Sejak memutuskan untuk benar-benar bertaubat dan berhijrah dari masa lalunya yang kelam, Derry Sulaiman kini aktif berdakwah. Aktifitas dakwah mantan gitaris band metal Betrayer itu pun seperti tak mengenal tempat. Diskotik, club malam, pantai, dll yang selama ini tak terjamah dakwah menjadi lahan garapan dakwahnya.
Di laman Facebooknya, sosok yang sekarang berpenampilan layaknya orang Arab ini menuturkan kisah perjalanan dakwahnya baru-baru ini di Pantai Kuta Bali, Senin (18/4/2016):
Alhamdulillah ... di Kuta beach Bali... Lewat di kerumunan anak anak muda dari New Castle Australia... (Newcastle adalah sebuah kota di Australia yang terletak 160 kilometer di sebelah utara Sydney). Mereka lagi asyik minum beer & bersenang senang...
Saya samperin mereka & berkenalan... ada 1 orang bertanya.... Are you from arab? Saya jawab... No... i stay in bali, sometimes in jakarta and i'm muslim...
Sepertinya mereka agak sedikit takut melihat pakaian saya... (mungkin mereka pikir saya teroris, Hehehe)
Lalu saya bilang.... I m musisian... Gitars player.... Thrash metal....
Subhanallah... Suasana langsung berubah... Mereka bilang... Waww... We are all musisian... And we like metal music.... Paass benerr... Langsung obrolan panjang tentang metal music.... Sampai obrolan tentang kematian & kehidupan akhirat ... And... Dakwah keep going untill magrib adzan berkumandang....
Jadi topik dakwah sore tadi adalah how we go to die with smile & peace.... With Laa ilaaha illAllah
Semoga perjumpaan tadi menjadi asbab hidayah... Aamiiiin....
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, pelantun 'Dunia Sementara Akhirat Selamanya' (DSAS) ini menceritkan kenapa berdakwah ke tempat-tempat yang 'tak biasanya'.
"Dakwah ini kan bukan hanya di masjid saja. Kalau dakwah di masjid saja sih, gampang," ujar pria kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, 1 Agustus 1979 ini.
Kata Derry, banyak pengalaman pahit yang dialaminya saat berdakwah ke berbagai tempat. "Diejek orang, diusir, dibilang sok alim, sok nabi, digeledah, dibilang teroris. Macam-macamlah. Orang-orang yang nggak suka banyak," sahutnya.
Meski sering dapat perlakuan tak menyenangkan saat berdakwah, Derry tetap tegar. "Rasullullah SAW itu manusia terindah wajahnya, termulia akhlaknya. Keringatnya bau kasturi. Tapi itu saja dilempar batu ketika dakwah. Gimana kita?" ujarnya retoris.
Dikatakan Derry, semakin berat tantangan yang dihadapinya saat berdakwah, dirinya semakin yakin apa yang dilakukannya benar. Hal itulah yang membuat pria kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, itu teguh bak batu karang.
"Semakin tantangan itu berat, semakin besar iman yang masuk. Saya semakin merasa memiliki agama. Semakin banyak orang yang menentang nggak suka, semakin saya yakin ini benar," tandasnya sosok yang memelihara jenggot itu.
Di laman Facebooknya, sosok yang sekarang berpenampilan layaknya orang Arab ini menuturkan kisah perjalanan dakwahnya baru-baru ini di Pantai Kuta Bali, Senin (18/4/2016):
Alhamdulillah ... di Kuta beach Bali... Lewat di kerumunan anak anak muda dari New Castle Australia... (Newcastle adalah sebuah kota di Australia yang terletak 160 kilometer di sebelah utara Sydney). Mereka lagi asyik minum beer & bersenang senang...
Saya samperin mereka & berkenalan... ada 1 orang bertanya.... Are you from arab? Saya jawab... No... i stay in bali, sometimes in jakarta and i'm muslim...
Sepertinya mereka agak sedikit takut melihat pakaian saya... (mungkin mereka pikir saya teroris, Hehehe)
Lalu saya bilang.... I m musisian... Gitars player.... Thrash metal....
Subhanallah... Suasana langsung berubah... Mereka bilang... Waww... We are all musisian... And we like metal music.... Paass benerr... Langsung obrolan panjang tentang metal music.... Sampai obrolan tentang kematian & kehidupan akhirat ... And... Dakwah keep going untill magrib adzan berkumandang....
Jadi topik dakwah sore tadi adalah how we go to die with smile & peace.... With Laa ilaaha illAllah
Semoga perjumpaan tadi menjadi asbab hidayah... Aamiiiin....
Mantan Gitaris Band Ini Berdakwah di Diskotik, Club Malam dan Pantai Kuta |
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, pelantun 'Dunia Sementara Akhirat Selamanya' (DSAS) ini menceritkan kenapa berdakwah ke tempat-tempat yang 'tak biasanya'.
"Dakwah ini kan bukan hanya di masjid saja. Kalau dakwah di masjid saja sih, gampang," ujar pria kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, 1 Agustus 1979 ini.
Kata Derry, banyak pengalaman pahit yang dialaminya saat berdakwah ke berbagai tempat. "Diejek orang, diusir, dibilang sok alim, sok nabi, digeledah, dibilang teroris. Macam-macamlah. Orang-orang yang nggak suka banyak," sahutnya.
Meski sering dapat perlakuan tak menyenangkan saat berdakwah, Derry tetap tegar. "Rasullullah SAW itu manusia terindah wajahnya, termulia akhlaknya. Keringatnya bau kasturi. Tapi itu saja dilempar batu ketika dakwah. Gimana kita?" ujarnya retoris.
Dikatakan Derry, semakin berat tantangan yang dihadapinya saat berdakwah, dirinya semakin yakin apa yang dilakukannya benar. Hal itulah yang membuat pria kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, itu teguh bak batu karang.
"Semakin tantangan itu berat, semakin besar iman yang masuk. Saya semakin merasa memiliki agama. Semakin banyak orang yang menentang nggak suka, semakin saya yakin ini benar," tandasnya sosok yang memelihara jenggot itu.