Hati orangtua mana yang tidak sakit hati ketika ditolak kehadirannya oleh anaknya sendiri. Namun begitulah yang dialami oleh seorang kakek bernama Abd. Hamid yang ditolak oleh anak dan menantunya untuk tinggal bersama dengan keduanya.
Melihat penderitaan kakek berumur 75 tahun tersebut, warga Lingkungan Baru Sarampu, Kecamatan Polewali, Polman kemudian berinisiatif untuk memberikan bantuan kepada kakek tersebut agar bisa memiliki tempat tinggal. Setelah dana terkumpul, jadilah sebuah gubuk sederhana berukuran 3x4 meter yang merupakan bekas WC berdindingkan kulit pelepah nipah dan beratap daun rumbia.
“Kami kasihan dengan kondisi kakek ini, makanya kami bersama warga membantu,” ucap seorang warga bernama Rita, sebagaimana dikutip dari Mamujupos (18/8/2016).
Tak hanya memberikan bantuan berupa gubuk sederhana, warga pun rela menanggung biaya makan kakek Abd. Hamid setiap harinya.
“Beberapa orang merasa kasihan kepada bapak ini karena sudah tua. Kami warga disini siap memberikan jika hanya makanan sehari-harinya,” tuturnya.
Mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari masyarakat, membuat kakek Abd. Hamid sangat bahagia. Bahkan ia mengaku sebelumnya tidak pernah menetap ketika tidur lantaran tidak memiliki tempat tinggal.
“Alhamdulillah Pak, warga disini baik semua,” ucap kakek tersebut penuh kesedihan.
Keterpaksaan tinggal di bekas WC diakuinya lebih baik karena merupakan sumbangsih warga sekitar dan lebih baik dari perlakuan anak beserta menantunya yang tidak peduli dengan kehidupan sang kakek.
Anak sang kakek yang bernama Harisa dan suaminya, Mansur menolak dengan keras lantaran mereka masih mengontrak rumah dan tidak mau ditambah bebannya dengan kehadiran kakek Abd. Hamid.
Abd. Hamid sendiri merupakan warga asli Lingkungan Baru Sarampu, Kecamatan Polewali, Polman. Meski memiliki tiga orang anak, dua anaknya yang lain sudah tersebar ke wilayah yang cukup jauh dan telah memiliki rumah tangga masing-masing. Alhasil sang kakek pun hanya bisa berpindah-pindah ke beberapa rumah warga untuk sekedar tidur.
Baca Juga:
Gubuk bekas WC yang menjadi tempat tinggal kakek Abd Hamid (Anto Swarnada/Mamujupos.com) |
“Kami kasihan dengan kondisi kakek ini, makanya kami bersama warga membantu,” ucap seorang warga bernama Rita, sebagaimana dikutip dari Mamujupos (18/8/2016).
Tak hanya memberikan bantuan berupa gubuk sederhana, warga pun rela menanggung biaya makan kakek Abd. Hamid setiap harinya.
“Beberapa orang merasa kasihan kepada bapak ini karena sudah tua. Kami warga disini siap memberikan jika hanya makanan sehari-harinya,” tuturnya.
Mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari masyarakat, membuat kakek Abd. Hamid sangat bahagia. Bahkan ia mengaku sebelumnya tidak pernah menetap ketika tidur lantaran tidak memiliki tempat tinggal.
“Alhamdulillah Pak, warga disini baik semua,” ucap kakek tersebut penuh kesedihan.
Keterpaksaan tinggal di bekas WC diakuinya lebih baik karena merupakan sumbangsih warga sekitar dan lebih baik dari perlakuan anak beserta menantunya yang tidak peduli dengan kehidupan sang kakek.
Anak sang kakek yang bernama Harisa dan suaminya, Mansur menolak dengan keras lantaran mereka masih mengontrak rumah dan tidak mau ditambah bebannya dengan kehadiran kakek Abd. Hamid.
Abd. Hamid sendiri merupakan warga asli Lingkungan Baru Sarampu, Kecamatan Polewali, Polman. Meski memiliki tiga orang anak, dua anaknya yang lain sudah tersebar ke wilayah yang cukup jauh dan telah memiliki rumah tangga masing-masing. Alhasil sang kakek pun hanya bisa berpindah-pindah ke beberapa rumah warga untuk sekedar tidur.
Baca Juga:
- Astaghfirullah, Nenek Ini Dibuang Anak Cucunya Di Tempat Sampah
- Di Malam Takbiran, Orang Tua Ini Justru Dibuang Oleh Anaknya
- Ditelantarkan Selama 20 Tahun, Nenek Ini Sangat Merindukan Anak-Anaknya