Belajarlah Bersyukur Dari Kakek Dan Nenek Yang Pantang Menyerah Ini
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia seringkali enggan untuk bersyukur. Bahkan yang terucap dari mulut hanya keluh dan kesah semata. Dirinya selalu menatap ke atas tanpa pernah melihat kehidupan masyarakat yang di bawahnya. Padahal alangkah patut bersyukurnya kita atas kehidupan yang diberikan ketika melihat orang yang lebih susah kehidupannya.
Belajarlah dari kehidupan seorang kakek dan juga nenek yang satu ini. Meski kehidupan mereka berbeda, namun semangat mereka sama yakni senantiasa bersyukur dan pantang menyerah.
Nenek Marto penjual buah rambutan (Foto: Tribun) |
“Sempat membeli buah-buahan yang dijual Marto di titik 0 Malioboro. Ternyata beliau bertempat tinggal di Godean dan sehari-hari pulang pergi dengan bus kota jalur 15,” tulisnya.
Bagaimana tidak terketuk hati melihat nenek tersebut, dengan berjalan tertatih-tatih dan tanpa alas kaki ia enggan untuk mengemis dan lebih memilih berjualan buah rambutan,
“Beliau berjalan sangat tertatih-tatih dan tanpa alas kaki,” tambahnya.
Berbagai komentar dukungan pun ditulis oleh para netizen lainnya. Seperti yang ditulis oleh akun Koko yang berdoa agar nenek tersebut diberi kelimpahan rezeki.
“Semoga selalu diberi kesehatan dan rezeki yang melimpah.”
Sementara akun Andreas Tony Blade menyatakan bahwa nenek tersebut menjadi contoh orang yang bersyukur.
“Beliau sudah dimuliakan Tuhan.. karena beliau tetap bersyukur dan berusaha. Saya yakin di dalam hati beliau penuh doa.”
Kakek Joyowasito penjual pot bunga (Foto: Tribun) |
Kakek bernama Joyowasito ini saat itu membawa 6 buah pot yang ia letakkan di atas pikulannya. Ketika ditanya tentang umurnya, kakek yang semangatnya patut dijadikan contoh ini menjawab bahwa ia tidak tahu umurnya sekarang. Namun bisa jadi sudah 100 tahun.
Di usianya yang mencapai satu abad tersebut, kakek Joyowasito masih tetap mengais rezeki dengan tangannya sendiri sebagai bentuk rasa syukurnya. Ia enggan untuk meminta-minta meski raga sudah tidak pantas untuk menopang beratnya pot bunga tersebut.
“Selama saya masih kuat cari uang sendiri, saya akan terus bekerja. Selain itu, berjualan juga menjadi hiburan bagi saya,” ucap kakek yang diketahui berasal dari Kasongan, Bantul.
Meski tinggal bersama anaknya yang pengrajin gerabah, ia tidak ingin menjadi beban anaknya semata. Justru ia berusaha untuk sama-sama membangun ekonomi anaknya dengan berjualan pot hasil kerajinan anaknya tersebut.
Memang berjualan pot bunga bukan menjadi hal yang baru bagi kakek yang satu ini. Sudah sejak dulu ia berjualan hingga ke Jakarta ataupun Surabaya dan tidak menyerah dengan keadaan.
Baca Juga:
- Tak Ingin Menyusahkan Orang Lain, Kakek Renta Ini Tetap Mengais Rezeki Lewat Berjualan Cendol
- Kisah Mengharukan: Ibu Tua Penjual Kue Dan BBM
- Walaupun Hanya Jualan Bawang, Nenek Ini Tak Pernah Bisa Lepas Dari Membaca Al Qur’an
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah kakek dan nenek inspiratif tersebut sehingga dalam menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan rasa syukur dan pantang menyerah. Wallahu A’lam