Penyebab obesitas yang diderita bocah asli Karawang, Jabar bernama Arya Permana, ternyata disebabkan makanan yang sering dikonsumsinya selama ini. Ayah Arya, Ade Somantri menduga anaknya tersebut sering mengkonsumsi mi instan dan minuman kemasan.
Arya yang selalu juara di sekolah itu diduga ketagihan makanan cepat saji seperti mie instan dan minuman kemasan. Bocah itu diketahui menderita severe obesity. Ketika lahir barat badannya normal 3,8 kg. Seperti anak kecil lainnya, tidak ada yang aneh dengan tumbuh kembang Arya.
"Namun di usia 4 ke 5 tahun, tumbuh cukup drastis. Pada umur 8 ke 10, naik 72 kg," ujar Ade, dalam konferensi pers di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Senin (11/7/2016).
Ade menjelaskan, sebelum konsultasi ke dokter, anaknya bisa makan 4 kali sehari. Selain itu Arya juga seringp mengonsumsi mie instan.
"Kalau mengonsumsi mie instan, makan nasinya berkurang. Jadi mie instan sebagai pengganti nasi," terangnya.
Karena berat badan yang berlebih, Arya sering kesulitan tidur. Ketika susah tidur, Arya kerap meminum minuman kemasan rasa jeruk. Selama 24 jam, anaknya bisa mengonsumsi minuman kemasan hingga 20 gelas.
Menurut penuturan Ade, anaknya akan menangis keras dan berguling-guling jika keinginannya untuk minum minuman kemasan tidak dipenuhi.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, orangtua Arya membatasi asupan makan sang anak.
Saat ini, berat badan Arya mencapai 189,5 kg. Dengan bobot sedemikian besar, Arya hanya mampu berjalan sejauh 30 meter. Ia juga sulit berdiri, berjalan, dan berpakaian sendiri. Tidurnya pun hanya bisa telungkup.
Ketua Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) Annis Catur Adi juga menanggapi kondisi Arya Permana. Menurutnya, buah cinta pasangan Ade Somantri, 42, dan Rokayah, 37, itu sudah tergolong obesitas kelas berat.
'Ini sudah over obesitas, kelas berat ini,' tegasnya.
Annis menjelaskan, sekarang memang banyak anak yang mengalami obesitas. Penyebab utamanya adalah bakat genetis dan kebiasaan konsumsi makanan yang kurang tepat. Saat ini banyak anak-anak mengonsumsi banyak karbohidrat.
Selain nasi, anak sekarang ngemil roti, kue, dan cracker. Padahal, kalorinya sangat tinggi. Annis mencontohkan, 250 gram biskuit setara dengan 1 kilogram kentang.
Selain itu, kebiasaan minum air putih pun sudah bergeser menjadi air berwarna. Kalorinya pun sangat tinggi. Kebiasaan makan makanan enak dengan kandungan lemak juga dapat menjadi penyebab obesitas pada anak.
Arya Permana (10 Tahun) |
Arya yang selalu juara di sekolah itu diduga ketagihan makanan cepat saji seperti mie instan dan minuman kemasan. Bocah itu diketahui menderita severe obesity. Ketika lahir barat badannya normal 3,8 kg. Seperti anak kecil lainnya, tidak ada yang aneh dengan tumbuh kembang Arya.
"Namun di usia 4 ke 5 tahun, tumbuh cukup drastis. Pada umur 8 ke 10, naik 72 kg," ujar Ade, dalam konferensi pers di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Senin (11/7/2016).
Ade menjelaskan, sebelum konsultasi ke dokter, anaknya bisa makan 4 kali sehari. Selain itu Arya juga seringp mengonsumsi mie instan.
"Kalau mengonsumsi mie instan, makan nasinya berkurang. Jadi mie instan sebagai pengganti nasi," terangnya.
Karena berat badan yang berlebih, Arya sering kesulitan tidur. Ketika susah tidur, Arya kerap meminum minuman kemasan rasa jeruk. Selama 24 jam, anaknya bisa mengonsumsi minuman kemasan hingga 20 gelas.
Menurut penuturan Ade, anaknya akan menangis keras dan berguling-guling jika keinginannya untuk minum minuman kemasan tidak dipenuhi.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, orangtua Arya membatasi asupan makan sang anak.
Saat ini, berat badan Arya mencapai 189,5 kg. Dengan bobot sedemikian besar, Arya hanya mampu berjalan sejauh 30 meter. Ia juga sulit berdiri, berjalan, dan berpakaian sendiri. Tidurnya pun hanya bisa telungkup.
Ketua Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) Annis Catur Adi juga menanggapi kondisi Arya Permana. Menurutnya, buah cinta pasangan Ade Somantri, 42, dan Rokayah, 37, itu sudah tergolong obesitas kelas berat.
'Ini sudah over obesitas, kelas berat ini,' tegasnya.
Annis menjelaskan, sekarang memang banyak anak yang mengalami obesitas. Penyebab utamanya adalah bakat genetis dan kebiasaan konsumsi makanan yang kurang tepat. Saat ini banyak anak-anak mengonsumsi banyak karbohidrat.
Selain nasi, anak sekarang ngemil roti, kue, dan cracker. Padahal, kalorinya sangat tinggi. Annis mencontohkan, 250 gram biskuit setara dengan 1 kilogram kentang.
Selain itu, kebiasaan minum air putih pun sudah bergeser menjadi air berwarna. Kalorinya pun sangat tinggi. Kebiasaan makan makanan enak dengan kandungan lemak juga dapat menjadi penyebab obesitas pada anak.