam bahasa Jawa halus, sebagaimana dikutip dari Tribun Jogja, Sabtu (8/10.2016).
Demi bisa menyembuhkan suaminya, Mbah Pujo setiap hari harus bangun pukul 2 pagi untuk mempersiapkan dagangannya yang memang dadakan. Ketika telah selesai, dengan tenaga sisa Mbah Pujo pun menawarkan ke sejumlah pembeli di jalan dan yang keluar dari minimarket.
“Kalau belum habis dagangnya menunggu di sini, capek sudah tua soalnya,” pungkas Mbah Pujo.
Baca Juga:
- Walaupun Hanya Jualan Bawang, Nenek Ini Tak Pernah Bisa Lepas Dari Membaca Al Qur’an
- Perjuangan Tak Kenal Menyerah Nenek Penjual Peyek Undur Undur Ini Membuat Kita Malu Sendiri
- Berjualan Seadanya Demi Mencari Rezeki Halal, Nenek Ini Ajarkan Hidup Ikhlas Dan Tabah