Pada Kamis (25/8/2016) lalu Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan penghargaan kepada organisasi LGBTIQ Indonesia berupa Suardi Tasrif Award. Selain itu, penghargaan serupa juga diberikan kepada IPT 65 karena keduanya merupakan organisasi yang menyuarakan kebebasan berekspresi kaum minoritas di Indonesia dan berupaya untuk rekonsiliasi negara dengan masa lalu yang kelam.
Pemberian penghargaan tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun ke-22 AJI dengan dihadiri berbagai pihak. Salah satunya adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang saat itu ikut menyampaikan orasi kebudayaan.
Menurutnya keberagaman yang menjadi ciri bangsa Indonesia kian hari kian terancam. Ia juga ikut mengapresiasi akan eksistensi keberadaan kaum yang telah melanggar fitrah manusia tersebut.
“Memaknai award atau penghargaan ini sebagai bentuk bahwa ada komunitas saudara-saudara sebangsa sesama kita yang memiliki situasi dan kondisi yang tidak sama dengan kita yang memerlukan perhatian atensi pengayoman tanpa harus mempersoalkan perbedaan baik yang sifatnya filosofi atau yang kaitannya dengan agama,” ucapnya dalam video.
Atas apresiasi tersebut, sejumlah elemen masyarakat pun kecewa dan meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk mundur lewat ajakan untuk mengisi petisi di situs Change.
Sementara itu Budi Handrianto selaku Dosen Ibnu Khaldun Bogor amat menyayangkan sikap Menteri Agama dalam acara tersebut.
“Tadinya saya khusnudzan kepada Menteri Agama yang menghadiri acara penyerahan penghargaan Suardi Tasrif Award kepada forum LGBT dalam ulang tahun Aliansi Jurnalistik Independen ke-22. Mungkin dia hanya diundang untuk menghadiri acara ulang tahun, eh di dalamnya ada acara penghargaan buat LGBT,” tulisnya.
Ia pun berharap Menag Lukman Hakim segera mengoreksi kekeliruannya dan berusaha berada pada posisi yang benar.
Berikut adalah hasil wawancara dengan Menag Lukman Hakim terkait apresiasinya terhadap LGBT.
Baca Juga:
Pemberian penghargaan tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun ke-22 AJI dengan dihadiri berbagai pihak. Salah satunya adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang saat itu ikut menyampaikan orasi kebudayaan.
Menurutnya keberagaman yang menjadi ciri bangsa Indonesia kian hari kian terancam. Ia juga ikut mengapresiasi akan eksistensi keberadaan kaum yang telah melanggar fitrah manusia tersebut.
“Memaknai award atau penghargaan ini sebagai bentuk bahwa ada komunitas saudara-saudara sebangsa sesama kita yang memiliki situasi dan kondisi yang tidak sama dengan kita yang memerlukan perhatian atensi pengayoman tanpa harus mempersoalkan perbedaan baik yang sifatnya filosofi atau yang kaitannya dengan agama,” ucapnya dalam video.
Atas apresiasi tersebut, sejumlah elemen masyarakat pun kecewa dan meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk mundur lewat ajakan untuk mengisi petisi di situs Change.
Sementara itu Budi Handrianto selaku Dosen Ibnu Khaldun Bogor amat menyayangkan sikap Menteri Agama dalam acara tersebut.
“Tadinya saya khusnudzan kepada Menteri Agama yang menghadiri acara penyerahan penghargaan Suardi Tasrif Award kepada forum LGBT dalam ulang tahun Aliansi Jurnalistik Independen ke-22. Mungkin dia hanya diundang untuk menghadiri acara ulang tahun, eh di dalamnya ada acara penghargaan buat LGBT,” tulisnya.
Ia pun berharap Menag Lukman Hakim segera mengoreksi kekeliruannya dan berusaha berada pada posisi yang benar.
Berikut adalah hasil wawancara dengan Menag Lukman Hakim terkait apresiasinya terhadap LGBT.
Baca Juga:
- Menanggapi Isu Legalisasi LGBT, Begini Sikap Dan Pernyataan Resmi Dari Muslimat Hidayatullah
- Muslim RI Bersatu Menolak LGBT, Jangan Sampai Penyakit Ini Dilegalkan Di Indonesia!
- Benarkah LGBT Ada Karena Faktor Genetik? Ini Jawaban Dr Zakir Naik