Hidup seringkali harus dihadapi dengan sabar dan tawakal. Itu juga yang dialami oleh seorang ayah bersama dengan anaknya yang hidup dalam sebuah gubuk sederhana dan tinggal satu atap dengan sejumlah kambing.
Pria bernama Pujo Kastowo (46 tahun) ini merupakan ayah dari seorang remaja, Miftahul Dwi khasanah yang dahulu mengalami kecelakaan maut di Jalan Batoro Katong. Sementara sang istri, Samini Indrawati (36 tahun) tak pernah pulang semenjak bekerja menjadi TKI di Malaysia.
Gubuk beralaskan tanah yang ditinggali Pujo bersama dengan anaknya yang lain berada di belakang Gedung Juang 45 jalan Batoro Katong Kertosari Kecamatan Babadan Ponorogo. Setiap harinya, Pujo yang memiliki gangguan penglihatan tersebut hanya ditemani putra bungsunya yang berusia 10 tahun.
Karena penyakitnya itu, Pujo tak dapat mencari nafkah untuk keluarganya setelah kecelakaan kerja yang dialaminya beberapa tahun lalu. Ketika itu ia menjadi seorang kuli bangunan dan tertimpa reruntuhan dinding. Alhasil dirinya saat itu mengalami pendarahan dan penglihatannya menjadi kabur.
Setelah diperiksa ternyata Pujo terkena kelemahan saraf mata akibat tertimpa batu bata. Sebelumnya Pujo beserta keluarga tinggal di rumah istrinya di Madiun. Namun setelah Mifta anak sulungnya yang meninggal beranjak masuk sekolah, mereka pun pindah ke Ponorogo.
Kini sang istri tak ada kabarnya semenjak menjadi TKI di Malaysia. Pujo pun hanya bisa mengandalkan mencari pakan ternak untuk kambing dan menerima jasa pijit.
“Tak pernah ada kontak sama sekali dengan keluarga di sini,” pungkasnya, sebagaimana dikutip dari Beritajatim.
Baca Juga:
Pria bernama Pujo Kastowo (46 tahun) ini merupakan ayah dari seorang remaja, Miftahul Dwi khasanah yang dahulu mengalami kecelakaan maut di Jalan Batoro Katong. Sementara sang istri, Samini Indrawati (36 tahun) tak pernah pulang semenjak bekerja menjadi TKI di Malaysia.
Pujo dan anaknya tinggal satu gubuk dengan kambing (Beritajatim.com) |
Karena penyakitnya itu, Pujo tak dapat mencari nafkah untuk keluarganya setelah kecelakaan kerja yang dialaminya beberapa tahun lalu. Ketika itu ia menjadi seorang kuli bangunan dan tertimpa reruntuhan dinding. Alhasil dirinya saat itu mengalami pendarahan dan penglihatannya menjadi kabur.
Setelah diperiksa ternyata Pujo terkena kelemahan saraf mata akibat tertimpa batu bata. Sebelumnya Pujo beserta keluarga tinggal di rumah istrinya di Madiun. Namun setelah Mifta anak sulungnya yang meninggal beranjak masuk sekolah, mereka pun pindah ke Ponorogo.
Kini sang istri tak ada kabarnya semenjak menjadi TKI di Malaysia. Pujo pun hanya bisa mengandalkan mencari pakan ternak untuk kambing dan menerima jasa pijit.
“Tak pernah ada kontak sama sekali dengan keluarga di sini,” pungkasnya, sebagaimana dikutip dari Beritajatim.
Baca Juga:
- Nenek Ini Tinggal Sebatang Kara Dan Hidup Di Gubuk Bekas Kandang Ayam
- Nenek Lumpuh Dan Tinggal Sendiri Di Gubuk Ini Hanya Minum Air Putih Setiap Harinya
- Ditelantarkan Selama 20 Tahun, Nenek Ini Sangat Merindukan Anak-Anaknya