Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Singkatnya Waktu Menjadi Pertanda Kiamat │ Saat-saat ini kita sering merasakan bahwa waktu begitu cepat berlalu. Kadang tanpa terasa hari yang kita jalani sudah memasuki awal bulan lagi. Semuanya serba cepat meski dalam prakteknya setiap menit ataupun jam sama saja dengan hari-hari yang lalu.
Sebagian dari kita akan mengatakan bahwa itu mungkin dikarenakan banyaknya kesibukan sehingga waktu pun terasa cepat. Meski demikian, faktanya waktu yang kita butuhkan ternyata saat ini bukan lagi 24 jam per hari.
Hal tersebut sudah diungkapkan oleh Rasulullah sejak dahulu dan celakanya adalah fenomena singkatnya waktu merupakan salah satu dari tanda kiamat atau hari akhir. Secara jelas kita kini tengah memasuki gerbang akhir zaman dimana selain singkatnya waktu, berbagai rangkaian menuju hari kiamat pun seakan terlihat jelas dan nyata di depan mata.
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu Rasulullah bersabda, “Hari Kiamat tidak akan datang kecuali waktu semakin singkat. Penyingkatan ini terjadi sedemikian cara seperti satu tahun yang berlalu seperti satu bulan dan satu bulan yang berlalu seperti satu minggu dan satu minggu berlalu seperti satu hari dan satu hari yang berlalu seperti satu jam dan satu jam yang berlalu seperti secepat kilat.” (HR Tirmidzi)
Dalam hadist yang lain disebutkan ucapan Rasulullah yang semakna, tepatnya hadist dari Abu Hurairah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai zaman (terasa) saling berdekatan. Sehingga satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu hari seperti satu jam dan satu jam seperti api yang membakar ujung ranting.”
Hadist tersebut menunjukkan bahwa waktu sekarang ini begitu cepat sehingga diibaratkan secepat api yang membakar ujung ranting. Begitu cepatnya.
Tak hanya waktu yang sangat singkat, Rasulullah juga menyatakan bahwa Hari kiamat akan terjadi seiring banyaknya kendaraan yang mempersingkat jarak di dunia.
“Hari kiamat tak akan datang kecuali insiden berikut ini terjadi. Waktu akan semakin singkat dimana jarak akan semakin pendek dengan digunakannya kendaraan.” (Bukhari, Ahmad Ibn Hanbal)
Kini pernyataan Rasulullah tersebut benar-benar terbukti secara ilmiah. Salah seorang cendikiawan Muslim bernama Harun Yahya mengungkapkan ada getaran alami yang terjadi antara permukaan bumi dengan ionosfer konduktif. Fenomena frekuensi ini dikenal dengan istilah Detak Jantung Dunia atau Resonansi Schumann.
Tahun 1952, Winfried R Schumann yang merupakan seorang ilmuwan Fisika Jerman telah mengukur secara sistematis bagaimana waktu yang semakin singkat berpengaruh pada terjadinya hari kiamat.
“Resonansi Schumann sangat penting karena membungkus bumi. Dengan demikian akan terus menjaga alam dan semua bentuk kehidupan di bawah efeknya.”
Tahun 1950-an, resonansi Schumann menunjukkan shala 7,8 Hertz dan dianggap sebagai frekuensi yang konstant. Akan tetapi di tahun 1980-an terjadi perubahan resonansi menjadi diatas 11 Hertz.
Berdasarkan fakta tersebut, Harun Yahya mengatakan, “Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa angka ini bahkan akan meningkat lagi. Perubahan dalam resonansi Schumann, frekuensi menunjukkan mempercepat waktu.”
Sehingga dengan hal tersebut, waktu 24 jam akan seperti 16 jam ataupun kurang. Tak ada ilmu pengetahuan yang mampu menjeleaskan secara pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi ataupun apa faktor yang mempengaruhinya.
Harun Yahya melanjutkan, “Dengan makin singkatnya waktu, pertanda akhir zaman yang diramalkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terbukti secara ilmiah saat ini.”
