Tidak sedikit memang kisah dimana para pembenci Islam justru mendapatkan hidayah dan menjadi pembela Islam yang terdepan. Tak hanya saat jaman Rasulullah, namun saat ini pun kisah semacam itu jelas terlihat.
Seperti kisah seorang gadis asal Kerala India yang dahulunya dibesarkan dalam keluarga Nasrani yang taat dan bahkan termasuk keturunan pemuka agama yang mendirikan Gereja di Kerala.
Tak hanya itu saja, ibu dari gadis bernama Sariya ini pun dipandang sebagai wanita yang baik dan dijadikan contoh bagi jemaat lainnya. Namun ternyata sang ibu memutuskan untuk menjadi muslim setelah sekian lama mengkaji agama tersebut.
Selain itu kehadiran pengacara keluarga yang seorang muslim dan berpengetahuan luas juga membuat pengaruh cukup besar sehingga ibunya memutuskan hijrah kepada agama Islam.
Tentu sebagai anak tertua, Sariya dilanda kebingungan. Selain ibunya yang memutuskan untuk bercerai dan pindah ke Bombay, Sariya pun kini hidup bersama adiknya dengan pandangan jemaat yang tidak lagi sama.
Begitu bencinya Sariya terhadap agama Islam membuat ia memohon agar tidak menjadi seorang muslim. Meski demikian, ia masih menghormati ibunya yang sudah menjadi muslimah.
Sariya sempat merasa heran dan bertanya, mengapa ibunya yang seorang wanita berpendidikan tinggi dan berbudaya justru memilih agama yang berbau zaman pertengahan. Namun jawaban ibunya sangat mengejutkan.
“Baca kitab suci dari agama yang kamu yakini itu, halaman per halaman,” ucap sang ibu.
Dari situlah Sariya sedikit demi sedikit mulai memahami agama. Ia kemudian membaca Alkitab dan menemukan sejumlah penyimpangan dan ketidakselarasan di dalamnya. Meski begitu, ia tetap membacanya hingga habis walaupun hatinya sudah mulai goncang.
Setelah beberapa lama, ibunya kemudian mengirim sepucuk surat yang berisi surat Al Ikhlas dan terjemahannya. Sariya kemudian membacanya berulang-ulang dan mulai terpesona.
Keinginannya untuk tahu semakin bertambah hingga ia pun membaca Al Qur’an secara penuh dan menemukan jawaban yang selama ini ia cari. Sariya membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk mempelajari Al Qur’an dan saat itu umurnya masih 15 tahun.
“Aku tahu aku akhirnya menemukan takdirku,” tutur Sariya.
Dengan hati yang mantap, Sariya kemudian mengucapkan kalimat syahadat dengan disaksikan oleh ibunya sendiri di Bombay. Ternyata sang ibu senantiasa memanjatkan doa kepada Allah agar anak-anaknya bisa mendapatkan hidayah dan mengikuti jejaknya.
Kini Sariya dan adik-adiknya pun hijrah ke Bombay dan diterima dalam komunitas muslim. Di sana ia dan keluarganya diterima dengan baik, bahkan mendapatkan sejumlah pembelajaran tentang bahasa arab dan Islam. Dan setelah 10 tahun memeluk agama Islam, Sariya semakin merasa terarah dan penuh dengan ketenangan.
“Saat berkumpul bersama keluarga, aku mengatakan telah membantu pembangunan sebuah madrasah bagi anak-anak penghafal Al Qur’an. Salah satu cita-citaku adalah membangun masjid di tempat kelahiranku, Kerala,” pungkasnya.
Baca Juga:
Seperti kisah seorang gadis asal Kerala India yang dahulunya dibesarkan dalam keluarga Nasrani yang taat dan bahkan termasuk keturunan pemuka agama yang mendirikan Gereja di Kerala.
Ilustrasi |
Selain itu kehadiran pengacara keluarga yang seorang muslim dan berpengetahuan luas juga membuat pengaruh cukup besar sehingga ibunya memutuskan hijrah kepada agama Islam.
Tentu sebagai anak tertua, Sariya dilanda kebingungan. Selain ibunya yang memutuskan untuk bercerai dan pindah ke Bombay, Sariya pun kini hidup bersama adiknya dengan pandangan jemaat yang tidak lagi sama.
Begitu bencinya Sariya terhadap agama Islam membuat ia memohon agar tidak menjadi seorang muslim. Meski demikian, ia masih menghormati ibunya yang sudah menjadi muslimah.
Sariya sempat merasa heran dan bertanya, mengapa ibunya yang seorang wanita berpendidikan tinggi dan berbudaya justru memilih agama yang berbau zaman pertengahan. Namun jawaban ibunya sangat mengejutkan.
“Baca kitab suci dari agama yang kamu yakini itu, halaman per halaman,” ucap sang ibu.
Dari situlah Sariya sedikit demi sedikit mulai memahami agama. Ia kemudian membaca Alkitab dan menemukan sejumlah penyimpangan dan ketidakselarasan di dalamnya. Meski begitu, ia tetap membacanya hingga habis walaupun hatinya sudah mulai goncang.
Setelah beberapa lama, ibunya kemudian mengirim sepucuk surat yang berisi surat Al Ikhlas dan terjemahannya. Sariya kemudian membacanya berulang-ulang dan mulai terpesona.
Keinginannya untuk tahu semakin bertambah hingga ia pun membaca Al Qur’an secara penuh dan menemukan jawaban yang selama ini ia cari. Sariya membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk mempelajari Al Qur’an dan saat itu umurnya masih 15 tahun.
“Aku tahu aku akhirnya menemukan takdirku,” tutur Sariya.
Dengan hati yang mantap, Sariya kemudian mengucapkan kalimat syahadat dengan disaksikan oleh ibunya sendiri di Bombay. Ternyata sang ibu senantiasa memanjatkan doa kepada Allah agar anak-anaknya bisa mendapatkan hidayah dan mengikuti jejaknya.
Kini Sariya dan adik-adiknya pun hijrah ke Bombay dan diterima dalam komunitas muslim. Di sana ia dan keluarganya diterima dengan baik, bahkan mendapatkan sejumlah pembelajaran tentang bahasa arab dan Islam. Dan setelah 10 tahun memeluk agama Islam, Sariya semakin merasa terarah dan penuh dengan ketenangan.
“Saat berkumpul bersama keluarga, aku mengatakan telah membantu pembangunan sebuah madrasah bagi anak-anak penghafal Al Qur’an. Salah satu cita-citaku adalah membangun masjid di tempat kelahiranku, Kerala,” pungkasnya.
Baca Juga:
- Kisah Nyata: Satu Keluarga Masuk Islam Setelah Anaknya Meminta Ini
- Satu Keluarga Besar Di Jepang Masuk Islam Karena Ini
- Demi Masuk Islam Dan Berhijab, Artis India Ini Rela Tinggalkan Dunia Film