Salut! Polisi Ini Rela Jadi Pemulung Sampah Demi Mencari Tambahan Nafkah Halal
Dalam kesehariannya bertugas, pria 58 tahun ini bertugas menjadi penguji para warga yang membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satuan Lalulintas Polresta Malang. Tak hanya itu saja, ia juga bertugas menjaga lalu lintas yang ada di sepanjang Kota Apel.
Namun seragam yang membuatnya gagah tersebut, berubah 180 derajat setelah dirinya tak berada di jam tugas kerja. Dengan kaos lusuh, Bripka Seladi begitu cekatan memilah milih sampah yang oleh sebagian orang dipandang sebagai hal yang tidak memiliki nilai jual.
Bagi Bripka Seladi, menjadi seorang pemulung bukanlah sebuah profesi yang hina. Ia justru berkata, “Saya melirik, wah ini rezeki. Jangan dibuang-buang. Buat sampingan tambahan.”
Pekerjaan sampingan menjadi seorang pemulung sampah sudah ditekuni Bripka Seladi sejak tahun 2006 dimana saat itu ia melihat seorang pemulung sampah tengah mencari-cari sampah di sekitar kantornya.
Baginya hal tersebut menjadi peluang mendapatkan rezeki selain gaji bulanan. Memang tidak banyak yang ia dapat dalam seharinya yakni 25 ribu hingga 50 ribu perhari. Namun hal tersebut dirasa cukup untuk bisa menghidupi istri dan anaknya.
“Yang penting halal,” ucapnya
Perjalanan Kisah Menjadi Pemulung Sampah
Pada tahun 2006 yang menjadi awal-awal Bripka Seladi mencoba profesi barunya, ia berkeliling mencari dan memungut sampah ke bak-bak sampah. Agar bisa cepat mendapatkan hasil, ia pun menggunakan sepeda ontel yang dibelinya pada tahun 1978, ketika menjadi seorang polisi.
Akan tetapi sejak tahun 2008, ia mulai menjadi pengepul sampah dari pemulung yang lain. Dan kini berkat kerja kerasnya menjadi pemulung, ia pun bisa membeli mobil pick up guna mengangkut kumpulan sampah dari para pemulung lainnya.
Bripka Seladi memang bukanlah seorang yang kaya sehingga untuk bisa mengepul sampah, ia kemudian meminjam tempat dari temannya, yakni sebuah gudang yang berada di Jalan Dr Wahidin Kecamatan Klojen, Kota Malang. Gudang tersebut kurang lebih berada 100 meter dari kantornya sehingga tanpa perlu banyak waktu, ia bisa langsung melakukan pekerjaan sampingan usai melaksanakan tugas dinasnya.
Polisi Yang Jujur
Sejak menjadi polisi di tahun 1978, pria yang lahir di Dampit, Kabupaten Malang ini memang menjadi seorang polisi yang jujur. Ia tidak ingin pekerjaan halalnya dikotori dengan uang hasil suap.
Memang menurutnya ada saja orang yang berusaha memberikan ‘hadiah’, baik ketika dinas maupun saat berada di rumah. Tapi semuanya ia tolak dan justru ia berpesan kepada anaknya agar mengembalikan ‘hadiah’ tersebut jika dikirim ke rumah.
Bripka Seladi sadar betul bagaimana pandangan masyarakat terhadap polisi saat ini dimana banyak terjadi polisi yang kedapatan menerima suap. Ia tidak ingin hal tersebut menimpa dirinya sehingga alhasil ia lebih memilih jalan halal menjadi seorang pemulung.
Memang tidak banyak yang mau berpikiran seperti Bripka Seladi dimana terkadang profesi yang harusnya disegani berubah menjadi seorang yang dianggap hina oleh sebagian orang hanya demi mencari penghasilan yang halal. Padahal pekerjaan tersebut lebih mulia daripada melakukan suap menyuap.
Baca Juga:
- Salut! Kapolda Ini Menyamar Dan Tangkap Polisi Yang Lagi Tilang Damai
- Masyaallah, Polisi Ini Rela Sisihkan Gaji Demi Memberangkatkan Umrah Seorang Hafidz
- Santuni Warga Yang Kesusahan, Polisi Ini Rela Tiap Hari Berkeliling Membagikan Sembako
Sebuah tamparan keras untuk para polisi yang masih nyaman dengan aktivitas suap agar segera tersadar dan mengembalikan citra kepolisian yang sesungguhnya.