Wallahu A’lam
Sebagian dari kita akan mengatakan bahwa itu mungkin dikarenakan banyaknya kesibukan sehingga waktu pun terasa cepat. Meski demikian, faktanya waktu yang kita butuhkan ternyata saat ini bukan lagi 24 jam per hari.
Hal tersebut sudah diungkapkan oleh Rasulullah sejak dahulu dan celakanya adalah fenomena singkatnya waktu merupakan salah satu dari tanda kiamat atau hari akhir. Secara jelas kita kini tengah memasuki gerbang akhir zaman dimana selain singkatnya waktu, berbagai rangkaian menuju hari kiamat pun seakan terlihat jelas dan nyata di depan mata.
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu Rasulullah bersabda, “Hari Kiamat tidak akan datang kecuali waktu semakin singkat. Penyingkatan ini terjadi sedemikian cara seperti satu tahun yang berlalu seperti satu bulan dan satu bulan yang berlalu seperti satu minggu dan satu minggu berlalu seperti satu hari dan satu hari yang berlalu seperti satu jam dan satu jam yang berlalu seperti secepat kilat.” (HR Tirmidzi)
Dalam hadist yang lain disebutkan ucapan Rasulullah yang semakna, tepatnya hadist dari Abu Hurairah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai zaman (terasa) saling berdekatan. Sehingga satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu hari seperti satu jam dan satu jam seperti api yang membakar ujung ranting.”
Hadist tersebut menunjukkan bahwa waktu sekarang ini begitu cepat sehingga diibaratkan secepat api yang membakar ujung ranting. Begitu cepatnya.
Tak hanya waktu yang sangat singkat, Rasulullah juga menyatakan bahwa Hari kiamat akan terjadi seiring banyaknya kendaraan yang mempersingkat jarak di dunia.
“Hari kiamat tak akan datang kecuali insiden berikut ini terjadi. Waktu akan semakin singkat dimana jarak akan semakin pendek dengan digunakannya kendaraan.” (Bukhari, Ahmad Ibn Hanbal)
Kini pernyataan Rasulullah tersebut benar-benar terbukti secara ilmiah. Salah seorang cendikiawan Muslim bernama Harun Yahya mengungkapkan ada getaran alami yang terjadi antara permukaan bumi dengan ionosfer konduktif. Fenomena frekuensi ini dikenal dengan istilah Detak Jantung Dunia atau Resonansi Schumann.
Tahun 1952, Winfried R Schumann yang merupakan seorang ilmuwan Fisika Jerman telah mengukur secara sistematis bagaimana waktu yang semakin singkat berpengaruh pada terjadinya hari kiamat.
“Resonansi Schumann sangat penting karena membungkus bumi. Dengan demikian akan terus menjaga alam dan semua bentuk kehidupan di bawah efeknya.”
Tahun 1950-an, resonansi Schumann menunjukkan shala 7,8 Hertz dan dianggap sebagai frekuensi yang konstant. Akan tetapi di tahun 1980-an terjadi perubahan resonansi menjadi diatas 11 Hertz.
Berdasarkan fakta tersebut, Harun Yahya mengatakan, “Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa angka ini bahkan akan meningkat lagi. Perubahan dalam resonansi Schumann, frekuensi menunjukkan mempercepat waktu.”
Sehingga dengan hal tersebut, waktu 24 jam akan seperti 16 jam ataupun kurang. Tak ada ilmu pengetahuan yang mampu menjeleaskan secara pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi ataupun apa faktor yang mempengaruhinya.
Harun Yahya melanjutkan, “Dengan makin singkatnya waktu, pertanda akhir zaman yang diramalkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terbukti secara ilmiah saat ini.”
Baca Juga: Waspada!! Tanda Kiamat Semakin DekatAkankah kita segera menyadarinya dengan melakukan berbagai keshalehan? Laksanakanlah selagi Allah masih memberikan waktu kepada kita karena waktu tidak bisa dimundurkan kembali.
Wallahu A’lam