Ditolak Bermain Basket Karena Berhijab, Wanita Ini Pun Membuat Petisi
Diskriminasi terhadap umat islam, terutama bagi perempuan muslimah tampaknya masih terlihat jelas. Salah satunya tentang keputusan federasi bola basket internasional yang melarang adanya pemain basket yang mengenakan jilbab atau hijab. Hal ini pun membuat sejumlah pihak geram.
Salah satunya adalah dari pemain basket wanita yang mengenakan hijab bernama Raisa Aribatul Hamidah. Pemain basket dari Surabaya Fever ini mengajukan tuntutan atas keputusan yang ditetapkan oleh organisasi di bawah kepemimpinan Horacio Muratore tersebut.
Wanita berhijab yang sejak 14 tahun menekuni dunia basket tersebut menggugat keputusan FIBA melalui situs Change.Org. Dalam petisinya, ia mengaku akan tetap mengenakan hijab meski bermain di Liga Profesional.
Memang diakuinya bahwa mempertahankan eksistensi hijab dalam basket sangatlah tidak mudah. Hal ini terlihat jelas ketika ia mengikuti kejuaraan basket di Surabaya dimana tim dari Raisa sering mendapatkan technical foul.
Ternyata peringatan tersebut dikarenakan dirinya tidak menggunakan seragam yang sesuai aturan. Yang lebih menyedihkan adalah ketika Raisa tidak bisa memperkuat Timnas Basket Indonesia Muda. Memang ia masuk dalam daftar pemain, akan tetapi ia dipaksa keluar dari posisi tersebut dikarenakan tidak mau melepas hijabnya.
“2008 ditarik kembali dari daftar pemain disebabkan saya tetap ingin berjilbab saat pertandingan. Tahun 2015, kasus serupa juga kembali terulang,” tulis Raisa mengisahkan dalam petisi tersebut.
Karenanya dengan petisi tersebut ia berharap agar organisasi basket internasional dapat menghapus larangan penggunaan hijab yang ada dalam Peraturan Tiga Pasal 4 tentang Tim. Dalam salah satu poinnya disebutkan, “Pemain tidak boleh memakai perlengkapan (benda-benda) yang dapat menyebabkan pemain lain cedera antara lain tutup kepala, aksesoris rambut dan perhiasan.”
Dalam petisi tersebut juga ia menyebutkan bahwa sudah saatnya poin pelarangan tersebut dihapus. Buktinya olahraga lain seperti sepak bola pun sudah tidak memakai aturan tersebut.
“Di cabang olahraga sepakbola pada 2012, FIFA memberikan tenggat waktu sebagai masa uji coba dan mereview kembali aturan tersebut. Dari masa uji coba tersebut, tidak didapatkan bukti yang kuat bahwa penutup kepala dapat membuat cedera pemain, sehingga FIFA benar-benar menghapus larangan tutup kepala selama pertandingan. Mengapa FIBA tidak mengikuti jejak FIFA di sini?” tambah Raisa.
Tak hanya dirinya saja yang tertahan karena peraturan tersebut. Sejumlah muslimah di negara lain pun mengalami hal yang sama. Beberapa diantaranya seperti Bilqis Abdul Qadir di Amerika dan wasit basket Indira Kaljo asal Indonesia.
Baca Juga: Hanya Karena Gunakan Baju Renang Muslimah, Siswi Mts Ini Didiskualifikasi Dalam Lomba Renang MuslimahSemoga petisi tersebut bisa terealisasi sehingga wanita muslimah bisa berprestasi juga di dunia olahraga. Aamiin