Kisah Anak Durhaka: Kaki Diamputasi Karena Hina Sang Ibu │ Salah satu dosa besar yang disegerakan balasan atau akibatnya adalah durhaka kepada orang tua terutama kepada ibu. Durhaka kepada sosok yang telah melahirkan dan membesarkannya ini akan membuat Allah tidak ridho dengan kehidupan sang anak. Tak salah jika banyak kita temui akibat buruk sejak di dunia yang ditimpakan kepada anak durhaka tersebut.
Sama seperti kisah anak durhaka yang satu ini dimana ia diuji dengan ibunya yang lumpuh. Sang ibu hanya bisa berbaring dan duduk di kursi roda sembari diurus oleh pembantu yang sengaja disewa untuk memenuhi kebutuhan sang ibu seperti bersih-bersih, makan, minum dan buang air.
Sementara anaknya tidak sedikit pun membantu. Akan tetapi hanya satu hal saja yang ia mau yaitu mendampingi ibunya ke bank untuk mengambil uang tunjangan pensiun yang setiap bulan diterima sosok yang melahirkannya tersebut.
Meski mau mengantar dan mendampingi, gumaman dan lontaran menyayat hati diucapkan oleh anaknya sembari menuju bank yang dituju.
“Jika bukan karena kau yang terima uang tunjangan tersebut, aku tak akan mau mendampingi dan mendorong kursi rodamu” Ucap anaknya dengan ketus.
Ketika mereka telah sampai di bank yang dituju dan sang ibu telah mendapatkan uang tunjangannya, si laki-laki durhaka itu pun segera mengambilnya dari sang ibu tanpa menyisakan sedikit pun.
Sampailah mereka di rumah dan sang ibu diserahkannya pada pembantu. Sementara ia segera beranjak dari rumah menuju tempat hiburan untuk sekedar berfoya-foya dengan uang milik ibunya. Sebuah contoh anak yang tidak berperikemanusiaan.
Seperti itulah hari-hari yang dilalui sang ibu dan anaknya yang durhaka. Hingga suatu hari ketika ibunya telah tiada, laki-laki itu pun mengalami sebuah kecelakaan dan mengharuskan kakinya diamputasi dikarenakan tergilas cukup hebat oleh mobil besar. Kini ia pun lumpuh dan menempati kursi roda seperti yang terjadi pada ibunya dahulu.
Hati laki-laki itu sedih dan lemas tak berdaya. Tak ada keluarga ataupun saudara yang mau membantunya. Yang ada hanya pembantunya dahulu yang telah merawat sang ibunda.
Namun penyesalan memang akan selalu datang belakangan. Perilaku terhadap ibunya dulu terus menerus membayangi kehidupan yang kini harus ia jalani tanpa kaki. Sebuah karma yang harus ia rasakan karena telah durhaka kepada seorang ibu.
Semoga kisah ini menjadikan kita untuk senantiasa berbakti kepada orang tua apapun kondisinya. Karena merekalah yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Mereka juga yang menjadi jalan keridhoan dalam hidup yang kita jalani dan kita tidak mendapat azab anak durhaka. Aamiin
Wallahu A’lam
Sama seperti kisah anak durhaka yang satu ini dimana ia diuji dengan ibunya yang lumpuh. Sang ibu hanya bisa berbaring dan duduk di kursi roda sembari diurus oleh pembantu yang sengaja disewa untuk memenuhi kebutuhan sang ibu seperti bersih-bersih, makan, minum dan buang air.
Sementara anaknya tidak sedikit pun membantu. Akan tetapi hanya satu hal saja yang ia mau yaitu mendampingi ibunya ke bank untuk mengambil uang tunjangan pensiun yang setiap bulan diterima sosok yang melahirkannya tersebut.
Meski mau mengantar dan mendampingi, gumaman dan lontaran menyayat hati diucapkan oleh anaknya sembari menuju bank yang dituju.
“Jika bukan karena kau yang terima uang tunjangan tersebut, aku tak akan mau mendampingi dan mendorong kursi rodamu” Ucap anaknya dengan ketus.
Ketika mereka telah sampai di bank yang dituju dan sang ibu telah mendapatkan uang tunjangannya, si laki-laki durhaka itu pun segera mengambilnya dari sang ibu tanpa menyisakan sedikit pun.
Sampailah mereka di rumah dan sang ibu diserahkannya pada pembantu. Sementara ia segera beranjak dari rumah menuju tempat hiburan untuk sekedar berfoya-foya dengan uang milik ibunya. Sebuah contoh anak yang tidak berperikemanusiaan.
Seperti itulah hari-hari yang dilalui sang ibu dan anaknya yang durhaka. Hingga suatu hari ketika ibunya telah tiada, laki-laki itu pun mengalami sebuah kecelakaan dan mengharuskan kakinya diamputasi dikarenakan tergilas cukup hebat oleh mobil besar. Kini ia pun lumpuh dan menempati kursi roda seperti yang terjadi pada ibunya dahulu.
Hati laki-laki itu sedih dan lemas tak berdaya. Tak ada keluarga ataupun saudara yang mau membantunya. Yang ada hanya pembantunya dahulu yang telah merawat sang ibunda.
Namun penyesalan memang akan selalu datang belakangan. Perilaku terhadap ibunya dulu terus menerus membayangi kehidupan yang kini harus ia jalani tanpa kaki. Sebuah karma yang harus ia rasakan karena telah durhaka kepada seorang ibu.
Semoga kisah ini menjadikan kita untuk senantiasa berbakti kepada orang tua apapun kondisinya. Karena merekalah yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Mereka juga yang menjadi jalan keridhoan dalam hidup yang kita jalani dan kita tidak mendapat azab anak durhaka. Aamiin
Wallahu A’lam